E P I L O G

961 97 43
                                    

Ledakan Dahsyat di Sebuah Bangunan Menewaskan 3 Orang Remaja

Ia membaca headline surat kabar dua bulan lalu. Masih tidak percaya hal tersebut terjadi begitu cepat. Tepat di depan matanya.

Ledakan itu yang telah merenggut nyawa ketiga temannya. Ledakan itu yang telah mengakhiri sebuah permainan. Ledakan itu yang membawa mereka pada---mungkin---kekalahan.

"Secara nggak langsung Bunda udah menyelamatkan nyawaku. Meskipun ingatanku taruhannya."

Dan sejak kejadian itu, Arash jadi tahu, tidak ada orang tua yang seperti monster. Tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya mati. Begitupun dengan apa yang Nita lakukan. Wanita itu semata hanya ingin menyelamatkan Arash dari rusaknya kehidupan di bumi.

Mungkin dua bulan yang lalu, dimatanya, Nita tampak seperti seorang penjahat. Dia tidak pernah melihat Nita sebagai sosok seorang ibu yang menyayangi anaknya. Tapi hari ini, ia sadar bahwa wanita di depannya adalah malaikat yang sesungguhnya.

Tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya mati. Namun sayang, pernyataan ini tidak akan pernah berlaku pada Nesya atau pun Raihan.

Sekitar dua bulan yang lalu....

Boom!

Suara itu menggema pada tiap-tiap pasang telinga. Ledakan dahsyat yang berasal dari bawah tanah membuat bangunan tersebut mengalami reruntuhan secara berkala.

"Arash jangan ke sana!"

Ia menjerit. Berusaha sekuat tenaga untuk berlari menyelamatkan teman-teman. Namun, naas... ledakan beruntun itu membuat tubuhnya terpental jauh.

Terluka.

"Aku harus menyelamatkan mereka, Bunda!"

Ia berontak saat Nita dengan kuat menahannya. Dengan susah payah, usahanya sia-sia. Tubuhnya terlalu lemas untuk melawan. Ditambah, beberapa polisi pun saling memberi peringatan bagi semua orang untuk menjauh dari bangunan sekiranya sampai sepuluh meter.

Akal culas para impostor itu terlalu sempurna. Mereka terlalu lihai untuk memainkan peran sebagai seorang penjahat. Mereka tahu bahwa jika ledakan terjadi di sebuah ruang bawah, bangunan itu akan bergetar, tanah akan bergetar. Akibatnya perlahan bangunan akan mengalami reruntuhan karena guncangan yang begitu kuat. Gelombang kejut yang dihasilkan setelah ledakan akan sebesar 6.490 meter per sekon. Sehingga tidak akan ada siapapun yang bisa menyelamatkan tiga orang itu.

Dan sekali lagi, ini bukan rencana. Ini strategi.

Beberapa menit usai ledakan, tim kepolisian melakukan pencarian terhadap para korban. Dua penjaga yang ada di depan sana mengalami luka ringan. Keduanya ditangkap, disuguhi seribu satu pertanyaan atas apa yang telah terjadi dan tentang misteri yang ada di balik layar.

"Siapkan tim untuk ke bandara! Para pelaku itu berusaha untuk melarikan diri!" Samar suara salah satu polisi menghubungi rekan kerjanya yang masih berpusat di kota. Setidaknya sampai para polisi menemukan informasi perihal kepergian para bedebah itu.

Tiga karung jenazah dinaikkan ke atas perahu. Seorang wanita tampak menangis tersedu-sedu ketika melihat jasad anaknya. Ia benar-benar kehilangan satu-satunya mutiara kehidupannya.

UTBK : Misteri di Balik LayarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang