38 : Boomerang

489 76 11
                                    

Please, don't forget to vote this part!

***


Satu.

Dua.

Tiga.

"Bajingan!"

Bugh!

Satu dari mafia itu tersungkur. Pukulan Raihan mendarat tepat sasaran. Ya, dia datang tepat waktu.

"Bangun lo!" Raihan dengan bengis menarik tubuh mafia itu. Memukulnya sekuat tenaga, sementara mafia yang satunya masih memegang tangan Sofia. Bahkan mereka tidak segan-segan akan melempar Sofia ke bawah jika Raihan masih terus melawan.

"Raihan, mending lo pergi aja! Nggak usah pikirin gue! Pergi, Raihan!" teriak Sofia.

"Nggak, Sof! Gue ke sini buat nolong lo!"

Bayangkan saja, jika tiba-tiba jembatan itu roboh, tidak hanya nyawa Sofia yang melayang, tapi semuanya.

Mafia itu berhasil menjagal kaki Raihan, membuatnya terjatuh. Sampai dirinya pun ikut tertangkap. Dan di sisi lain, Triani tersenyum waswas. Kalau rencananya berhasil, dua nyawa akan melayang sekaligus, Raihan dan Sofia.

"Oh, jadi lo yang namanya Triani?!"

Triani tersenyum sumir ketika melihat Raihan berusaha berontak. Dia mendekat. "Iya. Kenapa? Masih kekeh buat bongkar misteri ini setelah dua kali lo gagal? Kalaupun nanti lo berhasil, gue yakin lo akan lebih hancur setelah tahu semuanya! Dan sebelum itu semua terjadi, lebih baik lo mundur sebelum lo benar-benar hancur, habis, tanpa sisa!"

"Mundur sebelum berperang bukan jalan yang bakal gue ambil!"

"Ya itu terserah lo! Dalam hidup itu kita punya pilihan. Dan pilihannya cuma dua, mau naik ke kapal musuh atau bertahan di kapal sendiri tapi lama-lama mulai tenggelam."

"Gimana kalau akhirnya kapal musuh yang lebih dulu tenggelam, karena terlalu banyak menampung beban?! Lebih baik gue bertahan di kapal sendiri, dan cari cara untuk memperbaiki kapal itu."

"Lo tuh udah terlalu rusak untuk diperbaiki!"

Raihan tertawa. Perumpamaan dari mana itu? Setiap yang rusak masih bisa diperbaiki, tapi setiap yang hancur, tidak mungkin bisa disatukan kembali.

"Tapi masih bisa diperbaiki, kan, meski udah nggak seutuhnya? Beda sama lo, lo itu udah terlalu hancur untuk disatukan lagi!"

Triani panas dingin. Raihan selalu saja punya celah untuk melawannya. Dia khawatir, kekalahan datang tiba-tiba jika tindakannya tidak segera dilakukan.

"Lempar mereka berdua! Sekarang!"

Apakah ini sudah benar-benar akhir dari semuanya, Tuhan? Benarkah kapal musuh yang akan menang? Benarkah kapal Raihan akan tenggelam detik ini juga?

Bugh!

Bugh!

"Satu sama!"

Triani bahkan sampai tidak sadar, dari mana datangnya orang itu yang tiba-tiba berhasil membuat dua mafia tadi tersungkur.

Raihan dan Sofia terlepas. Untung saja, Arash datang tepat waktu. Tatapan Raihan penuh tanya, dan Arash pun langsung mengerti arah pertanyaannya. "Aman, Nesya udah sadar. Makanya gue ke sini!"

Sekarang pertarungan benar-benar dimulai. Jangan tanyakan lagi kemampuan bela diri mereka. Berkelahi itu sudah jadi hal biasa bagi mereka bukan?

"Sekarang balik lagi pertanyaannya, gimana kalau kapal musuh yang lebih dulu tenggelam?" Raihan memicingkan mata sebentar. Kemudian dia menatap intens mata Triani. Sangat kentara jika sekarang Triani ketakutan.

UTBK : Misteri di Balik LayarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang