37 : Jebakan Sofia

574 77 5
                                    

Please, don't forget to vote this part!

***

Suasana makan malam di rumah Bu Lida agak sedikit canggung. Pasalnya, ini kali pertama Sofia berada di posisi yang menurutnya rumit. Dia asing dengan keluarga ini. Terlebih lagi posisinya juga bukan siapa-siapa, hanya sebatas anak didik Bu Lida.

Sofia sebetulnya sudah bertemu dengan Triani sejak tadi siang. Benar. Dia orang yang sama. Tapi Sofia belum berani ambil sikap untuk rencana mengelabuhi Triani. Sofia hanya tidak ingin terlalu buru-buru. Dirinya ingat sewaktu Nesya pernah berkata, jika Triani seperti memiliki tenaga dalam yang bisa menyerangnya.

Dan sebelum Sofia bertindak, maka kekalahan yang akan datang lebih dulu jika dirinya gegabah.

Triani itu bukan lawannya.

"Sofia, Ibu harus ke asrama. Ada masalah sama anak-anak. Ada sedikit keributan di sana. Kamu sama Triani yang akur. Ibu tinggal, ya."

Bu Lida mengelus kepala Sofia dengan gemulai. Perkataannya juga semanis itu. Sofia membayangkan, andai mamanya sebaik Bu Lida, mungkin dia akan jadi anak paling bahagia.

"Tri, yang akur sama Sofia. Biar dia betah tinggal di sini lebih lama. Tante titip Sofia, ya. Kalau ada apa-apa telepon saja."

"Siap, Tante."

Begitu Bu Lida berlalu, suasana kembali canggung. Sofia jadi tidak nafsu untuk menghabiskan makanannya. Demi apa pun, dia ingin pulang ke rumah. Dia lebih baik bertemu mama yang garang daripada harus berada di situasi yang sekaku ini.

Ini sangat membosankan. Batinnya.

"Kalau bosan, mending lo belajar deh. Kerjain latsol atau apa gitu. Katanya lo ikut UTBK, kan? Biar persiapan lo lebih matang aja," kata Triani.

Sofia terkejut bukan main. Bagaimana Triani tahu jika dirinya merasa bosan? Bagaiamana Triani mengerti apa yang diucapkannya dalam hati?

"Ya udah, kalau gitu gue ke kamar duluan, Kak."

Jika benar bahwa Triani bisa membaca pikiran orang, itu berarti tidak ada celah baginya untuk mengelabuhi Triani supaya mengaku dan memberitahu siapa impostor itu.

Sekarang jadi persoalan yang rumit. Sofia mana mungkin memberitahu teman-teman soal ini. Ya karena itu berbahaya jika sampai Triani tahu siapa dirinya dan tim intelijen itu. Yang Sofia butuhkan adalah strategi.

Dia melirik buku latihan soalnya di meja. Hanya satu rencana yang ada di kepalanya. Mungkin berpotensi ketahuan, tapi rencana ini yang lebih manusiawi daripada rencana-rencana sabotase yang selalu ada pikiran Raihan.

"Cari soal yang paling sulit. Mana, ya? Nah, ini aja kali, ya? Kata Bu Lida, kan, dia anak IPA tapi ambil soshum. Harusnya dia bisa jawab kalau gue tanya soal kimia."

Sebelum rencana kecilnya dimulai, Sofia sudah mewanti-wanti dirinya supaya tidak memikirkan apa pun dalam kepalanya, apalagi sampai berbicara dalam hati.

Dia menemui Triani di ruang tengah. Orang itu sedang sibuk dengan tugas-tugas kuliahnya. Sofia mendekat, duduk di sampingnya. Sesaat kemudian, dia menyodorkan buku latihan soalnya kepada Triani. "Kak, gue boleh tanya nggak?"

"Apa?"

"Gue mau tanya soal kimia. Gue nggak paham jadi nggak bisa ngerjain."

Gas metana dapat dihasilkan melalui reaksi berikut:
CO(g) + 3H2(g) ---> CH4(g) + H2O(g)
Pada P dan T yang sama, volume gas CH4 (Mr = 16) yang dihasilkan dari 0,7 g gas CO (Mr = 28) adalah seperempat dari volume 2,8 g gas X. Massa molekul relatif gas X adalah...

UTBK : Misteri di Balik LayarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang