12 : Soal Sebab Akibat

745 96 3
                                    

Tes, tes, tes... satu, dua, tiga.
Surabaya, 12 April 2021. Melaporkan, kami sudah berada di lokasi UTBK dengan titik kumpul di gerbang kampus. Kami menunggu pergantian sesi untuk bisa memasuki gedung.

Suara itu berasal dari walkman yang Nesya ambil. Itu terjadi tahun lalu di Surabaya. Teman-teman Nesya menduga suara tersebut berasal dari seseorang yang ditugaskan sebagai pengamat situasi atas berlangsungnya aksi kecurangan.

"Itu artinya tahun lalu terjadi di Surabaya? Apa nggak sebaiknya beberapa dari kita riset ke sana buat cari informasi lagi?" ujar Farida sambil membuka peta di ponselnya, menggulir layar hingga menemukan kampus yang kemungkinan tahun lalu menjadi tempat beraksiya kasus itu.

"Ke Jogja aja nggak sih kita risetnya?" Tiba-tiba Nesya berujar. Dia ingat waktu itu mendengar seseorang mengatakan kalau Yogyakarta menjadi lokasi yang dituju di tahun ini.

"Kok Jogja? Kita mau dapat apa ke Jogja? Foto sama bule?"

"Buka gitu. Maksud gue tuh, tahun ini Yogyakarta yang dijadikan tempat tujuan. Barangkali mereka udah mempersiapkan markas atau hal lainnya. Jadi kalau kita ke Jogja, kita bisa---"

Raihan memotong ucapan Nesya, "Nggak. Kita nggak akan ke Surabaya. Kita bisa cari informasi tersebut melalui peserta tahun lalu yang pernah ke sana. Kita desak dia buat ngomong seperti yang pernah kita lakukan ke Maya! Dan kalau Yogyakarta, kita baru bisa beraksi ketika UTBK dimulai."

Itu ide yang bagus. Jadi mereka tidak perlu jauh-jauh ke Surabaya kalau di sini saja mereka masih mendapatkan cukup informasi.

"Maksud lo kita bakal sabotase gitu di Jogja?" Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut Arash.

Raihan menatap temannya satu per satu. Lelaki itu tidak kunjung memberikan jawaban atas rencananya yang satu ini. Sampai Nesya pun bertanya-tanya.

"Itu senjata utama kita, jadi jangan dibocorin sekarang!"

****

Sebuah mobil sedan berhenti di dekat pekarangan rumah seseorang. Mengintai sesuatu dari balik jendela. Sesaat terdengar suara samar-samar dari beberapa orang yang tengah mengobrol.

"Tumben nih Bu Nita belanja banyak, mau ada acara?"

"Bukan. Saya mau masak pindang nila buat anak saya, makanan kesukaan dia."

"Owalah, buat Mas Arash?"

"Iya, Bu. Masalahnya sudah lama nggak saya masakin pindang nila."

Hanya sekelebat sampai akhirnya orang itu memasuki rumah.

Jendela mobil sedan itu mulai menutup. Seseorang di dalamnya tersenyum penuh kepuasan.

"Sepertinya wanita tadi orang tua Arash. Dia bilang mau masak buat anaknya. Itu artinya Arash ada di dalam," kata Diana. "Coba kamu hubungi teman kamu, untuk mengecek di mana Nesya berada!"

Imel mengetikkan nomor seseorang lalu menghubunginya. Tidak lama setelah itu, muncul suara temannya yang memberitahunya soal posisi Nesya sekarang.

"Gimana, guys?"

"Tadi kita udah ikutin Nesya sewaktu pulang bimbel. Dia pergi berdua sama seseorang ke toko barang bekas."

"Siapa?"

"Kita nggak kenal. Laki-laki, tapi bukan Arash."

UTBK : Misteri di Balik LayarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang