67 : Jam Keramat

477 73 47
                                    

did u see Universitas Indonesia? yes, it's in multimedia. what will it be their university?

just wait and see.

•••

Bab 67

23 Juni 2022

Rasanya dejavu ketika kembali membuka portal pengumuman. Ah, lagi-lagi pukul tiga, jam keramat itu benar-benar membuat Nesya trauma duduk di depan laptop, dengan perasaan takut jikalau warna merah muncul secara tiba-tiba di depan matanya.

Hari sebelumnya ia mungkin lebih leluasa. Bisa sedikit bernapas lega ketika portal itu dibuka bersama-sama dengan seluruh teman sekolahnya saat pengumuman SNMPTN hari itu. Namun, hari ini Nesya bersumpah rasanya seperti disihir untuk diam, tubuhnya seakan terbelut rantai yang sangat kuat, alih-alih bisa melepaskan satu ikatan rantai itu, nyatanya ikatannya justru semakin kuat. Dia tidak mampu membayangkan bagaimana perasaan orang tuanya usai pengumuman nanti.

"Buka portalnya cepat!" titah ayahnya tak sabar.

Satu hal yang Nesya pikirkan usai portal itu terbuka adalah menutup mata.

"Error, Yah. Lebih baik nanti malam aja, ya?"

Gadis itu berharap sang mama mengangguk menyetujui, tetapi justru sebaliknya. "Kan bisa pakai web mirror, Nesya! Kamu jangan banyak alasan untuk mengulur waktu!"

Tangannya bergetar saat menggulir kursor. Diam-diam ia mencuri pandang wajah kedua orang tuanya yang ternyata sudah sangat menyeramkan. Apalagi adik laki-lakinya itu malah menatapnya penuh khawatir.

"Ingat, Nesya, hidup kamu tergantung hasil SBMPTN itu. Kalau kamu lolos, kamu beruntung. Tapi kalau tidak, silakan kamu angkat kaki dari rumah ini. Karena tanggung jawab kami untuk menjadikanmu anak sudah selesai!"

"Ayah mau ngusir, Nesya?" Demi apa pun, ini rasanya sakit sekali. "Nesya kan nggak pernah minta, Yah, buat jadi anak kalian. Bahkan kalau bisa milih, Nesya lebih baik tetap di panti asuhan aja. Nesya bisa tentuin hidup Nesya sendiri tanpa tuntutan yang nggak mampu Nesya penuhin. Maaf kalau Nesya nggak sopan, tapi dengan kalian adopsi Nesya, artinya kalian siap atas tanggung jawab itu sampai Nesya menjadi tanggung jawab laki-laki yang akan jadi suami Nesya suatu saat nanti."

Plak!

Tamparan itu, Nesya tidak akan pernah lupa bagaimana sakitnya.

"Dasar anak tidak tahu terima kasih ya kamu!" Farhan murka. "Kelakuan kamu itu tidak ada bedanya dengan orang tua kamu yang bajingan!"

Shit!

Busur panah itu menancap tepat sasaran.

"Oh, Ayah lagi nyindir diri sendiri, ya?" balas Nesya.

Farhan semakin naik pitam. Pria itu nyaris memukul Nesya jika Farah tidak segera menarik tangan Nesya. "Sudah cukup, Mas! Jangan pernah kamu bahas mereka di depan Nesya!"

Dan lagi, busur panah itu menancap tepat sasaran.

"Jadi kalian selama ini tahu siapa orang tuaku?!" Sesuatu dalam dirinya mulai berkecamuk. Entah mengapa rasanya tiba-tiba sesak.

Mama bohong soal adopsi itu?

Dan ayah, dendam apa yang ayah punya terhadap orang tua kandungnya?

"KENAPA KALIAN DIAM? JAWAB, MA?!"

Kamu anak Mama. Hari itu, Nesya pernah bahagia begitu mendengar Farah mengatakan kalimat, kamu anak mama. Tapi hari ini, ia tahu bahwa semuanya hanyalah pura-pura. Semuanya hanyalah kebohongan yang sempurna.

UTBK : Misteri di Balik LayarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang