The Avengers
Nesya
Guys, gue dapat info katanya bokapnya Arash meninggal. Kita mau ke sana nggak?Sakha
Hah? Serius Nes? Terus kita ke Italy gitu?Arash
@Sakha ANJING LO! LO DOAIN BOKAP GUE MATI?!Sakha
Lah, tuh kata Nesya!Nesya
Sori. Maksudnya papanya Sabita.Farida
Gue nggak ikut yaSofia
Turut berduka cita. Tapi sori gue juga nggak bisa ikut. Nyokap gue tiba-tiba dateng ke asrama.Raihan
Shareloc! Gue on the wayArash
📍share locationSekalian gue mau ngomong sesuatu. Soal mobil jeep yang nabrak bokapnya Sabita. Mobil itu pernah ngikutin gue sebelumnya.
Raihan
Mobilnya warna apa?Arash
Ijo tua kayak muka loSakha
🤢🤢🤢Raihan
Bisa jadi itu...Lo ingat nomor platnya?
Arash
Ya nggaklah! Nomor hp gue aja gue gak apal. Suruh ngapalin nomor mobil orangRaihan
Goblok!Bisa jadi itu...
Kalimat menggantung tersebur membuat Arash penasaran.
Dia dari tadi di kamar Sabita. Menemani gadis itu yang masih menangis tak karuan. Sementara ibunya sibuk mengurus jenazah suaminya. Dan semakin lama, tamu-tamu mulai berdatangan. Beberapa rangkaian bunga dipasang di sekeliling dengan tulisan turut berduka cita.
Kejadian ini, mungkin suatu saat bisa membekas di hati Sabita. Tak terlupakan dan beranggapan bahwa takdirnya berantakan.
"Sab, udah dong jangan nangis! Nanti kalau nangis terus, papanya ikut nangis loh!"
Tangisan gadis itu malah semakin keras. Sekuat apa pun Arash mencoba menenangkan, dia tetap menangis. Hatinya patah. Dan ini adalah patah hati pertama seorang anak perempuan.
"Sabita mau nggak? Kita main boneka mau?"
"NGGAK! BITA MAU PAPA!"
Sabita melempar boneka beruang miliknya itu ke lantai. Dia berteriak sefrustrasi itu pun Arash baru pertama kali mendengarnya.
"Kenapa papa tinggalin Bita? Nanti Bita nggak punya papa!" Tubuh gadis itu jatuh ke pelukan Arash.
Ini apa Tuhan? Perasaan apa ini?
"Kan Sabita masih punya bunda. Gimana kalau sekarang kita main? Sabita jadi anaknya, terus Abang jadi ayahnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
UTBK : Misteri di Balik Layar
Детектив / ТриллерSemua dimulai setelah pengumuman SNMPTN. Ini pertama kalinya tercatat dalam sejarah di SMA Indonesia Persada. Dari puluhan siswa yang mendaftar hanya satu di antara mereka yang lolos. Hal itu membuat para siswa kesal dan menduga adanya tindak kecura...