"Nesya mau ambil soshum, Ma!" Malam itu, Nesya lagi-lagi harus berdebat dengan ibunya karena perbedaan pilihan.
"Tapi kamu itu anak IPA, Nesya! Kalau kamu ambil rumpun soshum, justru bahaya! Kamu nggak sepintar Kayla, bakal susah kejar materi padahal UTBK udah dekat! Pokoknya kamu harus ambil kedokteran!"
"Nesya maunya sastra! Mama, kan, tahu kalau Nesya fobia darah. Nesya nggak mau bahayain diri Nesya sendiri, Ma!"
"Nggak ada bantahan! Kamu harus nurut maunya Mama. Besok pulang sekolah kamu harus ke tempat bimbel! Belajar sampai jam sebelas malam. Kalau kamu pulang kurang dari jam sebelas, kamu nggak dapat makan!" ucap Fara yang kemudian lalang setelah bertengkar hebat dengan Nesya di ruang ramu.
Kini Nesya tidak punya pilihan selain mengiyakan ucapan ibunya. Dia terpaksa merelakan jurusan impiannya demi memenuhi permintaan sang ibu.
Ponsel Nesya berdering, ada panggilan dari Farida. Nesya menebak, pasti Farida akan membahas mengenai pendaftaran SBMPTN malam ini.
"Dapat tanggal berapa, Nes?" tanya Farida dari seberang sana.
"Tanggal 20 Mei sesi pagi. Lo berapa?"
"Aneh banget tahu nggak, masa gue dapat hari pertama."
"Ya nggak papa itu bagus! Siapa tahu kalau hari pertama dapat skor tinggi. Gosipnya, sih, gitu!"
"Gosip dari mana?"
"Dari base twitter. Katanya tuh kemungkinan besar selesai ujian hari pertama pasti bakal ada soal yang bocor. Terus ada yang bilang kalau sistem IRT dihitung per hari," jelas Nesya usai membaca beberapa postingan di media sosial.
"Terus lo percaya sama gosip begitu?"
"Kenapa enggak? Menurut gue oke-oke aja tuh kalau IRT dihitung perhari. Tapi iya juga sih, yang dapat gelombang dua kasihan. Eh, tapi lo tahu nggak soal rumor penjoki UTBK?"
Farida tidak kunjung bicara. Aneh, padahal panggilan masih tersambung. Begitu Nesya menanyakan soal penjoki, entah mengapa Farida bungkam. Apa setiap peserta UTBK punya strategi masing-masing yang bersifat rahasia? Atau rumor tentang penjoki harus ditutup rapat-rapat dari siapa pun?
"Far? Kok diam?"
"Hah? Apa, Nes? Lo bilang apa tadi? Gu-gue nggak dengar!"
"Kok lo gugup, sih? Ada yang lo tahu soal penjoki?"
"Udah dulu ya, Nes. Kita bahas lagi besok pulang sekolah. Sekalian ada yang mau gue ceritain ke lo."
"Tapi besok gue bim-" Tiba-tiba Farida mematikan teleponnya begitu saja. "Kok dimatiin? Kenapa menjelang UTBK semua orang jadi aneh?"
****
Nesya tidak menemui Farida karena dia harus segera ke tempat bimbel.
Genius Education, sebuah tempat bimbingan belajar yang begitu terkenal. Banyak yang bilang, jebolan GE banyak yang lolos di jalur SBMPTN ini. Terbukti dari perserta tahun lalu, dimana dari seratus siswa rata-rata mendapat skor 600 dan lolos di pilihan pertama. Jadi itu alasan mengapa Nesya di kirim ke tempat ini oleh orang tuanya untuk belajar UTBK.
Sebetulnya Nesya tidak mau bimbel-bimbel segala macam. Nesya merasa dia sanggup untuk belajar sendiri. Dan ternyata, di tempat ini Nesya juga bertemu dengan Imel juga teman-teman sekolahnya yang lain.
"Gue pikir anak kayak lo nggak bakal masuk GE!" cetus Imel saat dia melihat keberadaan Nesya. Nesya pun memilih diam, tidak merespon apa pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
UTBK : Misteri di Balik Layar
غموض / إثارةSemua dimulai setelah pengumuman SNMPTN. Ini pertama kalinya tercatat dalam sejarah di SMA Indonesia Persada. Dari puluhan siswa yang mendaftar hanya satu di antara mereka yang lolos. Hal itu membuat para siswa kesal dan menduga adanya tindak kecura...