53 : IZLFFS

452 73 21
                                    

abjad ke-4 sama dengan I

Bab 53


Hari kedua aksi.

"Awas aja lo kalau sampai pakai rok lagi! Siap-siap gue robek-robek sampai pantat lo kelihatan!" gerutu Sofia yang tengah mengatur helaian rambut sebahunya. Berkaca pada cermin kecil di dinding kamar. Lalu mengikatnya asal dan menutupnya dengan hood.

Nesya mendengus, "iya! Lo nggak lihat apa gue udah pakai celana begini? Mana kebesaran lagi, punya Raihan. Gue minjem tadi."

Sofia nyaris menepuk jidatnya. Pikirnya, barang sekoper besar itu isinya apa? Masa celana aja nggak punya?

"Lo ternyata galak banget, ya? Baru tahu gue. Padahal tiga tahun kita sekelas. Bisa-bisanya gue baru kenal lo sekarang!"

Sofia mengabaikan itu. Kadang-kadang dia muak jika harus mengingat masa-masa persaingan sengitnya dengan Nesya perihal nilai rapotnya yang terlampau turun. Dia menuruni anak tangga, mendahului yang lain. Bahkan dua laki-laki gila itu juga belum keluar dari kamar.

Seketika dia mengerjap saat bayangan seseorang muncul dari balik gorden pintu depan. Kemudian disusul dengan suara kluntingan besi yang dimasukkan ke dalam suatu lubang.

Itu penjaga vila.

Langkah Sofia mundur. Untuk situasi ini otaknya sama sekali tidak bisa diajak kerja sama.

Tapi saya akan melakukan kunjungan dua hari sekali untuk memastikan bahwa semua baik-baik saja.

"Gawat!"

Gadis itu berlari pelan ke atas. Seberusaha mungkin untuk tidak mengeluarkan suara langkah. Sampai ditemukannya ketiga orang yang sudah siap turun, kalau saja kemunculannya tidak menghalangi mereka.

"Ada penjaga vila di bawah."

Ketiganya tampak terkejut.

"Ngapain dia malem-malem ke sini?" Pemilik netra abu kebiruan itu melepas hood-nya, menoleh ke Raihan. "Lo kasih dia kunci cadangan rumah ini?!" sentaknya.

"Dia bakal mengunjungi kita dua hari sekali. Dan kita nggak bisa prediksi jam berapa dia bakal dateng. Barangkali ini di luar jam sibuknya," balas Raihan.

"Ya tapi nggak malem larut begini juga kali! Umumnya jam segini udah nggak ada aktivitas apa-apa! Kecuali---" napas Arash tersekat. Sisa potongan kalimat tiba-tiba tidak mau keluar dari mulutnya.

"---kecuali kalau dia curiga sama kita. Curiga kalau kita bakal macam-macam!" sambung Nesya meneruskan potongan kalimat itu.

"Yaudah. Kita masuk kamar! Pura-pura tidur. Pas dia udah pergi, kita baru berangkat!" titah Raihan.

Mereka buru-buru memasuki kamar, setelah satu kalimat sialan berhasil Arash keluarkan. "Brengsek! Nyolong waktu aja tuh orang."

Siapa pun di sini tidak tuli. Derap kaki seseorang perlahan menaiki anak tangga. Suara itu terhenti tepat di depan kamar Nesya dan Sofia. Tidak ada pergerakan pintu akan terbuka. Tidak ada suara kluntingan besi yang masuk ke lubang kunci. Dan derap kaki itu berlanjut menuju ke kamar berikutnya.

"Ngeri banget, Nes! Pengaja vila itu laki-laki. Dan gue pernah baca di suatu artikel berita kalau ada kasus seorang mahasiswi dilecehin sama pemilik kos pas malem-malem. Alibinya karena patroli. Bisa aja kan pengaja vila itu juga bangsat?"

UTBK : Misteri di Balik LayarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang