Chapter Sixty Two

1.5K 167 67
                                    

No more worry and sadness. Laugh and smile only. Enjoy 💖💖💖



“Winter is the time for comfort, for good food and warmth, for the touch of a friendly hand and for a talk beside the fire: it is the time for home.”
—Edith Sitwell—

Five Years Later
December, 31st 2024: Jung’s Residence
Salju di luar turun cukup lebat ketika seorang gadis kecil—yang pada tanggal pertama bulan ini umurnya genap menginjak lima tahun—mengintip pemandangan dari balik jendela kamarnya. Jung Saera segera bergegas keluar kamar—berniat bermain salju di luar ketika tangan sang ayah dengan cepat meraih tubuhnya dan mengangkatnya ke udara. Itu membuat Saera bahagia, cita-citanya memang menjadi pegasus yang bisa terbang, dan untuk alasan itu dia akan meminta Jaehyun mengangkat tubuhnya sekali lagi. Sampai menyentuh langit-langit rumah mereka jika mungkin. Meskipun gagasan itu—tentu saja—langsung mendapat penolakan keras dari ibunya.

Rose akan berdiri sambil bertolak pinggang—tampak galak dengan tatapan tajam yang seketika mematikan nyali putrinya. Saera biasanya akan mengulas senyum kecil, mengatakan kalau dia hanya bercanda, sebelum kembali merentangkan tangan atau menaiki punggung ayahnya dengan cara yang cukup brutal. Singkatnya, putri Jaehyun dan Rose itu punya energi berlebih yang hanya bisa diimbangi oleh Jaemin—pria ini selalu berusaha menjadi paman kesayangan Saera sehingga dia akan melakukan banyak hal mulai dari menciptakan trik-trik konyol, menceritakan  banyak cerita menggelikan yang bisa membuatnya tertawa, dan memberikan hadiah untuknya.

Kendati demikian, Jaemin memang malang, si cantik Saera tetap lebih menyukai Jeno yang punya pembawaan tenang dan sederhana. Gadis kecil itu memang menyukai hadiah—sama seperti beberapa temannya yang suka pamer—tapi dia tidak bisa berbohong hanya karena ingin membuat Jaemin senang. Sehingga jika keadaan terlalu mendesak, Saera biasanya akan mengambil jalan tengah dengan mengatakan jika dia menyayangi keduanya tanpa memberitahukan siapa yang lebih dia sukai. Jika keduanya ingin memeluk Saera di waktu bersamaan, dia akan buru-buru mencari Minjeong dan memeluknya. Tetapi jika Minjeong tidak ada di dekatnya, dia akan langsung menemui Jaehyun, meminta sang ayah memeluknya selama mungkin sampai kedua pamannya mau mengalah dan mengantri.

“Papa, apa boleh kalau aku bermain di luar?” tanya Saera dari balik punggung ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Papa, apa boleh kalau aku bermain di luar?” tanya Saera dari balik punggung ayahnya. Mata bulatnya tampak berbinar, bibirnya sedikit melengkung ke bawah, sementara pipi gembulnya sedikit kemerahan karena cuaca dingin dari jendela yang sempat dia buka saat di kamar tadi.

Jaehyun menjawab dengan nada lembut, “Saljunya turun sangat lebat, sayang.”

“Saera bisa sakit kalau bermain saat salju turun,” kata Rose menimpali, sedikit terengah-engah saat memasukkan ayam ke dalam oven. “Sayang, bisa tolong pijat tanganku? Akhir-akhir ini aku sedikit gampang lelah dan pegal-pegal.”

Winter Spring ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang