Hai, ketemu lagi ya kita. Ehehehe... Aku baru sadar kalau chapter di Winter Spring itu rata-rata pada panjang, pasti agak bosenin dan bikin capek buat dibaca. Tapi surprisingly kalian tetep baca bahkan banyak yang sekaligus gitu. Makasih banyak yaaa karena selalu suport cerita ini. I love you all so much! ❤❤❤
Selamat membaca~
❄
❄
❄“The only difference between falling in love and being in love is that your heart already knows how you feel, but your mind is too stubborn to admit it.”
—Colleen Hoover—“Benar tidak ada yang terjadi kan?” tanya Rose untuk kesekian kalinya siang ini. Sekretaris Kwon yang menerima pertanyaan itu lagi-lagi mengangguk sambil mengatakan ‘ya’ dengan nada tenang. Sulit untuk mengetahui apakah wanita ini berbohong atau tidak, ketenangannya tidak pernah pecah.
Rose hanya tidak tahu bagaimana cara membuat sekretarisnya goyah dan menunjukkan sikap kooperatif. Padahal kenyataannya Kwon Jennie tidak serumit dan sesulit yang ia pikirkan. Tadi malam—tentu ia tak mengetahui hal ini karena mabuk berat—Sekretaris Kwon terlihat lebih manusiawi saat Jaehyun menawarkan kencan buta sebagai bayaran karena bersedia menjaga rahasia. Wajahnya merona; terlihat malu-malu saat mendengar pujian bahwa dirinya kompeten sehingga sangat layak bersanding dengan pria yang memiliki etos kerja serupa.
Saat itu Jaehyun menunjukkan foto seorang pria berjas hitam yang punya ekspresi serius tengah bersanding dengan pria lain yang terlihat lebih muda. Jaehyun hanya mengatakan, ‘Mereka adik-kakak. Tapi adiknya tidak bisa menyukaimu—sekadar informasi barangkali kau jatuh hati pada adiknya. Kakaknya sedikit lebih tua dariku, dia jaksa kompeten yang melajang karena sibuk bekerja dan tidak bisa menemukan pasangan yang tepat. Kak Doyoung dan keluarganya tidak terlalu peduli pada latar belakang seseorang; bahkan orang tuanya memperlakukanku dengan baik karena mengira aku dan adiknya ada hubungan. Kalau kau tertarik, aku bisa membuat semacam acara makan malam untuk kalian. Aku berbakat dalam hal apapun jadi kau bisa mempercayakan semuanya padaku.’ Sekretaris Kwon tidak menolak, hanya mengucapkan terima kasih lalu memberikan kartu namanya pada Jaehyun. Dan tadi pagi, pria itu mengirimkan alamat restoran Korea dan jadwal pertemuan untuk besok malam, mengatakan kalau ‘makan malam’ dengan Kim Doyoung (sekarang Jennie tahu kalau pria itu merupakan jaksa yang sangat kompeten) akan berjalan lancar.
“Ada hal baik terjadi? Kau terlihat lebih senang hari ini,” kata Rose sebelum kembali membuka berkas dan mulai bekerja. Ia berhenti setelah lima menit, tidak bisa fokus karena terus memikirkan bayangan semu yang ia anggap sebagai mimpi. Tangannya menangkup muka, terlihat frustasi karena bayangan serupa terus terulang di kepalanya. Sekali lagi ia melirik Sekretaris Kwon, kembali menanyakan, “Benar tidak ada yang terjadi? Aku tidak bertemu dengan pria tinggi, berambut lebat, punya kulit bersih, pokoknya secara keseluruhan terlihat sangat tampan, kan?”
“Anda bertemu dengan Tuan Koo, lalu setelah itu mabuk berat dan mulai meracau.” Sekretaris Kwon memberikan jawaban serupa hanya dengan intonasi yang agak berbeda.
“Bagaimana kau bisa tahu alamatku?” tanya Rose curiga.
“Anda memberitahu saya,” jawab Sekretaris Kwon tenang. Ia melirik Rose, menangkap gurat curiga yang segera ia redam dengan ucapan, “Ada jadwal rapat dengan Kepala Divisi Pengembangan dari Grup Kong. Anda harus menyelesaikan laporan itu supaya bisa datang tepat waktu.”
“Astaga aku melupakannya!” pekik Rose seraya menepuk jidat. Ia buru-buru memindahkan fokus pada berkas kemudian pada komputer secara bergantian; tentu kali ini pun tak berjalan lancar karena ia terus memikirkan Jaehyun. Sambil menyandarkan punggung ke kursi ia mengatakan, “Rapat dengan perwakilan dari Grup Kong itu pukul satu kan? Tuan Baek pria yang menyukai wanita muda yang cantik, jadi apapun tawarannya, biasanya dia akan langsung setuju. Rapat dengan Kong tidak boleh lebih dari 45 menit; aku harus ke Rumah Sakit untuk memastikan sesuatu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Spring ✔
Fanfiction[COMPLETED] He was the coldest winter who met his warmest spring. She was the most bitter spring who met her sweetest winter. The world knows that spring will never come beautifully without winter. Because winter and spring bond to each other, are...