First of all, I love Winter Spring just as much as I love Rosé and I wish you guys can love this one, though it contains some mature contents that probably doesn't suit those under 18.
I try to deliver it as smooth as possible and less disturbing. Hopefully it is into your liking. That's it. Kasih voment ya. I love you ♡♡♡
❄
❄
❄“It’s spring fever. That is what the name of it is. And when you’ve got it, you want—oh, you don’t quite know what it is you do want, but it just fairly makes your heart ache, you want it so!”
—Mark Twain—Jung Jaehyun duduk seperti patung. Napasnya tercekat sementara punggungnya begitu basah oleh keringat. Ia sedikit gugup menghadapi perempuan di sampingnya yang orang-orang sebut sebagai Dewi Universitas S. Jaehyun mencibir standar mereka yang menyebut perempuan ini sebagai Dewi. Perempuan ini memang cantik, kaya, lalu apa lagi kelebihannya? Laki-laki pintar, miskin, dan tidak populer seperti dirinya terlalu malas untuk mengagumi perempuan nyaris sempurna seperti Park Rose.
Tubuh Jaehyun bergetar saat tangan Rose meraih lengan kurusnya. Ia menarik lengannya dengan cepat kemudian bergeser untuk menciptakan sedikit ruang karena Rose terus bergerak mendekatinya. Suasana ini terasa asing bagi Jaehyun. Meski begitu, dia tidak terlalu bodoh untuk menyadari kalau suasana semacam ini sangat disukai sebagian besar laki-laki berotak setan. Apa yang biasanya dilakukan laki-laki dan perempuan di dalam kamar terutama saat udara begitu dingin pada Januari ini? Bahkan Jaehyun merinding hanya dengan membayangkannya. Bayangan itu membuatnya mengumpat dalam hati.
“Kau begitu tegang, Jaehyun.” Suara manis Rose menggelitik ruang telinga Jaehyun.
“Ayolah Rose, hujan salju di luar bahkan tidak parah. Kenapa aku harus menunggu di sini? Ada banyak ruangan di apartemen sebesar ini. Kenapa aku harus berduaan bersamamu di dalam kamar?” Jaehyun memprotes seperti anak kelinci.
Alih-alih merasa tersinggung, Rose justru tersenyum kemudian menjatuhkan dirinya di atas Jaehyun. Sontak saja laki-laki itu meloncat menjauhi Rose.
“Park Rose!”
“Kita berpacaran, kenapa aku tidak boleh menyentuhmu?”
“Sampai saat ini, aku benar-benar tidak tertarik dengan hubungan seperti itu! Rose, kau sangat cantik dan dipuja banyak pria, kenapa terus mengejar orang sepertiku? Demi Tuhan Rose, aku tidak bisa melakukan itu dengan perempuan yang tidak kucintai. Buka kuncinya, aku mau pulang!” kata Jaehyun sambil mengambil mantel coklatnya yang kusam dan tua.
“Aku hanya mau bersamamu, aku tidak mau sendirian. Aku hanya punya dirimu. Orang tuaku tidak akan peduli padaku.” Suara lirih Rose menghentikan langkah Jaehyun. Selalu seperti itu.
Jaehyun berbalik dan menatap Rose. Mata itu terlihat sedih dan lelah. Dia tidak pernah mencintai Rose. Tapi dia selalu berbalik dan kembali pada perempuan itu setiap kali suaranya yang manis berputar di kepalanya dan mengetuk-mengetuk pintu hatinya. Itu aneh. Jaehyun bahkan tak bisa mendorong Rose dari hidupnya.
“Mau aku menunggu sampai jam berapa? Kau mau aku tidur di sini? Kalau itu memang kemauanmu, aku akan tidur di kamar sebelah.” Kata-kata Jaehyun tetap dingin dan menusuk seperti jarum. “Ah, kau tidak bisa tidur sendirian. Kenapa kau harus punya masalah konyol seperti itu sih?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Spring ✔
Fanfiction[COMPLETED] He was the coldest winter who met his warmest spring. She was the most bitter spring who met her sweetest winter. The world knows that spring will never come beautifully without winter. Because winter and spring bond to each other, are...