1

556 106 41
                                    

-Kuharap hanya ada pertemuan dan tidak adanya perpisahan diantara kita-

Manda Aurelia, gadis yang mempunyai paras yang cantik, memiliki kulit yang putih, dan berambut sebahu serta memiliki dua lesung Pipit di pipinya. Namun, berbeda dengan wajah cantiknya, dia memiliki sifatnya yang sangat menjengkelkan, sedikit bar bar dan juga sangat pemalas.

Sejak usia 12 tahun, Manda tinggal bersama keluarga barunya setelah sang ayah menikah lagi sepeninggal sang ibu empat tahun lalu.

Manda menggeliat pelan ketika bunyi Alarm membangunkan mimpinya yang indah, ia melirik jam yang ada di atas meja sudah menunjukkan pukul 04.30 wib. Sambil menggosok-gosok kedua matanya yang masih mengantuk, ia bergegas mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.

Setelah siap dengan pakaian santainya, dengan memakai celana training dan juga baju kaos berwarna abu abu.

Ia pun memoles wajahnya dengan sedikit makeup dan memakai pelembab bibir agar tidak terlihat pucat.

Tak lama kemudian, teriakan terdengar dari samping kamarnya, tepatnya dari kamar saudara tirinya, Raya Felicia.

"Manda, nasi goreng gue mana?" teriak Raya.

"Sebentar!" jawab Manda.

Manda langsung turun ke lantai bawah menuju dapur untuk membuat makanan untuk Raya.

Inilah kehidupan Manda, dia tidak diperlakukan adil di rumah ini. Ia selalu dibeda-bedakan dan dibandingkan dengan Raya oleh Papa dan Mama tirinya.

Kembali ke Manda, dia sibuk memasak dan sesekali mencicipi makanan untuk memastikan rasanya sudah pas.

"Alhamdulillah, akhirnya selesai juga," kata Manda lega. Dia membawa hasil masakannya ke kamar Raya.

Tok... tok... tok...

"Masuk," ucap Raya dari dalam kamar.

"Ini makanannya," kata Manda sambil tersenyum kepada kakaknya.

"Lama banget sih!" kesal Raya sambil mengambil nasi goreng yang ada di tangan Manda dengan kasar.

"Ngapain lagi lo di sini? Sana keluar!" ketusnya.

"Gue mau izin keluar sebentar, Kak." ucap Manda

"Keluar tinggal keluar, pakai izin segala. Kalau bisa, sekalian gak usah pulang." balas Raya dengan nada sinis.

Manda memilih untuk diam. Jika dia membalas, pasti hanya akan memperpanjang masalah dan membuatnya semakin disalahkan.

Dia memang harus ekstra sabar menghadapi sikap kakaknya yang semena-mena. Apalagi, papanya saat ini sudah berubah. Manda merasa tak lagi mendapatkan kasih sayang, karena di mata papanya hanya ada mama dan Raya.

Manda pun keluar dari kamar kakaknya untuk melanjutkan aktivitas yang sudah dia rencanakan. Hari ini adalah hari Minggu, jadi dia ingin memulainya dengan berolahraga.

Di taman

Saat Manda sibuk berlari, tiba-tiba dia berhenti karena merasakan ada sesuatu yang menimpuk kepalanya dengan keras. Pukulan itu membuatnya kehilangan keseimbangan dan terjatuh dengan cara yang tidak estetik.

Bahkan orang yang berada di taman pun langsung menertawakan nya. "Sial," umpatnya.

"Aduh..bokong seksi gue," ia meringis kesakitan sambil memegangi bokongnya dan juga kepalanya yang nyut-nyutan.

AfmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang