_Jika akhirnya kita menjadi orang asing mengapa kita harus sedekat kemarin.🤧🤴
~°Varo Michael aderald °~
Hari ini adalah hari yang sangat bersejarah bagi SMA Bima Sakti, tepat seperti saat bunga-bunga mekar di taman. Hari ini adalah saat para siswa melepaskan sayap mereka dan terbang ke masa depan yang cerah.
Semua siswa berlarian dengan riang, wajah mereka dipenuhi dengan senyuman yang memancar kebahagiaan. Mata mereka berbinar seperti bintang-bintang yang bersinar di malam gelap.
Di antara ribuan siswa, terlihat gerombolan cewek berkumpul di lapangan. Mereka membentuk lingkaran, saling berpegangan tangan, dan melompat-lompat dengan riang. Ekspresi wajah mereka penuh dengan keceriaan dan kegembiraan, seolah-olah mereka sedang menari di atas awan.
"Satu Hati, Satu Jiwa, Persahabatan Selamanya"
Mereka bertepuk tangan dengan heboh, mereka tak menyangka hari ini tiba. Rasanya baru kemaren mereka MPLS, tapi sekarang sudah lulus saja.
Tiga tahun mereka bersama di sekolah ini, begitu banyak kenangan yang mereka lalui bersama.
"Gak nyangka udah lulus aja," ujar Sifa mencoret-coret baju Manda.
"Gue juga bener-bener gak nyangka? Padahal seperti kemarin kita masuk SMA, sekarang udah lulus," ucap Siska.
"Selamat ya," ujar seseorang mengagetkan Manda.
Manda tersenyum, "Makasih, kamu juga selamat. Akhirnya kita lulus bareng-bareng," ujar Manda.
"Eh, fotoin gue! Bayu," Manda meminta tolong untuk memfoto dirinya dengan Afrel. Dia ingin mengambil banyak kenangan, yang suatu saat mungkin mereka rindukan.
Ckrek.....
"Lagi!"
Manda dan Afrel berganti gaya, mengambil foto sebanyak mungkin. Tak lupa juga mereka berfoto bersama.
Setelah selesai berfoto, mereka duduk bersama di bawah pohon yang rindang. Menikmati suasana di sekolah untuk terakhir kalinya.
"Waktu berlalu sangat cepat," ujar Sifa sambil menghela nafas. "Tapi hgue sangat bersyukur bisa melewati masa-masa SMA bareng kalian semua."
Manda mengangguk setuju. "Kalian adalah teman-teman terbaik yang pernah gue miliki."
"Kalian ingat, gak? Pertama kali kita ketemu. Di tempat itu,"Siska menunjuk ujung koridor di kelas IPS. "kalian bantu gue sewaktu di bully."
"Iya, waktu itu gue kasihan banget sama siswa yang selalu di bully. Gak nyangka, sekarang jadi sahabat gue," ucap Sifa mengingat kembali ke masa lalu.
"Benar, tiap hari gue di bully. Hingga datang cewek dengan sombongnya mau bantu gue, tapi dia juga nangis gara-gara kena tonjok. Sok jagoan banget," ejek Siska.
"Enak aja, gue itu bukan sok jagoan ya. Hanya aja, keberuntungan gak berpihak sama gue," Sifa melipat tangannya di atas pahanya.
Manda tersenyum hangat mendengar percakapan mereka, merasa bersyukur memiliki sahabat sebaik mereka. Dia bisa kuat sampai saat ini karena mereka, dia masih berdiri baik-baik saja seperti ini berkat dukungan mereka.
"Ah, gue kok melow ya. Pengen nangis, hiks....."
Manda mendekati Siska dan Sifa, memeluk keduanya erat-erat. Sedari tadi mereka menahan agar tidak menangis, tapi dengan kurang ajarnya Sifa malah memancing mereka. Hingga Manda pun mengeluarkan air mata berharganya.
"Lo sih, kenapa nangis segala. Gue kan ikut sedih, hiks.....hiks...
Ketiganya menangis heboh, meluapkan kesedihan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Afma
Teen FictionManda Aurellia, gadis cantik yang menginginkan kebahagiaan, kasih sayang dan pelukan penenang dari papanya setelah kepergian bundanya yang membuatnya sangat terpuruk. Namun, harapan itu tidak sesuai dengan kenyataan. Bukan kebahagiaan yang ia dapat...