"Bertahan, kamu kuat."
"Tapi, aku tidak sekuat itu. Aku lemah, aku cewek lemah."
----
"Shut, udah. Tidur ya," mengelus rambut Manda lembut.
"Kak Angga, mereka jahat."
Angga menatap Manda dalam pelukannya, "Iya mereka jahat, jangan nangis lagi."
"Hati gue sakit, gue mau ketemu bunda. Manda mau ikut Bunda aja," Manda menatap mata Angga penuh harap. Membuat mereka yang ada disana tak kuasa menahan tangis.
"Mau ketemu Bunda?"
"Iya, mau ketemu Bunda. Boleh ya," ucapnya mengangkat dagunya dengan senyuman manis.
Brak....
Suara bantingan pintu membuat mereka mengalihkan pandangan pada Varo yang baru saja melakukannya.
"Kemana?" Adit menahan pundak Varo sebelum meninggalkan mereka.
Namun, Varo tak menjawab dia menghempas tangan yang ada di bahunya. Keluar tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.
Afrell menggelengkan kepalanya saat melihat Bayu ingin menyusul Varo, "Gue aja," Afrell segera menyusul Varo.
"Kak, dimana Bunda?" ucapan itu menghentikan Bayu saat ingin protes.
"Manda sebaik nya lo istirahat dulu, oke!"
Manda menatap Sifa tajam, "Gua mau ketemu Bunda bukan mau tidur, kenapa si kalian halangi gue. Kalian juga mau rebut Bunda dari gue ya, kalian jahat," Manda memberontak ingin melepaskan pelukan Angga, tapi Angga sengaja menguatkan pelukannya.
"Man," lirih Sifa melihat tatapan seperti itu, tatapan yang tak pernah di perlihatkan oleh kepadanya. Siska langsung mengelus pundak Sifa, Sifa menoleh dan tersenyum.
"Lepasin, gue! Kalian semua jahat, gue benci sama kalian," Manda memukul dada Angga untuk meluapkan emosinya.
"Kalian semua jahat, semuanya jahat. Gak ada yang ngertiin gue, gue mau ketemu Bunda. Sinta dan David, kalian berdua orang pertama akan gue bunuh. Kalian yang udah Bunuh bunda, gak akan gue biarkan hidup bahagia," lirih Manda disertai dengan tangisan pilu.
Mereka yang ada di ruangan itu, tak berani membuka suara. Mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Manda, begitu menyayat hati.
Mereka bisa melihat betapa rapuhnya manda saat ini, Angga pun tak bergeming yang menjadi sasaran empuk pukulan Manda.
"Gue akan menghancurkan kalian semua," setelah lelah mengeluarkan unek-uneknya, Manda tertidur dalam pelukan Angga.
"Jangan nangis lagi!" Angga memindahkan Manda ke kasur miliknya, setelah memastikan Manda benar-benar tertidur, menyelimutinya hingga sampai ke leher.
"Udah tidur?" tanya Adit yang entah kapan sudah duduk di sofa yang ada di dalam kamar itu.
"Hm," Angga duduk di samping Adit, mengusap rambutnya kasar.
"Udah, tenang aja. Manda cewek kuat, dia bisa melewati ini semua."
Mereka mengangguk membenarkan ucapan Adit. Mereka yakin Manda bukan cewek yang lemah, tapi melihat betapa kacaunya Manda tadi membuat mereka putus asa.
Manda mengamuk setelah di bawa oleh Varo ke apartemen Angga, dia menghancurkan semua barang yang ada, setelah puas menghancurkan semua barang, Manda langsung menangis histeris.

KAMU SEDANG MEMBACA
Afma
Ficção Adolescente📖 JUDUL: [ Afma ] ✨ "Ketika luka menjadi bagian dari perjalanan, mampukah cinta menyembuhkannya?" ✨ Manda Aurellia, seorang gadis cantik yang kehilangan ibunya, berharap mendapat kasih sayang dari papanya. Namun, yang ia terima hanyalah bentakan, m...