57

19 1 0
                                    

"Ketika kamu merasa lelah dan ingin menyerah, ingatlah bahwa setiap perjuangan membawa kita lebih dekat pada tujuan. Teruslah bergerak maju, selangkah demi langkah."

.
.
.

"Maafin bunda, sayang!"

Manda mengangguk, dia menatap sekitarnya. Saat ini mereka ada di apartemen Arion, tiga hari yang lalu Manda sudah di perbolehkan pulang karena kondisi Manda sudah pulih sepenuhnya.

"Kenapa sekarang bunda masih hidup, bukannya bunda udah meninggal setelah kecelakaan itu?"

Elsie_bunda Manda, tersenyum dan memegang  tangan putrinya. Dia menatap satu persatu yang ada di sana.

Dwi mengangguk dan tersenyum meyakinkan.
"Sudah waktunya Manda mengetahui semuanya."

"Setelah kecelakaan itu bunda mengalami koma selama tiga tahun. Bunda mengalami trauma dan trauma itu muncul ketika Bunda mengingat semuanya. Bunda sengaja memanipulasi mereka dengan kematian bunda, karena mereka gak akan berhenti mencari cara untuk mencelakai Bunda jika  mereka tau kalau Bunda masih hidup."

"Lalu, kenapa Bunda gak ngasih tau Manda? Kenapa kalian merahasiakan ini dari Manda?"

"Maafin bunda, ini semua salah Bunda. Bunda terlalu takut, Bunda gak mau kamu tau seberapa jahatnya Papa kamu. Tapi keputusan Bunda salah besar," Elsie menangis tersedu-sedu di pelukan Dwi.

Manda berdiri, dia menatap satu persatu orang yang ada di sana. Dia tidak mengenali mereka, dia juga tidak tau siapa yang bunda katakan sebagai om dan tantenya.

"Sesimpel itukah alasan bunda, sesederhana itukah pemikiran kalian. Kalian gak tau seberapa menderitanya aku harus bertahan di rumah itu," Manda tertawa kecil, menertawakan dirinya sendiri.

"Sayang, maafin bunda. Bunda gak bermaksud untuk melakukannya," Elsie ingin memeluk Manda, tapi Manda langsung menghindar.

"Sa-sayang jangan gi-gini. Ma-afin bunda, bu-bunda sa-salah."

"Aku gak nyangka Bunda kayak gini, tapi aku lebih gak nyangka Papa bisa sejahat itu. Kenapa Papa bisa melakukan itu, kenapa Papa tega sama aku. Dulu Papa orang pertama yang membelaku di saat ada yang mencoba mengangguku, tapi kini dia membuktikan kalau dia adalah orang yang paling jahat di dunia ini."

Semua orang terdiam, tidak ada yang membuka suara apapun. Angga hanya bisa menahan rasa sesaknya, begitu juga dengan Arion dia bahkan sudah terduduk lemas di sofa.

"Hahaha, dunia selalu mempermainkan gue. Tuhan emang gak adil," ucapnya tertawa cekikikan sembari menutup wajahnya.

Dengan kaki gemetar, Angga perlahan mendekat Manda. Dia tidak tega melihat Manda seperti ini, adiknya sangat rapuh.

"Manda, jangan gini oke!"

Perlahan Manda menaikan dagunya, menatap Angga dengan tatapan sayu bercampur tajam.

"LO JUGA SAMA KAYAK MEREKA, KENAPA SELAMA INI LO RAHASIAIN SEMUANYA!"

"Gue udah tau dari lama, kalau Lo itu kak Marsel. Gue seneng banget saat gue mengetahui fakta itu, tapi gue tahan. Karena apa? Karena gue ingin Lo mengatakannya langsung."

AfmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang