"Ku kira kamu yang ku anggap hadir hanya sebatas mampir."
.
.
."Dok, bagaimana keadaan adik saya?"
Dokter Dirga menghela nafas erat, "Setelah melakukan operasi itu, Manda di nyatakan koma. Sampai saat ini belum ada perubahan, kita serahkan semuanya pada yang di atas. Kita juga harus memperbanyak berdoa," terangnya.
"Kenapa kalian menyembunyikan tentang penyakit Manda?"
"Apa yang kamu katakan?"
Dia terkekeh kecil, "Gue tau kalau Manda bukan saja mempunyai penyakit anemia tapi dia juga mempunyai penyakit kanker otak. Benarkan itu kak Dirga?"
Dokter Dirga sedikit terkejut mendengar perkataan adik sepupunya ini, tapi langsung di tutupi dengan wajah dinginnya. "Semuanya ada alasannya."
"Apa alasannya? Kenapa kalian menyembunyikan ini semua dari kami?"
Dokter Dirga pun tidak ada niat untuk menyembunyikan ini semua, tapi ini adalah permintaan orang tuanya dan juga tantenya.
"Kapan adik gue sadar? Kapan dia sembuh?"
Dokter Dirga menggeleng, dia juga tidak bisa memastikan kapan Manda akan sadar.
"Lo gak becus, kak. Dimana gelar dokter hebat lo, mana katanya lo sudah menyembuhkan banyak orang. Hanya kali ini Manda membutuhkan pertolongan lo sebagai dokter, tapi itu aja lo gak bisa. Percuma aja gelar dokter lo itu," ucapnya dengan mengepalkan kedua tangannya.
Dokter Dirga menahan emosi mendengar ucapan adik sepupunya ini. Mau bagaimana lagi, dia hanya seorang dokter. Dia hanya melakukan yang terbaik, semuanya itu kembali kepada Tuhan.
"Bukan kamu saja yang menginginkan Manda sadar dan sembuh, saya bahkan seluruh keluarga kita menginginkan nya. Tahan semua emosi kamu Arion," ucapnya meninggalkan ruangan itu, meninggalkan Arion yang menahan amarahnya.
Setalah dokter Dirga keluar, Arion langsung memukul meja yang ada di hadapannya. Dia tidak memperdulikan tangannya yang terluka, tanpa sadar air matanya menetes, mengalir melalui pipinya.
Arion bukan lah orang yang cengeng, sia-sia dengan mengeluarkan air matanya. Namun, jika menyangkut Manda dia tidak bisa menahannya. Bahkan kematian kakeknya dia tidak mengeluarkan air mata sedikitpun, bukan durhaka tapi itulah kenyataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Afma
Teen FictionManda Aurellia, gadis cantik yang menginginkan kebahagiaan, kasih sayang dan pelukan penenang dari papanya setelah kepergian bundanya yang membuatnya sangat terpuruk. Namun, harapan itu tidak sesuai dengan kenyataan. Bukan kebahagiaan yang ia dapat...