10

163 76 9
                                        

-Hal yang paling ku inginkan saat ini ialah keluarga kita kumpul seperti dulu lagi-

••••

_Happy Reading_

Sesuai dengan janjinya, Afrel dan Manda saat ini sedang ada di mobil. Mereka pergi ke makam bunda Manda.

Diperjalanan hanya di isi oleh keheningan semata, saat di tengah perjalanan mereka berhenti di toko bunga langganannya. Setiap ia datang ke makam bunda nya, Manda selalu membeli bunga di toko ini karena pemilik toko bunga tersebut merupakan teman baik bundanya dulu.

"Mau ke makam Elsie lagi ya nak Manda?" tanya Bunda Ratna dengan senyum ramah, menyapa Manda yang sudah sering datang ke sana.

"Iya Bun. Bunga kayak biasa ya," jawab Manda.

"Siap, titip salam buat bunda ya," ujar Bunda Ratna sambil mempersiapkan bunga yang akan diberikan.

"Iya, Bun, nanti Manda sampein," kata Manda menerima bunga yang dihulurkan oleh Bunda Ratna.

"Hati-hati ya di jalan," ucap bunda Ratna sebelum Manda pergi dari tokonya.

Manda mengangkat jempol tangannya, senyum kecil di wajahnya. "Siap, Bun," jawab Manda sebelum melangkah kembali ke mobil.

Interaksi itu tak pernah luput dari penglihatan Afrel, ia sangat beruntung memiliki gadis seperti Manda.

Sesampai di tempat tujuan, Manda menaruh bunga yang ada di tangan nya dan kemudian bngkok di depan makam yang bertuliskan nama Elsie Maharani, nama bunda yang begitu ia rindukan.

"Assalamualaikum bunda," ucap Manda.

"Maaf ya bunda, Manda sekarang jarang jenguk bunda," ucapnya lirih, matanya mulai berkaca-kaca.

"Bunda, maaf ya… sampai hari ini Manda belum bisa ajak Papa ke sini. Mungkin Papa lagi sibuk. Tapi Bunda jangan sedih, ya… lain kali Manda janji bakal ajak Papa. Nanti Manda paksa, kok," ia tertawa kecil tapi tidak dengan air matanya yang sedari tadi tak berhenti menetes.

"Dan… hari ini Manda gak datang sendirian lagi, Bun. Manda ajak seseorang. Orang yang… Manda yakin, Bunda pasti akan sayang juga sama dia."

Afrel yang sedari tadi diam, hanya bisa mengusap pelan pundak Manda sebagai penenang. Baru kali ini ia melihat sisi Manda yang begitu rapuh. Gadis yang selama ini ceria dan tampak kuat, ternyata menyimpan lautan kesedihan di dalam dirinya.

"Assalamualaikum Tante," hanya itu yang bisa Afrel ucapkan.

Kemudian, tanpa banyak bicara, ia menarik Manda ke dalam pelukannya. Manda menangis tersedu-sedu, seperti anak kecil yang butuh pelukan ibunya.

Afrel mengusap lembut punggung Manda, memeluknya lebih erat. Ia tidak tega melihat gadis yang dicintainya menahan luka sebesar ini sendirian.

“Bun, kenalin ini Afrel… dia pacar aku, Bun,” ucap Manda dengan suara yang masih bergetar, tangannya menggenggam bunga yang sudah mulai layu terkena angin.

“Bunda pasti seneng kan lihat aku udah bisa move on dari dia. Walaupun pacarnya Manda ini dingin dan ngeselin, tapi aslinya baik, Bun. Selalu ada buat Manda, selalu bantu… Pokoknya aku bersyukur punya Bunda, Papa, dan juga Afrel. Oh iya, Bun, tadi ada salam dari Bunda Ratna,” lanjut Manda sambil menyeka air matanya.

AfmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang