"Kamu se-berharga itu bagi aku."
.
.
.
."Jelasin!"
Afrel hanya memutarkan matanya malas, sedari tadi sahabatnya selalu mendesaknya untuk menjelaskan semuanya bukankah semuanya sudah sangat jelas.
"Ayo lah, jelasin dong!" Ujar Bayu menggoyangkan tangan Afrell karena ucapan nya dari tadi tak di respon. Emang di pikir dia ini ngomong sama patung apa.
"Kepo," Afrell tak ingin untuk meladeni Bayu saat ini.
"Ehh, Manda sini!"
Manda dan kedua sahabatnya yang sedang mencari meja berjalan mendekat dan menghampiri meja yang mereka tempati. Bayu tersenyum ceria dan menepuk kursi di sampingnya kepada Siska.
"Sini, duduk di samping gue!" Belum sempat Siska menjawab, Angga sudah menarik tangannya untuk duduk di sebelahnya.
Afrell juga menarik tangan Manda, diterima baik oleh sang empedu. Berbeda jauh dengan sifa, yang termenung menatap kedua sahabatnya. Ayolah, apa hidupnya harus menyaksikan kebucinan mereka. Dia juga pengen, please.
"Kenapa Lo?" Sifa tersadar dan langsung duduk secara mandiri tanpa di tarik ya, guys. Bayu tersenyum jahil melihat muka masam Sifa, dia tau apa yang terjadi.
"Lo cemburu, ya?" Ucap Bayu dengan senyuman mengejek.
"Siapa juga yang cemburu," jawabnya ketus, udah tau malah di tanya.
"Berita itu benar?" Kali ini Angga yang mengangkat bicara menatap Afrell dan Manda bergantian. Sedangkan yang lainnya menunggu jawaban nya dengan muka serius, terutama Bayu.
Bukan hanya mereka, tapi orang yang di kantin juga menunggu jawaban langsung dari tersangka.
Afrel menatap Manda sekilas, kemudian mengangguk kepala nya singkat. "Hm," ujarnya.
"Kok bisa sih Man, kalian hari ini menggemparkan sekolah. Heran deh gue," ujar Sifa mengambil kentang di piring Bayu tanpa sepengetahuan pemiliknya.
"Ya, bisa aja. Takdir," ucap Manda, ya memang itulah kan. Dia aja bingung mau jawab apa, yang pasti itu adalah garis takdir.
"Kok bisa?" Jiwa kepo seorang Bayu tak tahan ingin mengupas habis berita ini.
"Ya, karena kamu saling cinta. Makanya balikan lagi," jawab Afrell seadanya.
Bayu dan Sifa menghela nafas kasar, "Ya, maksud gue itu-"
"Udah deh, mending kalian pesan makan aja. Nanti keburu masuk," ucap Siska yang jengah mendengar obrolan tak berfaedah itu.
"Makan apa?" Afrel mengelus rambut Manda.
"Apa ya? Bakso aja deh," ucap Manda.
"Kalian apa, biar Bayu sekalian yang pesanin?" Ucap Manda menatap semua orang yang ada di meja, Bayu yang menjadi tersangka hanya bisa mendengus kesal.
Dia lagi, dia terus yang menjadi tukang pesan makanan. Untung saja dia sabar, karena kata emaknya "Jadi cowok itu yang sabar, kalau sabar bisa dapat istri dua."
"Cepat deh, untung gue gak ngedumel pesanin makanan kalian!"
"Semuanya bakso aja dan minumnya es teh," ucap Manda.
Bayu kemudian bangkit dari kursinya dan berjalan ke warung bakso yang ramai di sudut kantin.
"Dit, Lo kenapa? Gak biasanya Lo diam gini. Ada masalah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Afma
Novela JuvenilManda Aurellia, gadis cantik yang menginginkan kebahagiaan, kasih sayang dan pelukan penenang dari papanya setelah kepergian bundanya yang membuatnya sangat terpuruk. Namun, harapan itu tidak sesuai dengan kenyataan. Bukan kebahagiaan yang ia dapat...