61

20 1 0
                                    

"BUNDA," teriaknya.

"Kenapa?" ucap bunda di depan pintu kamar putrinya.

Cklek.....

"Astagfirullah, ini kamar apa bukan. Kamar gadis kok berantakan gini," ucap Bunda.

"Hehehe, maaf Bun. Manda cariin kaos kaki, tapi gak ketemu. Bunda liat gak?"

"Udah, kamu siap-siap. Bunda cari kaos kaki kamu," titah sang bunda.

Manda mengangguk hormat, "Siap, kanjeng ratu. Akan ananda laksanakan," ucap Manda berdiri di depan cermin.

Manda memakai make-up dengan rapi, memakai  sapuan lipstik dan sedikit brush, ia merasa semakin percaya diri.

"Nah, ini kaos kakinya," ucap Bunda sambil menggelengkan kepala seraya menyerahkan kaos kaki tersebut kepada Manda.

"Gini nih, kalau kamar gak pernah di beresin. Berantakan, susah kan cari sesuatu. Bunda gak mau tau, setelah pulang sekolah harus di bereskan!"

Manda tersenyum manis, "Makasih, Bun. Oke deh, nanti Manda beresin. Janji," ucapnya sembari mengenakan kaos kaki yang telah ditemukan bunda.

"Udah, kalau gitu ke bawah! Sarapan dulu," ucap bunda.

"Oke, bunda. Ayo," Manda menggandeng tangan bunda dan mereka keluar dari kamar Manda.

Di sini senang, pacar satu,
Di sana senang, pacar dua,
Di mana-mana hatiku senang,
Ketemu satu, ketemu dua.

Satu panggil sayang, dua pun tersenyum,
Dua bilang manja, satu juga ikut nyengir,
Tiga's a crowd, kata orang tua,
Tapi bagiku, semakin banyak semakin seru!

Cinta bertaburan, seperti bintang di angkasa,
Saling gombal, sambil makan cokelat berdua,
Satu jadi bingung, dua pun tak kalah,
Tapi aku bahagia, pacaran rame-rame, oh la la!

Manda bersenandung senang, menuruni tangga. Tiba di meja makan, di sana sudah ada Angga, dan Arion.

"Pagi," sapa Manda duduk di samping Angga atau Marsel. Lebih enak di panggil apa ya, Angga aja ya biar kalian gak bingung.

"Pagi," jawab mereka serempak.

"Manda mau makan apa, sayang?" tanya bunda.

Manda menatap makanan yang ada di meja makan, semuanya terlihat enak. Tapi, dia males makan. "Roti aja, Bun."

"Gak boleh roti, gak kenyang. Makan nasi," ujar Arion.

Manda menatap Arion sinis, dia masih sedikit dendam karena Arion sudah menamparnya waktu di rumah sakit. "Lo siapa, sok akrab."

"Elah, Lo masih aja dendam Ama gue. Gue juga gak sengaja kali, masih aja di ingat."

"Udah, gak udah bertengkar! Nanti telat," ujar bunda mengambilkan roti dan di terima baik oleh Manda.

Pertama kali setelah sekian lama, mereka bisa merasakan sarapan bersama. Tanpa sadar, air mata Manda menetes tanpa permisi. Angga langsung menyadari hal itu, "Manda, are you okay?"

Semua langsung memusatkan pandangannya pada Manda, "Gak papa, kak. Aku senang aja, bisa sarapan bersama kayak gini. Dulu aku berpikir, kalau ini hanya akan menjadi mimpi."

Bunda tak kuasa menahan air matanya, dia memegang tangan putrinya. "Sayang, sekarang apa yang kamu inginkan katakan saja sama bunda. Bunda, Abang Marsel, Arion dan yang lainnya akan mengabulkan nya untuk kamu. Kamu jangan sedih lagi ya, karena sekarang bunda gak akan biarin orang nyakitin kamu lagi," ujar bunda

AfmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang