30

53 12 0
                                    

---------

"Sebenarnya dulu aku nggak berharap kita kayak gini lagi, tapi aku bisa apa jika takdir memang sudah mengaturnya dan kita di garis kan untuk tidak bersama. "

----------

•HAPPY READING•


Siang ini manda dan kedua sahabatnya sangat bersemangat pergi ke mall, mencari barang yang akan mereka bawa liburan besok. Suasana mall yang rame bikin mereka makin excited.

Mereka melihat-lihat ke barisan pakaian, memilih baju yang cocok untuk dipakai oleh ketiganya.

Sifa langsung menghampiri baju yang berjejer dan ada satu baju yang membuatnya tertarik. Baju yang sangat banyak membuatnya pusing kepala.

"Gimana menurut kalian, baju ini bagus gak?" tanya Sifa.

"Wah, bagus tuh sif. Cocok juga sama warna kulit," pendapat Manda.

"Gimana kalau kita couple baju ini aja?"

"Boleh tuh," jawab Siska.

Sifa memanggil personal shopper.

"Iya dek, ada yang bisa saya bantu?"

"Mbak, baju ini ada yang warna hitam 3 mbak."

"Ada mbak, saya ambilkan dulu."

Setelah kepergian personal shopper, sifa berjalan mendekat ke arah Siska.

Terlihat siska yang sibuk memilih sepatu. Dengan senyum, dia nunjukin sepatu warna-warni.

"Bagus kan? Lucu banget dan juga cocok  buat jalan-jalan di pantai!"

"Udah ambil itu aja," ucap Manda.

Setelahnya, mereka mencari lagi barang yang diperlukan. Mulai dari topi sampe sunblock, semuanya jadi barang incaran. Tapi, Manda masih sedikit memikirkan pesan semalam.

"Eh, tapi gimana ya. Gua gak bisa tenang besok?"

"Masalah semalam lagi ya," ucap Sifa.

Manda mengangguk, semua yang terjadi kemarin malam sudah ia ceritakan pada Sifa dan Siska.

"Ah, udah lupain aja dulu. Gak usah terlalu di pikirkan. Sekarang kita fokus belanja aja," ucap Sifa enteng sambil cengengesan.

"Udah yuk, jangan galau terus," Siska menarik tangan keduanya berjalan mengelilingi mall.

Beberapa jam kemudian,setelah puas berbelanja. Manda, Sifa, dan Siska memutuskan untuk istirahat sejenak di food court. Mereka duduk di meja yang nyaman, sambil menikmati hidangan kesukaan masing-masing.

Suasana disana sangat damai, di sudut food court, seorang musisi sedang memainkan lagu yang mengalun indah.

"Manda, jangan galau terus," ucap Sifa melihat Manda yang hanya diam.

Manda tersenyum tipis, "iya, Sif. Tapi beneran, tadi malem...

"Nanti kita bicarain lagi, ya? Sekarang nikmatin dulu suasana ini," ucap Siska menggenggam tangan Manda.

Hidangan yang lezat dan suasana yang damai di food court membuat suasana semakin nyaman. Manda sudah mulai melupakan oleh kejadian semalam.

"My food has arrived, wow, it looks delicious!" seru Manda dengan mata berbinar-binar.

"Enjoy your meal," ucap Sifa, menciptakan atmosfer yang semakin santai

Saat mereka sedang menikmati makanan mereka.
Tiba-tiba, Varo, Rangga, dan Adit datang ke meja mereka.

Saat mereka menikmati hidangan. Tiba-tiba, Varo, Angga, dan Adit datang ke meja mereka entah muncul darimana.

"Hai, gak nyangka ketemu disini."

"Varo, kak Adit, kak Angga," ucap Manda senang.

"Boleh ikut gabung, ya?

"Tentu, kak Adit. Duduk aja."

Mereka ikut bergabung duduk dan juga  memesan hidangan untuk mereka bertiga.

"Man, siapa? Kenalin dong," ucap Sifa di samping Manda. Dia memang kenal dengan Varo tapi tidak dengan dua orang itu.

"Kak Angga, kak Adit. Kenalin ini sahabat gue."

"Hai, kenalin gue Sifa sahabat Manda yang paling cantik," ucap Sifa mengulurkan tangannya cepat kearah Angga.

"Angga," ucapnya tanpa membalas uluran tangan dari sifa, kejadian itu membuat Sifa mendengus kesal. Seumur-umur ia tak pernah di tolak seperti ini, ayolah banyak yang mengantri jadi pacarnya, tapi apa ini? hanya bersalaman saja ia sudah di tolak.

"Udah, sifatnya emang gitu. Kenalin gue Adit," ucapnya sambil tersenyum manis.

"Hai kak Adit."

"Itu yang temen lo, siapa?" menunjuk Siska.

Manda menyenggol tangan Siska yang sama sekali tidak tertarik dengan acara perkenalan ini.

"Siska."

"Cuek amat neng," ucap Adit menatap Siska.

"Udah deh kak, diem. Makan aja makanan kalian,
nanti dingin," ucap Manda.

Adit baru saja ingin memprotes tapi langsung merapatkan mulutnya saat Varo menatap tajam padanya.

"Ck, iya-iya."

Manda tertawa kecil melihat Adit yang langsung nurut hanya dengan di tatap oleh Varo. Adit yang melihat Manda menertawakan nya, mendengus kesal.

Setelahnya mereka kembali fokus menyantap makanan yang ada di atas meja.

"Enak juga makanan di sini, ya?" ucap Sifa.

"By the way, kalian mau ikut kita gak. Liburan ke pantai?"

"Wah, seru tuh. Kapan?"

"Besok kak," ucap Manda.

"Siapa aja?"

"Rame sih kak, keluarga gue, keluarga Afrell, nih dua bocah curut terus sama Varo," jelas Manda meminum air.

"Rame juga yang ikut ya, tapi bos kok lo gak bilang sama kita, sih?"

"Males," ucap Varo tak berhenti menatap wajah Manda yang sangat cantik.

"Kita ikut," ucap Angga membuka suaranya.

"Wah, seru dong. Tambah rame," ucap Manda tersenyum bahagia.

"Bener tu Man, gue jadi gak sabar buat besok," ucap Sifa.

"Udah ini, kalian mau kemana lagi," ucap Varo.

"Pulang aja," ucap Manda.

"Ya udah kalian pulang bareng kita aja,"

"Tapi kan kita rame pasti gak cukup kalau satu mobil," ucap Adit.

"Siapa bilang satu mobil, gue nganter Manda. Angga anter Siska dan lo anter Sifa," ucapnya.

"Tapi.......

"Gak ada tapi-tapian, gue dari tadi ngerasa 
sepertinya ada yang mengawasi kalian."

"Lo juga ngerasa," ucap Manda spontan dan di balas oleh Varo anggukan kepala.

Mereka yang mendengarnya langsung menatap manda serius.

"Lo juga liat Man? kok Lo gak bilang," tanya Sifa kaget.

"Iya, gue pikir itu cuman perasaan gue aja, jadi gak terlalu gue peduliin."

"Kalau kita ikut kalian, mobil gue gimana," ucap Siska.

"Nanti ada yang ambil," ucap Angga.

"Pulang sekarang," titah Varo.

Mereka keluar dari sana dan naik ke mobil mereka masing-masing.

AfmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang