23

82 45 63
                                    

----

"Sekarang aku percaya bahwa perasaan itu bisa berubah kapan saja tanpa mengenal waktu"

-Manda aurelia-

🍁🍁🍁🍁

Bel sudah berbunyi beberapa menit yang lalu,
tapi yang di tunggu tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

"Kemana sih? " ucap Sifa kesal karena sudah 10 menit yang lalu mereka berdiri di depan kelas menunggu kedatangan sahabat tercinta.

"Coba Lo chat deh atau telpon gitu?" ucap Siska.

"Bentar, " ucapnya mengeluarkan handphone dari saku bajunya.

Manda calling...

"Maaf nomor yang ada tuju....."

Tut

Sifa memutuskan panggilan.

"Gak aktif ni bocah," ucap Sifa.

"Kira-kira kemana ya gue khawatir?"

"Hai," ucap seseorang menyapa mereka.

"Hai Rey, " jawab Sifa.

"Kalian lagi ngapain kayak lagi nunggu bagi sembako?" ujar Bayu.

"Kita lagi nungguin Manda dari tadi gak keliatan sama sekali," ucap Sifa.

Sifa menatap sinis Afrell yang berdiri di samping
Bayu, ia masih dendam ya karena kejadian Kemaren.

"Kenapa lo liatin sahabat gue gitu amat?" ucap reyhan.

"Gak papa, " memalingkan wajahnya ke depan.

Sifa meninggalkan mereka berjalan ke dalam kelas, ia kesal dari pada nantinya ia memukul wajah afrel yang sok itu. Lebih baik ia pergi saja dari situ.

Siska yang melihat itu segera menyusul Sifa memasuki kelas lagipula ia melihat guru berjalan ke arah kelas mereka.

Siska duduk di kursi paling belakang di samping Sifa yang masih saja menampilkan wajah cemberut.

Kelas yang awalnya ricuh seketika hening ketika guru killer itu memasuki kelas.

"Assalamualaikum anak-anak. "

"Waalllaikumsalam, Bu Lisa " jawab mereka  serempak.

"Baiklah kita akan melanjutkan materi  Minggu lalu sekarang buka buku paket halaman 45! " perintah Bu Lisa langsung di turuti oleh semuanya.

"Dan materi kita pagi ini ialah............"

Bu Lisa menjelaskan materi pelajaran sejarah,ya namanya sejarah pasti menceritakan tentang kejadian yang sudah lampau.

Karena asyik mendengarkan apa yang di sampaikan Bu Lisa banyak siswa yang sudah merem melek menahan kantuk.

Bahkan ada beberapa siswa yang sudah  molor, siapa lagi kalau bukan si murid teladan.

AfmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang