AGAIN-3

381 55 11
                                    

Drttt....

Lelaki yang baru selesai mandi itu mendengar getaran ponsel. Dia menatap nakas, melihat benda persegi panjang itu menyala. Namun, dia memilih berjalan menuju lemari alih-alih mengeceknya.

Jevar mengambil kaus tanpa lengan dan celana pendek lantas memakainya. Setelah itu melempar handuk ke sofa. Barulah, dia mengecek ponsel.

"Catrin," gumam Jevar melihat panggilan tidak terjawab dari Catrin. Dia memilih menghubungi lewat chat alih-alih menelepon balik.

Jevar: Apa?

Jevar memegang ponsel di tangan kiri lantas keluar kamar. Dia menuju dapur, membuka kulkas dan melihat bahan masakan tinggal sedikit. Akhirnya dia mengambil telur dan sosis yang tersisa. Tak lupa, dia mengambil cabai, bawang merah dan bawah putih.

"Udah waktunya belanja," gerutu Jevar sambil membawa bahan itu ke meja. Dia meletakkan ponsel dan siap membuat nasi gila.

Jevar tinggal sendiri saat kuliah. Hal itu membuatnya terpaksa belajar memasak. Orangtuanya termasuk keluarga mampu, tapi cukup pelit jika menyangkut uang saku anak. Orangtuanya hanya membelikan apartemen sebagai hadiah ulang tahun ke tujuh belas dan Jevar memilih tinggal di apartemen itu. Karena uang terbatas, dia jadi mencoba hidup hemat. Dia tahu orangtuanya sengaja melakukan itu agar dia tidak menghambur-hamburkan uang.

Drttt....

Mata Jevar bergerak ke ponsel yang bergetar. Dia menekan tombol hijau menjawab panggilan Catrin. "Apa?"

"Mau makan bareng?"

"Gue udah masak," jawab Jevar seraya mencincang bawang merah.

"Nggak mau bagi?"

"Bahannya cuma dikit. Belum belanja." Jevar menjauh, mengambil teflon dan mulai menyalakan kompor.

"Padahal, gue pengen makan malem sama lo."

"Kapan-kapan, deh!" jawab Jevar. "Udah, ya!" Dia menghadap ponsel lalu mematikan panggilan itu.

Jevar mulai sibuk memasak nasi gila. Menurutnya, masakannya tidak terlalu enak, tapi tidak bisa dibilang buruk. Setiap kali memasak, dia merasa ada perkembangan.

Beberapa menit kemudian, nasi gila buatan Jevar telah matang. Dia duduk menghadap meja kecil berbentuk bundar lantas melahapnya. Sambil mengunyah, dia mengecek ponsel. Matanya memicing, melihat story milik Petto. Yah, juniornya itu memang cukup aktif di beberapa sosial media.

"Wait. Kayaknya dia follow Diara," gumam Jevar lalu mencari akun Diara di daftar following Petto.

Diaraca.

"Ketemu!" Jevar tersenyum mendapati akun Diara yang dikunci. Pandangannya tertuju ke jumlah foto yang mencapai seratus. "Sayang banget foto sebanyak itu disembunyiiin."

Jevar meletakkan ponsel dan melahap makanannya. Tiba-tiba, dia memiliki ide jail. Jevar mengambil ponsel dan mengirim pesan ke Diara. Setelah itu, dia mengecek story milik Petto sekali lagi.

"Palama?" Mata Jevar memicing melihat tulisan bagian atas yang sedikit kepotong. "Nggak jauh dari sini dong?" gumamnya lantas membalas story itu.

Aljevarfajar: Mampir, bro! Gue di Trig apartemen.

Jevar meletakkan ponsel dan melanjutkan memakan nasi gilanya. Dia bukan orang yang terlalu tertutup. Dia senang jika teman kantornya mampir, asal tidak setiap hari. Yah, bagaimanapun juga dia malas jika terlalu direpotkan.

***

"Jadi setelah ini lo mampir ke apartemen Jevar?"

"Mampir bentar terus pulang," jawab Petto. Dia menghentikan mobil di depan rumah Diara lalu menghadap wanita itu. "Nggak pergi-pergi kok."

All Over AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang