Sebelumnya Jevar berjalan lebih dulu di depan Diara. Dia pikir wanita itu mengikutinya, tapi saat sampai depan pintu menuju basement barulah dia sadar. Diara tidak ada di belakangnya.
"Wah, lo ngilang ke mana, Ra?" Jevar membelokkan troli berat itu dan mendorongnya menuju supermarket. Dia paling tidak suka kalau ada orang yang pergi bersamanya, tapi tidak memberi kabar jika akan ke tempat lain.
Jevar tampak khawatir. Dia memegang pegangan troli dengan erat dan mendorongnya ke supermarket. Begitu sampai, dia tidak melihat Diara. Barulah dia mengedarkan pandang. "Terakhir ngomong kayaknya di sini."
Pandangan Jevar terarah ke lorong dengan arah panah bertuliskan toilet. "Oh, pasti dia ke toilet!" gumamnya sambil mendorong troli itu mendekat.
Jevar menatap lorong, tapi tampak sepi. "Atau dia ke tempat lain?" Dia mengedarkan pandang dan tetap tidak menemukan Diara.
Perasaan Jevar mulai tidak keruan. Bukannya memikirkan Diara diculik, bagaimana jika wanita itu ikut panik dan mencarinya? "Sialan lo, Ra!" geramnya sambil mendorong troli menjauh. Dia melewati jalan yang tadi sambil mengedarkan pandang.
"Nyari gue?" Teriakan tidak asing itu terdengar.
Jevar berhenti melangkah dan menoleh ke kiri. Dia mendapati Diara mendekat sambil melahap makanan. Sedangkan tangan kirinya membawa kardus makanan. "Ra! Bisa nggak pamit dulu?"
Diara menahan tawa. Dia melahap pisang nuget yang panas itu kemudian mengipas mulut dengan tangan. "Gue...."
Satu alis Jevar menukik melihat Diara yang makan kepanasan. "Bilang, dong, kalau mau beli. Kan, gue jadi nggak khawatir," geramnya. "Gue kira mikir lo panik juga. Ternyata enak-enakan makan."
"Haha...." Diara menatap Jevar dengan senyum tertahan. Dia mengambil sepotong pisang nuget dan mendekatkan ke bibir Jevar. "Jangan bawel."
"Enggak!" Jevar berusaha menolak, tapi pisang nuget itu lebih dulu masuk ke mulut. Dia melotot merasakan sensasi panas di lidah. Seketika dia menutup mulut dan mengunyah makanan itu susah payah.
Diara tersenyum puas. "Ya udah, ayo!" Kemudian berjalan lebih dulu. "Ada untungnya lo ngikutin gue," gumamnya geli.
Jevar belum beranjak. Dia masih menghabiskan pisang nuget yang membuat rongga mulutnya panas. "Tunggu!" teriaknya melihat Diara menjauh. Dia kembali mendorong troli, tidak ingin kehilangan wanita itu.
"Ra!"
Diara menoleh dan mendapati Jevar. "Lagi?" Dia mengambil pisang nuget itu dan mendekatkan ke Jevar, tapi lelaki itu membuang muka. "Ya udah!" Dia melahap makanan itu sendiri. Wajahnya terlihat bahagia karena makanan manis itu.
"Ke mobil dulu, itung belanjaan gue," kata Jevar setelah keluar dari gedung mal.
"Gue tunggu sini. Itung aja sendiri."
Jevar mengacak rambut. Dia mulai mencari barang belanjaannya sambil mengingat-ingat. "Kayaknya cuma ini."
Diara mengernyit. "Belanjaan lo banyak!"
"Ya, mana lagi?" Jevar mencari belanjaan lain, tapi tidak ingat. "Apa ini?" Dia mengeluarkan snack rumput laut.
"Bukan!" Diara merebut snack itu dan memasukkan ke kantung. "Gue tadi lihat permen kopi, pasti punya lo!"
"Oh, iya!"
"Pastiin nggak ada barang yang kurang."
Jevar telah mengeluarkan barang belajannya. Setelah itu dia memasukkan sisa snack milik Diara ke kantung buah dan mengambil kantung yang kosong. "Udah. Struknya mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
All Over Again
General Fiction[ALL SERIES 3] Diara memiliki hubungan rahasia dengan Petto, mantannya saat kuliah dan mereka sekarang satu kantor. Di saat seperti itu, ada Jevar yang banyak digandrungi wanita di kantor. Banyak yang menebak jika kelak Diara yang berhasil mendapatk...