Sekarang jam istirahat, tapi beberapa karyawan masih belum beranjak dari meja kerjanya. Mereka sama-sama menatap komputer, tapi bukan untuk bekerja. Mereka membaca artikel yang mengatakan jika Catrin telah memiliki pacar. Andai hanya berita itu, mereka tidak akan penasaran. Namun, Seli yang menyadari jika itu Petto membuat karyawan lain ikut memastikan. Dan semuanya terkejut.
"Gu nggak habis pikir, sih!" Seli memijit pelipis. "Pantesan Petto nggak nongol. Sibuk pacaran sama artis."
"Haha. Jadi asistennya kali sekarang."
Seli terkekeh. "Rumit. Jevar sama Catrin. Eh, Catrin sekarang sama Petto."
"Ada yang sebut nama gue?"
Tiga orang yang berada di ruangan seketika terdiam. Terutama Seli. Dia menatap Jevar takut-takut, kemudian menunduk.
Jevar berjalan masuk sambil mengernyit karena teman lainnya tidak ada yang bersuara. "Loh, kok diem?" tanyanya. "Tadi ada yang nyebut gue."
Seli seketika berdiri sambil mengusap tengkuk. "Ini ada pemberitaan soal Catrin."
"Dia bukan pacar gue!" jawab Jevar sambil berbalik menuju meja kerjanya. Dia baru saja mewawancarai pengganti Petto. Tidak disangka, jika banyak yang datang untuk interview.
"Tapi, dia sekarang sama Petto," ujar Seli pelan.
"Em, gitu?" Jevar masih belum sadar. Beberapa detik kemudian dia berjingkat hingga berdiri. Seli dan yang lain ikut kaget melihat tindakan itu. "Sama siapa?" geram Jevar.
"Petto."
"Petto yang itu!" Jevar menunjuk meja yang sebelumnya ditempati Petto. Setelah itu dia menatap Seli penuh tanya. "Bukan, kan?"
Seli mengangguk. "Petto yang ini."
Jevar mengusap wajah. Memang dia sudah tahu, tapi tidak menyangka saja jika berita itu tersebar ke media. Dia membingkai kepala kemudian duduk.
"Apa gara-gara itu, ya, Petto sama Diara sempet nggak masuk kerja?" tanya Seli sambil mendekat. "Emm. Putusnya bukan...."
"... gara-gara gue?" potong Jevar. "Gue nggak pacaran sama Diara. Menurut lo yang salah siapa?"
"Brengsek, ya, emang si Petto!" Seli mengepalkan tangan. "Kelihatannya aja setia. Ternyata, preet!"
Jevar terkekeh. "Untung Diara nggak masuk."
"Dia tadi masuk kok."
"Masa?" Jevar seketika berdiri. Dia berlari menuju ruang keuangan dan masuk tanpa permisi. Dia melihat Prita seorang diri, sedang memakan buah. Pandangannya lalu tertuju ke meja Diara yang kosong. "Dia nggak kerja, kan?"
Prita masih kaget dengan kedatangan Jevar. Dia menoleh ke meja samping kemudian menggeleng. "Kerja. Sekarang ke bank."
"Dia nggak kelihatan sedih atau apapun?" tanya Jevar penasaran. "Dia nggak cerita mantan pacarnya?"
"Emang kenapa, sih?"
"Enggak! Lo kayaknya belum tahu." Jevar mengacak rambut. Bingung harus berbuat apa agar Diara tidak tahu gosip itu.
"Bu Sesha mana?"
Tubuh Jevar berjingkat. Dia berbalik, melihat Diara yang memakai celana longgar dan kemeja berwarna biru muda. Wanita itu kembali mengenakan makeup dan rambutnya ditata rapi. Meski sekarang ada yang keluar dari tatanan.
Diara melewati Jevar begitu saja dan meletakkan totebag di meja Bu Sesha. Dia sengaja tidak menatap lelaki itu karena perasaannya sedang kacau. Bahkan, dia langsung menatap komputer dan pura-pura sibuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Over Again
General Fiction[ALL SERIES 3] Diara memiliki hubungan rahasia dengan Petto, mantannya saat kuliah dan mereka sekarang satu kantor. Di saat seperti itu, ada Jevar yang banyak digandrungi wanita di kantor. Banyak yang menebak jika kelak Diara yang berhasil mendapatk...