AGAIN-9

297 54 4
                                    

Selama perjalanan, suara musik tiada henti. Ada karyawan yang membawa gitar dan bernyanyi bersama. Bagian belakang memang lebih heboh. Beberapa kali mereka bercanda dan memicu gelak tawa.

"Kak Jevar mau nyanyi?" Salah seorang bertanya.

Jevar menoleh ke belakang. "Bolehlah. Suara gue nggak kalah bagus."

"Huuu!" Semua karyawan menyoraki, termasuk Diara.

"Sini!" Jevar berdiri mengambil gitar di belakang. Kemudian dia kembali dan bersandar di sisi samping kursinya. "Mau request apa, Neng?"

Diara mendongak menatap Jevar yang membenarkan senar gitar. "Gue nggak mau!"

Prita yang melihat Diara kembali jutek menyenggol lengannya. "Gue aja yang request. Maron Five, Memories!"

"Memories?" Jevar menatap Prita ragu.

"Nggak bisa?"

"Tentu aja bisa!" jawab Jevar membuat Prita tersenyum. Dia mulai memetik senar gitar dengan serius. "Nggak ada yang mau video gue?"

Deto sang videografer segera mendekat dan memvideo Jevar. Tidak mau kalah, Prita juga mengangkat ponsel ke Jevar. Pasalnya, lelaki itu terlihat begitu percaya diri. Berbeda dengan Diara yang memilih kembali menatap depan.

"Here's to the ones that we got!" Jevar mulai bernyanyi dan karyawan lain mengikuti. "Cheers to the wish you were but you're not cause the drinks bring back all the memories."

Diara berusaha keras untuk tidak bernyanyi. Sesekali dia melirik Petto yang bernyanyi. Saat taapan mereka bertemu, mereka saling tersenyum.

"Kesukaan lo dulu!" Prita berbisik ke Diara. "Kalau nggak lo puter tiap hari, gue nggak akan suka pasti!"

"Dulu! Sekarang nggak begitu!"

"Ikut nyanyi aja, kali!" goda Prita yang melihat Diara berusaha biasa saja. Memang benar, dulu Diara setiap pagi memutar lagu itu beberapa kali. Hingga Prita hafal.

"Everybody hurts sometimes, everybody hurt someday!" Jevar begitu terlarut dengan lagu yang dibawakan. Sambil sesekali memejamkan mata untuk menghayati.

Drttt....

Ponsel di saku celana Diara bergetar. Dia mengambil benda itu lalu melirik ke Petto. Lelaki itu menggerakkan dagu dan tersenyum. Lantas Diara membuka chat dari Petto.

Petto: Nggak ikut nyanyi?

Diara segera menekan tombol power dan menoleh. Dia menggeleng pelan menjawab pertanyaan Petto.

"Udah, ya! Nanti kalian ngefans!" ujar Jevar setelah mengakhiri penampilannya. Dia ke belakang dan mengembalikan gitar itu.

"Jevar! Jevar!" Beberapa karyawan berteriak seolah menjadi fans Jevar.

Jevar menanggapi itu dengan melambaikan tangan. Setelah itu dia kembali ke posisinya dan melihat Petto yang mengacungkan jempol. Barulah dia menatap Diara yang terlihat biasa saja. "Lo nggak tahu lagunya?"

"Enak aja!" Diara menatap Jevar tidak terima.

"Terus kenapa nggak nyanyi?"

"Diara dulu tiap pagi muter lagu itu!" Prita tiba-tiba menimpali. "Gue jadi suka gara-gara dia. Penampilan lo nggak kalah keren."

All Over AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang