Anggota tim biru telah berhenti di sebuah patung Hulk. Berbeda dengan sebelumnya yang mereka menaiki tangga dekat patung cumi-cumi, tapi kali ini mereka harus memainkan sebuah permainan ketangkasan.
"Ketua tim mana, nih?"
Diara yang baru mendekat seketika menoleh. Dia melihat Jevar yang berlari kencang sambil membawa peta. "Apa misinya?"
"Setiap pemain akan melawan kru pemandu untuk menyelamatkan anak kecil yang akan diambil. Jumlah anak kecil yang terkumpul, dihitung diakhir permainan."
"Anak kecilnya?" Diara mengedarkan pandang melihat beberapa boneka yang berjajar. "Jadi kita harus ambil terus melewati mereka?"
"Ayo! Cepet!" Jevar mengambil boneka itu dan mendekapnya. Begitu melewati patung Hulk para tim pemandu mendekat dan berusaha merebut. "Kalau nggak bisa jangan dipaksa!"
Beberapa anggota perempuan mulai kesusahan saat melindungi boneka anak kecil. Ada satu boneka yang berhasil direbut tim lawan. Kemudian mereka segera berlari untuk melanjutkan misi selanjutnya.
"Males, deh, gue lari-lari gini!" Diara mendekap boneka dengan kedua tangan lantas berlari. Pemandu perempuan mulai mendekat dan berusaha merebut. Diara berusaha menerobos, tapi tangan mereka menghalangi.
Diara sekuat tenaga melewati, tapi tidak memperhatikan keadaan sekitar. Termasuk, tali sepatunya yang lepas dan diinjak tim pemandu. Keseimbangannya seketika hilang hingga jatuh terduduk.
Bugh....
"Aduh!" Diara berusaha berdiri, tapi bonekanya direbut dengan cepat. Dia berdiri dan melihat anggota tim telah berada di seberang. "Ck! Ketinggalan gue!"
"Benerin sepatu lo dulu!" Jevar berteriak.
Diara tidak memedulikan itu. Dia berjalan sambil agak menendang agar tali sepatunya tidak terinjak. Beberapa langkah dari timnya, dia melihat sebuah perahu kecil.
"Keras kepala, deh!" gumam Jevar sambil mendekati Diara. Tanpa meminta izin, dia melingarkan tangan ke tubuh Diara dan mendudukkan di pinggiran pembatas.
"Ngapain?" Diara kaget mendapat perlakuan itu.
Jevar menyerahkan peta ke Diara lantas menunduk, membenarkan tali sepatunya. Tidak hanya itu, dia juga membenarkan tali sepatu yang masih terikat.
"Cepet! Sebelum ketinggalan!" teriak yang lain. "Minimal kumpul dulu, deh! Dengerin misinya!"
Perhatian Diara teralih. Anggota tim lain berkumpul di depannya ada tim pemandu. "Udah!" Dia hendak meloncat, tapi Jevar kembali memeluk pinggangnya dan membantu turun. "Nggak perlu kayak gitu."
"Lonya keras kepala!" Jevar merebut peta dan berlari. Namun, setelah beberapa langkah dia berbalik dan menarik tangan Diara.
Tim biru akhirnya berkumpul. Tim pemandu barulah membacakan misinya. Setiap anggota harus menyeberang jembatan goyang dan di bawahnya ada kubangan air. Di ujung jembatan, ada orang yang memakai kostum Hulk dan berusaha merebut boneka yang tersisa.
"Gue nggak ada boneka, jadi bakal halangi si hulk," bisik Diara.
"Ya, tapi hati-hati."
"Mulai!" Si Pemandu bersuara.
Diara berjalan menyeberang. Dia tidak menyangka jika jembatan kecil itu langsung berguncang. Kedua tangannya memegangi tali pegangan dan berjalan cepat ke pinggir. Lantas dia menghalangi para hulk.
Tidak disangka permainan itu berlangsung cepat dan hanya satu boneka yang terpaksa terlepas. Tim biru berlari ke tempat yang terdapat arah panah. Saat itulah mereka merasa inilah permainan utamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Over Again
General Fiction[ALL SERIES 3] Diara memiliki hubungan rahasia dengan Petto, mantannya saat kuliah dan mereka sekarang satu kantor. Di saat seperti itu, ada Jevar yang banyak digandrungi wanita di kantor. Banyak yang menebak jika kelak Diara yang berhasil mendapatk...