Sesuai rencana, Jevar menuju rumah Petto setelah pulang kerja. Mobilnya telah berhenti di sebuah rumah sederhana yang gelap. Rumah-rumah di sekitarnya terlihat terang, tapi rumah itu tampak berbeda.
Jevar turun dari mobil dan menuju gerbang dengan cat yang mulai mengelupas. Dia mencari bel, tapi tidak ada. Kemudian dia melihat gembok pagar itu yang terbuka.
"Permisi!" teriak Jevar sambil memutuskan masuk. Dia berjalan menuju pintu rumah sambil sesekali mengedarkan pandang. "Permisi."
Tok... Tok... Tok....
Jevar mengintip dari jendela. Rumah tampak sepi. Apa mungkin Petto tidak ada di rumah? Atau, Petto sudah tinggal terpisah dengan orangtuanya?
"Siapa, ya?"
Tubuh Jevar berjingkat. Dia menoleh, melihat seorang wanita membawa tas kecil dan memakai jaket, mendekat. Saat wanita itu mendekat, dia mencium aroma obat-obatan. "Sore, Tan. Saya Jevar. Teman kantor Petto."
"Oh, temannya Petto. Ayo, masuk!" Mama Petto mengambil kunci dan membuka pintu. Setelah itu dia menggerakkan tangan meminta Jevar duduk.
Saat masuk rumah, Jevar merasa hawa cukup dingin. Dia melirik ke tembok, tapi tidak menemukan AC. "Segar banget, Tan, rumahnya."
"Bisa aja," ujar Mama Petto sambil duduk. Dia menatap Jevar yang duduk di sofa single sambil tersenyum. "Petto kayaknya belum pulang. Tadi nggak ketemu?"
Jevar mengernyit. Itu artinya Mama Petto tidak tahu anaknya tidak masuk kerja. "Saya tadi kerja di rumah, Tan. Saya pikir Petto sudah pulang."
"Dia bilang akhir-akhir ini lembur. Bener nggak?"
"Emm, ya!" jawab Jevar dengan senyum tertahan. Brengsek Petto, dia bohong ke ibunya.
"Saya kasihan ke dia. Tiap pulang wajahnya kelihatan capek, kadang nggak pulang karena nginep di kantor."
Jevar mengangguk. Padahal, kantor tidak pernah mengizinkan karyawannya menginap. Jika harus lembur, tetap harus pulang sebelum jam dua belas malam.
"Kamu juga kayaknya kecapekan, Tante ambilin minuman, ya!"
"Nggak perlu, Tan!" tolak Jevar. "Saya ke sini mau tanya keadaan Petto ke Tante."
Mama Petto mengerjab. "Keadaan? Dia berbuat salah?"
Jevar menggeleng. "Kadang Petto kurang konsentrasi di kantor."
"Petto sering nyimpen masalahnya sendiri," ujar Mama Petto. "Saya dan papanya udah pisah. Dulu dia tinggal sama papanya. Baru dua tahun ini dia tinggal sama saya."
"Oh, Petto pernah ngelakuin sesuatu atau apa gitu?"
Mama Petto menunduk. "Papanya ngebebasin Petto. Baru setelah tinggal sama Tante, Tante agak ngatur dia. Sejauh ini dia masih nurut ke Tante."
Enggak, batin Jevar. Andai Mama Petto tahu, pasti wanita itu akan kecewa. "Petto pernah cerita sesuatu? Emm, tentang Diara, mungkin."
"Dia pernah cerita soal Diara," jawab Mama Petto sambil kembali menatap lelaki di depannya. "Mereka kelihatan makin sayang, tapi Diara nggak pernah ke sini lagi. Mereka masih pacaran, kan?"
"Setahuku masih pacaran, sih, Tan."
"Syukurlah. Tante nggak suka kalau Petto sama cewek yang satunya."
"Cewek yang satunya?" Jevar tidak bisa menutupi rasa penasarannya.
Mama Petto mengangguk. "Beberapa kali ada cewek ke sini ngajak Petto pergi," ujarnya. "Temen kantor kalian, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
All Over Again
General Fiction[ALL SERIES 3] Diara memiliki hubungan rahasia dengan Petto, mantannya saat kuliah dan mereka sekarang satu kantor. Di saat seperti itu, ada Jevar yang banyak digandrungi wanita di kantor. Banyak yang menebak jika kelak Diara yang berhasil mendapatk...