AGAIN-17

241 39 13
                                    

Maaf ya baru sempat update, karena memang agak repot. Sekarang, udah bisa update seperti biasa. Udah pada kangen Jevar Diara sama Petto nggak, nih? Hehe.

Selamat membaca.

***


Syuting saat sore lebih cepat daripada sebelumnya. Memang scene-nya hanya si model sampai sekolah kemudian menghabiskan minumannya. Ditambah, area sekolah sudah mulai sepi. Yah, meski ada segelintir siswa yang memilih menonton.

"Makasih!" Jevar menunduk sopan ke model sekaligus pihak pengiklan.

Petto mendekat dan menyerahkan tablet ke Jevar. "Langsung ke kantor, nih?"

Jevar menerima tablet itu dan melihat bebarapa file yang telah di-copy. Lantas pandangannya tertuju ke jam yang telah menunjukkan pukul enam belas lebih tiga puluh menit. "Balik aja, sih! Tapi, kalau mau ke kantor juga nggak apa-apa."

"Jelas ke kantor! Mobil gue di sana," keluh Petto. "Ngapain juga gue tanya?"

Jevar menahan tawa. Dia mengedarkan pandang melihat timnya yang hari ini bekerja keras. Sekarang, terlihat wajah mereka begitu kelelahan. "Mau kopi?" usulnya menarik perhatian seluruh karyawan.

"Mau!"

"Gue yang traktir!" jawab Jevar sambil menggerakkan tangan. "Ikuti mobil gue!"

Petto dan tiga orang lainnya mengikuti Jevar. Sedangkan sisanya naik ke mobil kantor. Jevar si pemilik mobil tentu yang mengemudi. Dia terlihat santai dengan senyum terukir.

"Ekspresi lo selalu gitu tiap kerjaan kelar."

Jevar melirik sekilas. "Iyalah. Meski ujungnya pusing pas ngedit."

"Deadline kapan, sih?" tanya Petto. "Gue lupa."

"Masih agak lama, tapi editan lain udah nunggu!" jawab seseorang di belakang.

Jevar melirik spion tengah. Dia bersyukur memiliki partner kerja yang mau diajak bekerja sama. Mereka sama-sama bekerja keras dan tentu setipe dengannya.

Tak lama kemudian, Jevar dan karyawan lain kembali dengan tangan membawa gelas kopi. Jevar berjalan paling belakang sambil menyeruput kopi. Dia melihat, karyawan lain mulai berjalan keluar.

Tring....

Petto berdiri di sisi kiri lift saat benda itu terbuka. Melihat siapa yang keluar, dia langsung menarik tangannya. "Tunggu!"

Diara berjingkat kaget karena tindakan Petto. "Baru sampe?" tanyanya melihat penampilan lelaki itu tidak serapi biasa.

"Iya! Tunggu bentar!" Petto melepas pegangan lalu menyusul teman lainnya masuk lift.

Diara mengedarkan pandang dan melihat Jevar yang berdiri di tengah lobi. Dia menoleh ke sisi kiri, melihat Prita yang buru-buru pergi. "Cuma lo yang nggak buru-buru."

"Ngapain buru-buru? Bentar lagi juga pulang." Jevar menghabiskan kopinya dan membuang gelas di tong sampah. Setelah itu dia mendekat ke papan informasi. "Lo nggak mau fotonya?"

"Ah, iya!" Diara baru ingat jika Petto belum mengirim foto itu. Dia menatap Jevar, tapi gengsi jika meminta. "Enggak!"

"Di HP gue ada."

"Ngapain lo simpen di HP?"

"Ge-er?" Jevar menoleh dan menatap Diara yang masih tetap di posisinya.

Diara menghentakkan kaki. Dia mendekat dan melihat fotonya sekali lagi. "Ya udah, gue minta. Terus hapus, tuh, foto!"

All Over AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang