Hari pertama, Petto mulai mengantar jemput Diara. Dia memakirkan mobil di depan rumah kemudian menuju gerbang. Saat akan menekan bel, dia melihat Diara yang berlari keluar meski memakai rok span dan heels.
"Hati-hati!" ingat Petto.
Diara membuka gerbang sambil tersenyum. "Pagi, Sayang!"
Petto memperhatikan Diara yang mengenakan setelan berwarna hijau. Kulit putih Diara terlihat bercahaya karena pakaian yang dikenakan. "Pagi, Sayang."
"Yuk!" Diara mengapit lengan Petto dan berjalan menuju mobil.
Petto membukakan mobil dan tersenyum. Diara terdiam melihat setangkai bunga tergeletak di kursi penumpang. Seketika dia menoleh, senyum Petto semakin lebar.
"Udah lama nggak ngasih bunga!" Petto mengusap puncak kepala Diara.
Diara mengambil bunga mawar putih itu dan menciumnya. "Makasih!" ujarnya kemudian naik mobil. "Romantis banget."
Petto menutup pintu dan memutari mobil. Dia merasa ada sesuatu yang mendebarkan. Lantas dia masuk dan menatap Diara yang memfoto bunga itu. "Tumben mau foto?"
"Gue sering bagiin momen kita, ya!" kilah Diara.
"Tapi, nggak pernah di-post!"
"Mau di-post?"
"Terserah." Petto mengangkat bahu sambil mulai melajukan kendaraannya.
Diara menjawil hidung Petto dengan gemas. "Di WA story, aja, deh!" Dia mengatur siapa saja yang bisa melihat story-nya. Hanya sebatas orang kantor dan Petto. Sengaja tidak membagikan semua orang karena takut ke Sarena dan Tera. Sampai sekarang, dia belum juga memberi tahu ke dua temannya itu.
"Udah sarapan?" tanya Petto saat melewati kedai bubur ayam.
"Udah. Lo?"
Petto menggeleng. "Tapi, nggak laper."
"Tahu gitu tadi gue bawain bekal." Diara menyesal. Padahal, dia sempat terpikir akan membawakan bekal untuk pacarnya. "Besok gue bawain, deh!"
Tangan Petto bergerak ke puncak kepala Diara. Senyum Diara kembali terbit. Dia menarik tangan itu dan menggenggamnya erat.
"Gini, ya, rasanya berangkat kerja bareng pacar," ujar Diara sambil menatap Petto. "Nambah semangat."
"Bisa aja!" Petto perlahan melepas genggaman. "Terpaksa, Sayang! Jalanan mulai macet! Nanti gue gandeng lagi."
Diara geleng-geleng. "Bahaya kayak tadi," ujarnya lalu mengambil ponsel di pangkuan. Dia memilih membuka sosmed, ingin tahu berita baru.
Jika Diara berangkat naik motor, dia tidak akan sempat mengecek sosmed. Dia bangun agak mepet dan hanya sempat mengecek pesan masuk. Setelah itu dia siap-siap dan berangkat. Sampai kantor, kadang dia lupa karena sibuk dengan komputernya.
Diara mengerjab, melihat sebuah video yang sepertinya diambil di kelab. Matanya memicing melihat dua wanita yang saling jambak. Kemudian ada dua lelaki yang berusaha melerai. "Ngapain cewek-cewek ini berantem?"
"Siapa?"
"Nggak tahu!" Diara menekan ujung kiri bawah video hingga terlihat akun yang ditandai. "Eh, Catrin?"
Petto menoleh sekilas. "Catrin berantem?"
"Bentar!" jawab Diara sambil membuka akun Catrin. Dia melihat story wanita itu dan menemukan sebuah foto minuman. Lantas dia melihat bagian orang-orang yang menandai akun Catrin. Beberapa video diposting semalam. Isinya sama, yakni Catrin yang bertengkar.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Over Again
General Fiction[ALL SERIES 3] Diara memiliki hubungan rahasia dengan Petto, mantannya saat kuliah dan mereka sekarang satu kantor. Di saat seperti itu, ada Jevar yang banyak digandrungi wanita di kantor. Banyak yang menebak jika kelak Diara yang berhasil mendapatk...