Diara sampai rumah setelah Tera mengantarnya. Bedanya, dia kembali keluar setelah Tera pergi. Dia berjalan menuju taman kompleks karena Petto menunggu di sana.
Tin... Tin....
Dari kejauhan Diara melihat sebuah mobil mendekat dan menekan klakson. Dia berhenti melangkah dan melambaikan tangan. Dia hafal itu mobil Petto.
"Lama banget!" keluh Petto setelah mobilnya berhenti di samping Diara.
Diara memutari mobil dan masuk ke bangku penumpang. Dia memakai sabuk pengaman sambil menahan tawa. "Habisnya nggak ngabarin dulu."
"Gue pikir lo di rumah."
"Biasanya emang gitu," jawab Diara sambil membenarkan posisi duduknya. "Jadi, mau ke mana?"
Petto mengangkat bahu. Dia melajukan kendaraannya melewati rumah Diara lalu melirik wanita di sampingnya. "Mau nonton aja?"
Diara mengangguk. "Tapi, film romantis."
"Nggak seru!"
"Daripada nonton orang berantem kalau nggak, zombie. Serem!" ejek Diara karena selera Petto hanya seputar itu saja.
Tangan Petto terulur dan menarik tangan Diara. Dia mengemudi santai sambil sesekali melirik pacarnya itu. "Ya udah. Nonton film romantis aja."
"Gitu, dong!" Diara menjawil dagu Petto dengan gemas.
"Terus gue juga pengen beli takoyaki."
"Tumben?"
"Pengen aja."
Diara menahan tawa. Petto termasuk jarang menginginkan ini itu. Berbeda dengan Diara. "Kayak gini, dong! Ungkapin pengennya apa."
"Haha...." Petto terbahak. "Cake dari lo kemarin, masa gue nggak dibagi?"
"Masa?"
"Iya! Sama mama disimpen di kulkas terus dimakan sendiri."
Diara geleng-geleng. "Gue pikir mama gue doang yang sering gitu," ujarnya. "Jadi, cake pilihan gue tepat?"
"Iya. Mama nggak suka cokelat. Aneh, kan?"
"Gue juga nggak begitu suka cokelat, tapi masih mau makan, sih!"
Petto menghela napas berat. "Udah lama banget, ya, gue nggak ngasih lo sesuatu?" ingatnya. "Dulu sering gue kasih cokelat, kan?"
"Iya! Terus direbut Sarena sama Tera."
"Jadi, mereka yang habisin?"
Diara mengangguk sambil menahan senyuman. "Tapi sekarang, gue nggak akan bagi-bagi."
Tin... Tin....
Petto dan Diara menoleh ke mobil yang menyalip dengan posisi agak mepet itu. "Kayak kenal," gumam Petto yang diangguki Diara.
Mata Diara memicing, hingga sekilas dari melihat postur seorang lelaki. "Kayaknya Jevar, deh," ujarnya. "Ngapain ketemu dia, sih?"
"Masa Jevar?" Petto melepas genggaman dan melaju agak kencang. "Sialan! Dia pasti ngerjain kita."
Diara melihat mobil di depan yang berusaha menghalangi. "Udah jelas itu Jevar!"
"Bentar! Gue salip, dulu!" Petto kemudian menyalip mobil di depannya.
Saat mobil berhasil disalip, Diara menatap ke sisi pengemudi. Memang benar Jevar yang mengemudi dan lelaki itu tertawa. Dia lalu menatap Petto. "Kabur aja, deh!"
"Ngapain kabur?"
"Dia pasti ngikutin!" jawab Diara. "Masa kita pergi bertiga?"
Petto melirik Diara penuh pertimbangan. "Nggak apa-apa, kali. Ngerjain Jevar."
KAMU SEDANG MEMBACA
All Over Again
General Fiction[ALL SERIES 3] Diara memiliki hubungan rahasia dengan Petto, mantannya saat kuliah dan mereka sekarang satu kantor. Di saat seperti itu, ada Jevar yang banyak digandrungi wanita di kantor. Banyak yang menebak jika kelak Diara yang berhasil mendapatk...