AGAIN-11

283 53 9
                                    

"Makan besar, nih!"

Tim biru masuk ke ruang makan dan tercium aroma makanan yang tersaji. Sebagai pemenang, mereka mendapat kudapan spesial. Sedangkan tim lawan mendapat makanan biasa. Meski sama-sama enak.

"Dagingnya kelihatan enak!" Jevar berdiri sambil membawa piring. Matanya tertuju ke daging sapi yang dipanggang sempurna itu. Lantas dia mengulurkan piring. "Saya mau!"

"Gue dulu!"

Jevar menoleh dan mendapati Diara. "Ternyata lo di sini?"

"Udah daritadi, kali!" Diara yang mengantre dulu dan tentu daging yang hampir matang itu miliknya. "Saya duluan, kan, Pak?"

Si petugas mengangguk. "Piringnya, Kak!"

Diara mengulurkan lalu daging itu berada di piringnya. Dia lantas berbalik dan memilih tempat duduk terdekat. Diara menuangkan saos di samping daging dan mulai mengirisnya. Daging itu berserat dan kenyal saat dipotong.

"Bau daging di sebelah!"

Perhatian Diara teralih. Dia melihat tim lawan yang berada di sisi kanan. Sebagai tim pemenang, mereka mendapat jamuan di ruang VIP. Entah itu ide siapa, tapi kali ini Diara sangat suka idenya. Tentu saja karena dia menang.

"Untung menang." Jevar duduk di samping Diara dan meletakkan piringnya. Dia mengambil saus dan menuangkan di atas daging.

Diara yang melihat tindakan Jevar mengernyit. "Itu namanya daging saus."

"Emang gue suka saus!" jawab Jevar seraya meratakan saus itu dengan pisau. Setelah itu dia mulai memotong daging hingga berbentuk kotak-kotak.

Lagi-lagi Diara dibuat heran. "Kalau tahu lo potong gitu, langsung minta masnya buat dipotongin."

Jevar menoleh. "Ini makanan siapa?" tanyanya heran. "Gue, kan? Jadi, terserah gue."

Diara mulai sadar terlalu mengomentari cara makan Jevar. Dia memilih fokus makan karena memang sejak tadi lapar. Sambil mengunyah, dia mengedarkan pandang. Hingga melihat Petto dari pintu kaca.

"Eh...." Diara menutup mulut melihat tatapan Petto yang tertuju kepadanya. Dia menoleh dan mendapati Jevar duduk agar menyerong menghadapnya. Masa dia curiga?

"Nih! Daging gue nggak kalah enak!" Jevar menusuk daging dan mendekatkan ke Diara.

Diara bergerak mundur. Dia mendorong tangan Jevar lantas memilih berdiri. "Jadi nggak bisa nikmatin makanan!" Setelah itu dia memilih tempat agak jauh.

Jevar tidak begitu memedulikan. Dia sangat kelaparan. Sekaligus, dia ingin mencicipi makanan lain.

"Gue denger Diara tadi sama Petto berduaan."

Saat sedang makan, Jevar mendengar suara itu. Dia menoleh, melihat Kia berbisik dengan Rani. Dia mencoba biasa saja, padahal mencuri dengar.

"Masa? Kapan?" tanya Rani lebih kencang.

"Pas games terakhir. Gila aja anggota lain sibuk cari bola mereka malah berduaan. Pas ketahuan mereka langsung pergi."

Jevar terdiam. Dia menatap Diara yang memakan sambil menikmati pemandangan di luar. "Huh...." Dia memilih tidak terlalu memikirkan.

"Selamat makan tim pemenang!" Prita berjalan masuk, melihat tim biru yang melahap daging sebagai sajian spesial. "Gimana? Seru nggak?"

"Nanti malem juga ada games kayak gini?" tanya Jevar.

Prita tersenyum. "Rahasia dong." Dia mendekati Jevar dan melihat daging yang dipotong kecil-kecil. "Kayak mau nyuapin anak."

Jevar menusuk dagingnya dan mengulurkan ke Prita. "Nih, mau?"

All Over AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang