Pagi ini Diara berangkat dengan ojek online. Alasannya karena kemarin motornya tertinggal di kantor. Bisa saja dia meminta Petto untuk menjemput. Namun, dia tahu Petto setiap pagi mengantar ibunya dulu.
Diara berjalan lewat pintu utama. Jika, naik motor tentu tidak akan lewat pintu itu. Dia mengedarkan pandang, hingga melihat papan informasi yang terdapat fotonya.
"Ya ampun!" Diara segera mendekat dan menutup foto itu. "Ngapain, sih, terus dipanjang? Duh! Kayak apaan aja?"
"Ciee, yang kemarin menang."
Diara menoleh dan melihat Seli baru datang sambil membawa cup kopi. "Ini dipasang sampai kapan?"
"Nggak tahu," jawab Seli sambil mendekat. Dia menyingkirkan tangan Diara dan melihat foto di bawahnya. Foto Jevar. "Gue pikir dia yang menang. Mukanya cocok jadi aktor. Ya, kan?"
Perlahan Diara mundur satu langkah. Pandangannya lalu tertuju ke foto Jevar. Lelaki itu berdiri dengan senyum lebar. Di belakangnya ada latar belakang awan. Entah Jevar foto di sebelah mana, karena pemandangannya terlihat indah.
"Lihat, nih! Pada happy semua!" Seli menunjuk foto bagian bawah. Foto seluruh karyawan sebelum bermain games, saat api unggun dan sebelum pulang.
Diara membungkuk mencari wajahnya. Dia terdiam melihat foto setelah bermain games. Dia berdiri di samping Jevar dan sepertinya tangan lelaki itu melingkar di pundaknya. Diara agak lupa dengan kejadian itu karena terbawa suasana bahagia setelah menang.
"Ini Jevar, ya, yang moto?" Tangan Seli terulur ke foto Diara.
"Em...." Diara menjawab singkat. "Katanya semua orang di foto."
"Nanti gue minta, deh!"
"Bilang aja ke orangnya," jawab Diara kemudian menjauh.
Seli ternyata mengikuti. "Kemarin gue lihat mobil Petto ngikutin Jevar. Kalian habis pergi bareng?"
Diara memejamkan mata sejenak. Kenapa Seli tahu, sih? "Cuma mampir makan."
"Kok gue nggak diajak?"
"Dadakan soalnya," jawab Diara. "Pas udah di mobil, Petto baru ngajak."
"Kalau pergi ajak gue!"
Diara mengangguk saja. Belum tentu dia, Petto dan Jevar akan pergi makan lagi.
"Pas di hutan pinus, Petto nempel terus ke lo."
"Haha...." Diara masuk lift disusul oleh Seli. "Kalau nempel cewek lain gue marahin."
"Maksud gue beda banget. Kalian pinter, sih, nyembunyiin hubungan."
Diara menepuk dada bangga. "Kayaknya orang lain juga pinter."
"Siapa yang lo maksud?"
"Orang lain selain orang di kantor," jawab Diara. "Jangan gampang curiga."
Seli menggaruk pelipis. "Nggak tahulah. Pikiran gue!"
Saat pintu lift terbuka, Seli keluar lebih dulu dan berbelok ke arah kanan. Diara lantas keluar dan berbelok ke kiri. Saat itulah dia kaget melihat Jevar keluar dari ruangannya.
"Jam segini baru dateng?" tanya Jevar sambil melirik arloji yang telah menunjukkan pukul sembilan lebih tiga menit.
Diara tidak menggubris dan memutuskan masuk. Dia melihat Prita berdiri di samping meja Bu Sesha. "Selamat pagi," sapanya lantas duduk di kursinya.
Prita menjauh sambil membawa map. "Baru dateng?" tanyanya sambil duduk. "Telat."
"Gue di bawah, lihat foto."
KAMU SEDANG MEMBACA
All Over Again
General Fiction[ALL SERIES 3] Diara memiliki hubungan rahasia dengan Petto, mantannya saat kuliah dan mereka sekarang satu kantor. Di saat seperti itu, ada Jevar yang banyak digandrungi wanita di kantor. Banyak yang menebak jika kelak Diara yang berhasil mendapatk...