Pagi hari, bagian keuangan meeting di ruangan Pak Wawan. Tentu saja membahas tentang ulang tahun perusahaan. Di saat seperti ini, Diara bersyukur ke Prita yang gerak cepat mencari semuanya.
"Jadi, rencananya akan menginap di Villa Delta. Di vila ini juga ada paket-paketnya! Semakin banyak orang semakin murah," jelas Prita. "Selain itu sudah termasuk tiga kali makan. Ada juga paket untuk BBQ-an."
Bu Sesha memperhatikan Prita. Kemarin sore mereka sudah membahas itu, sekarang tinggal di laporkan. "Setelah saya cek, jumlah karyawan sekitar dua puluh lima karyawan. Termasuk satpam. Jadi bisa pakai bus ukuran medium."
Diara yang mendengar itu sedikit kecewa. Sepertinya Bu Sesha sudah memperhitungkan semuanya. "Jadi, pakai bus ya, Bu?"
Pak Wawan menatap Diara. "Kamu ada rencana apa, Ra?"
"Saya pikir untuk menekan anggaran bisa naik mobil pribadi," jawab Diara.
"Jangan. Nanti yang punya mobil ngeluarin uang," tolak Pak Wawan. "Ini, kan, ulang tahun perusahaan jadi semuanya dibiayai perusahaan."
"Setelah saya cek, dananya masih cukup, Pak!" Bu Sesha kembali bersuara. "Selama setahun ini, pendapatan melampaui target."
Prita tersenyum. Artinya sudah positif mereka akan liburan. "Jadi, vilanya benar di sini, Bu?" tanyanya menginterupsi. "Di tempat ini juga tersedia jasa layanan untuk out bound."
Pak Wawan kembali menatap layar. Dia tersenyum karena karyawannya gerak cepat. Padahal, baru kemarin pagi dia memberi perintah. "Bagus ini. Biar makin kompak."
Diara mengangguk setuju. Memang acara seperti itu diperlukan untuk saling mengenal dengan karyawan lain. "Apa kita dapat kaus?"
"Kalau untuk kaus, pengeluaran berlebih," kata Bu Sesha. "Kita juga harus mikir selanjutnya. Jangan sampai keuangan anjlok."
"Soal kaus biar saya yang pesan, pakai dana pribadi." Pak Wawan menatap Bu Sesha.
"Pak. Apa nggak terlalu sayang?"
Pak Wawan menggeleng. "Justru kayak setengah-setengah kalau nggak pakai kaus," ujarnya. "Kita pakai kaus pas acara outbound. Sekaligus buat kenang-kenangan."
"Saya setuju," ujar Prita. "Saya juga terpikir untuk membuat video. Sekaligus, sebagai promosi perusahaan kita. Apalagi, kita punya tim produksi dan kreatif yang pastinya akan membantu."
"Kalian juga harus koordinasi ke tim lain," saran Pak Wawan. "Untuk kaus, si karyawan baru itu kayaknya bisa."
"Petto, Pak?" tanya Diara sambil menahan senyuman.
"Bukan, yang kemarin tanggung jawab iklan kosmetik."
"Jevar!" Bu Sesha menjawab. "Ya, saya akan minta tolong Jevar."
Diara kecewa. Dia pikir pacarnya yang diminta mendesain.
"Sa! Nanti kamu bagian koordinasi sama tim lain," perintah Bu Sesha. "Prita bagian pesan villa dan transportasi. Saya urus yang lain."
"Baik, Bu!" Prita mengangguk semangat.
Lagi-lagi Diara kecewa. Apakah itu artinya dia harus bekerja sama dengan Jevar? Ah, jika bukan karena kerjaan, dia pasti menolak.
"Gimana, Ra?" tanya Pak Wawan karena Diara mendadak diam.
Diara memaksakan senyuman. "Nanti saya konfirmasi."
"Acara ulang tahun akhir bulan nanti," ujar Bu Sesha sambil menatap buku catatannya. "Tiga minggu rencanain semuanya lebih dari cukup, kan?"
"Tentu, Bu!" jawab Prita. "Saya juga akan ke villa langsung untuk mengecek kondisi aslinya. Bagaimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
All Over Again
General Fiction[ALL SERIES 3] Diara memiliki hubungan rahasia dengan Petto, mantannya saat kuliah dan mereka sekarang satu kantor. Di saat seperti itu, ada Jevar yang banyak digandrungi wanita di kantor. Banyak yang menebak jika kelak Diara yang berhasil mendapatk...