Xia'er

171 14 0
                                    

Tabib berjalan dengan tergesa-gesa menuju Kediaman Matahari.

Setelah sampai, alangkah terkejutnya tabib Mo melihat Xia Ai yang mengeluarkan darah segar berwarna hitam pekat dari mulutnya, buru-buru tabib Mo memeriksa Xia Ai tanpa memberikan salam pada Putra Mahkota, karna ia terlalu panik melihat kondisi Xia Ai yang semakin parah.

Tabib Mo memeriksa Xia Ai dengan teliti dan menghentikan darah dari mulutnya..

"Yang Mulia, tampaknya Putri Xia Ai semakin kehilangan peluang untuk tetap hidup. Jika tidak diberi penawar ramuan lotus putih dalam waktu lima jam saja maka itu akan sangat buruk untuk Putri Xia Ai, Yang Mulia," jelas tabib mo memberitahu Zang Xuen Chi dengan hati-hati bahwa Xia Ai tidak mendapat peluang hidup lebih lama lagi.

"Tidak mungkin! Tabib, kau bilang Xia'er akan bertahan hingga tiga hari dan kau mengatakan bahwa sisa waktunya hanya tersisa lima jam, apa ini tabib?!" Pria itu mengguncang keras tubuh tabib Mo.

Zang Xuen Chi berkata dengan nafas yang memburu, Bao San saja belum kembali, dan sekarang Xia Ai hanya mampu bertahan hingga lima jam, ia semakin frustasi.

"PENGAWAL!!"

Zang Xuen Chi memanggil pengawal yang menjaga Kediaman Matahari saat ia sedang tidak ada.

Tak lama kemudian datanglah sepuluh orang pengawal dengan wajah ketakutan. Zang Xuen Chi menghampiri semua pengawal dan mengintrogasi mereka.

"Sedang apa kalian sedari tadi hingga membiarkan pelayan itu masuk dan meracuni putri!!"

Zang Xuen Chi benar-benar marah dengan penjagaan yang sangat buruk seperti ini. Jika saja ia tidak datang tadi, mungin pelayan itu sudah meminumkan racun dalam mangkuk hingga habis.

"Mohon ampun, Yang Mulia, tadi kami memang melihat seorang pelayan hendak masuk ke kediaman. Setelah kami tanyakan, pelayan itu mengaku membawa obat untuk tuan putri atas perintah tabib Mo, sehingga kami membiarkannya masuk, Yang Mulia." salah satu prajurit menjelaskan bahwa mereka tidak bersalah

Zang Xuen Chi yang mendengar nama tabib Mo seketika menatap nya tajam, Tabib Mo yang mengerti situasi pun segera bersujud.

"Ampuni hamba Yang Mulia, hamba tidak pernah menyuruh orang ataupun seorang pelayan untuk membawakan obat untuk tuan putri, Yang Mulia." Tabib Mo membela diri atas namanya yang ikut terbawa kasus pelayan yang meracuni Xia Ai.

"Ini tidak bisa dibiarkan. Baiklah, tabib Mo dan kalian boleh keluar, dan ingat satu hal! Jangan biarkan siapapun masuk selain Benwang sendiri!"

"Baik, Yang Mulia."

Zang Xuen Chi berjalan tergesa-gesa menuju kediaman awan milik Mei Lan. Setelah sampai, Kasim mengumumkan kedatangan Putra Mahkota di kediaman awan. Mei Lan yang mendengarnya segera merapihkan rambut dan hanfu nya kemudian keluar dengan senyum terbaik nya, ia berfikir bahwa Zang Xuen Chi sudah berubah pikiran dan meninggalkan Xia Ai yang sudah sekarat.

"Salam, Yang Mulia," ujar Mei Lan memberi salam dengan suara yang dilembut-lembutkan membuat pria itu ingin muntah.

"Kau tidak perlu bersikap seolah kau tidak berbuat apa-apa." Zang Xuen Chi berkata dengan raut wajah datar dan dingin

"Apa maksudmu Yang Mulia, aku tidak mengerti?" Tanya Mei Lan sok polos.

"Kau yang telah meracuni Xia'er, kan!" Zang Xuen Chi sudah geram dengan tingkah Mei Lan yang nampaknya tidak merasa bersalah sedikitpun dan malah berpura-pura tidak tau.

Mei Lan mendadak menjadi gugup mengetahui bahwa Zang Xuen Chi mencurigainya.

"Ti-tidak Yang Mulia, u-untuk apa saya me-melakukan itu." Mei Lan berusaha mengelak dengan Suara gugup nya membuat Zang Xuen Chi semakin yakin bahwa Mei Lan lah pelakunya.

"Mengapa kau gugup, apa yang Benwang katakan itu benar?" Zang Xuen Chi semakin memojokkan Mei Lan yang masih tak mau mengakui perbuatan nya.

"Ti-tidak yang mulia,s-saya tidak gugup," Mei Lan kembali mengelak.

Pria itu menghela nafas berat. Satu ide cemerlang melintas di otaknya.

"Sepertinya Mei'er memang tidak melakukannya." Zang Xuen Chi memancing Mei lan dengan memanggil nama dekatnya

Mei Lan yang dipanggil seperti itu merasa sangat senang dan luluh, ia mengajak Zang Xuen Chi masuk kediaman dan mengobrol, Zang Xuen Chi hanya menurut untuk melancarkan rencananya.

Mei Lan dengan langkah menggoda mendekati Zang Xuen Chi dan membelai surai panjang nya, ia berfikir bahwa Zang Xuen Chi sudah melupakan tujuannya dan tertarik padanya.

Zang Xuen Chi yang di perlakukan seperti itu menjadi merinding, bahkan bulu di lehernya berdesir dingin. Akan tetapi ia harus bersikap seolah-olah ia menyukai Mei Lan agar dia mau mengaku.

"Mei'er apakah kau mencintaiku?" Zang Xuen Chi mulai memainkan perannya.

"Tentu saja, Yang Mulia. Aku sangat mencintaimu." Mei Lan menjawab dengan sangat lembut, namun tersirat nada menggoda.

"Lalu, bagaimana jika ada wanita lain yang mendekatiku?" Tanya Zang Xuen Chi kembali memancing Mei lan dengan pertanyaan menjebak.

"Mudah saja, jika ada wanita lain yang mendekatmu, maka aku akan membunuhnya dengan tangan ku sendiri," jawab Mei Lan dengan lancar, tanpa sadar bahwa dia telah terjebak.

"Jadi, kau lah yang mencoba membunuh Xia Ai yang telah mendekati ku?"

"Iya, Yang Mulia. Aku tidak suka pada nya yang telah berani mendekati mu, bahkan kau juga mencintainya dan membela nya mati-matia..." Mei Lan baru sadar ia telah mengakui kejahatan nya segera menutup mulut dengan tangannya.

"Kena kau!" Zang Xuen Chi berkata penuh kemenangan.

"Kau menipuku Yang Mulia!" Teriak Mei Lan tidak terima.

"Aku tidak menipumu, kau saja yang mudah tergoda. Heh, dasar murahan!" Sarkas Zang Xuen Chi menyebut Mei lan murahan yang suka menggoda pria.

"Jadi kau lah yang meracuni Xia'er hingga sekarat, Benwang akan memberitahu Kaisar bahwa anak kesayangan nya ini telah melakukan hal memalukan. Agar kau segera di hukum berat atas kejahatan yang bukan etika seorang bangsawan!" Setelah berkata, pria itu pergi dari kediaman meninggalkan Mei Lan yang frustasi akan kebodohannya.

 Triplet Princesses [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang