Di tengah rasa kebanggaan Kaisar Zang akan Xia Ai. Zang Bai Nian yang berada di samping ibunya justru merasa geram.
Selir Rong Chen yang merasakan hawa kemarahan dari putrinya pun menoleh pada Zang Bai Nian yang mengerutkan alis marah. Tangan wanita itu menyelinap di antara kursi dan mencubit tangan gadis tersebut keras.
Zang Bai Nian yang mendapatkan perlakuan secara tiba-tiba itu pun meringis.
"Awwhh.. Ibu apa yang kau lakukan!" bisik gadis itu penuh tekanan.
"Ibu harap kau tidak melakukan hal gila yang akan merugikanmu atau posisi Ibu!" balas Selir tong Chen berbisik.
"Tapi, Bu! Anak buangan itu menjadi pusat perhatian! Ini tidak bisa dibiarkan!!" ucap Zang Bai Nian geram, dan tanpa aba-aba langsung berdiri tanpa membiarkan ibunya mencegahnya.
Selir Rong Chen yang melihat putrinya akan bertingkah pun menjadi campur aduk, antara panik, gusar, dan marah. Ia benar-benar tidak tau dari mana putrinya mendapatkan keberanian yang sangat besar. Ia hanya bisa duduk diam dan pasrah.
Kemudian Zang Bai Nian berteriak lantang dari tempat duduk putri kaisar.
"AKU! PUTRI KETIGA, ZANG BAI NIAN. MENANTANG PUTRI KEDUA WANG UNTUK BERTARUNG DI PERTUNJUKAN BAKAT!!"
Saat suara keras Zang Bai Nian jatuh, para tamu segera mengalihkan pengelihatan mereka pada Putri ketiga Zang yang tengah berdiri dengan angkuh. Ia menatap nyalang ke arah Chu Mei yang sedang asik duduk dan memakan kue di atas meja.
"Uhuk!"
Chu Mei yang merasa disebut, seketika tersedak kue kering, kemudian ia menoleh pada Zang Bai Nian dengan marah.
"Sialan! Anak selir itu tidak ada bosannya mencari masalah denganku!" geram Chu Mei. Ia berdiri dan merapikan gaun merah muda yang ia kenakan dengan anggun.
Dengan perasaan lesu dan jengkel, gadis itu mengeluarkan Pedang Api Hitam Legendaris, lalu menyeretnya bagai dan berjalan gontai ke arah panggung tanpa perasaan minat sedikitpun.
"Mari kita lihat apa kau masih bisa berteriak padaku setelah merasakan kekuatan pedang ini!"
Apa-apaan anak selir itu! Ia harusnya sedang menikmati kue-kue lezat!
Setelah sampai di atas panggung. Chu Mei berdiri dengan bertumpu pada pedang nya sebagai tongkat, ia menguap bosan.
Para tamu yang melihat cara putri kedua Wang yang dengan santainya menyeret dan menjadikan pedang yang sangat berharga itu sebagai tongkat pun mematung dan terdiam di tempat.
Zang Bai Nian bahkan hampir mengeluarkan bola matanya karna terkejut setengah mati.
Apa-apaan kedua saudara ini?! Katanya tidak berguna, tapi lihatlah, mereka bahkan memiliki pedang terkuat di bumi!
Chu Mei dengan polos menatap semua orang yang terdiam melihatnya.
"Hei kau, cepatlah! Aku sudah berdiri di sini. Kau sudah menggangguku makan tadi! Cepat selesaikan ini dan biarkan aku melanjutkan acara makan ku yang tertunda!!" Teriak Chu Mei keras.
Anak selir ini terlalu berani, dan sekarang dia bahkan tidak bergerak dari tempatnya! Orang macam apa dia ini?!
Zang Bai Nian yang mendengar suara keras Chu Mei langsung tersadar dari keterkejutan, kemudian berjalan ke arah panggung dengan pedang biasa yang ia ambil dari salah satu pengawal. Ia menelam ludahnya kasar.
Apa yang telah ia lakukan?! Kalau ia sampai kalah, maka hancur sudah harga dirinya. Tapi kemungkinan untuk menang sangat mustahil.
Kaisar dan Permaisuri Zang menatap Selir Rong Chen dengan tatapan marah. Apa dia tidak bisa mendidik anaknya dengan benar?! Dan bahkan putrinya itu sudah membuat keributan, kalau dia kalah pertarungan, maka nama Kekaisaran Zang pasti akan menjadi buruk!
Selir Rong Chen yang merasa ditatap tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya menunduk sambil mengutuk putrinya yang bodoh. Jika putrinya tidak segera berubah, maka ia bisa saja kehilangan posisi Selir Agung.
Chu Mei yang melihat cara berjalan Zang Bai Nian yang lamban semakin emosi.
"Hei! Cepatlah sedikit, seperti siput saja!" bentak Chu Mei kesal.
Tanpa sadar, Zang Bai Nian yang mendengar bentakan Chu Mei segera mempercepat langkahnya.
Setelah sampai di panggung, gadis itu hanya diam, sambil sesekali melirik Pedang Api Hitam yang memang terlihat berkilau, tetapi sangat panas dan penuh energi kuat.
Para tamu, termasuk Kaisar dan Permaisuri Wang/Zang pun menjadi tertarik pada pertarungan kali ini.
Jika bisa berkata jujur, dari sisi manapun pertarungan ini sama sekali tidak seimbang. Tapi mereka jelas bisa menebak siapa yang akan kalah nantinya.
Kaisar dan Permaisuri Wang sangat bersemangat untuk melihat putrinya yang memiliki Pedang Legendaris, mereka menjadi bangga.
"Apa yang kau lihat? Cepat serang aku sesukamu,"
"kalau bisa~" Chu Mei berucap santai, kemudian ia sedikit berbisik pada Zang Bai Nian dan memancing emosi nya yang sangat mudah dikeluarkan itu.
Benar saja, Zang Bai Nian menjadi marah setelah mendengar bahwa anak buangan di hadapannya ini berani merendahkannya. Ia menyerang Chu Mei dengan brutal dengan berbagai elemen dan kekuatannya, yang tentu saja tidak seberapa.
Chu Mei hanya menangkis serangan Zang Bai Nian dengan santai tanpa mengeluarkan kekuatannya.
Lagi-lagi para tamu dibuat takjub dengan kekuatan kedua Putri yang di acuhkan itu. Mereka membicarakan Kaisar dan Permaisuri Wang yang tidak bisa mengenali anaknya sendiri, dan malah membesarkan anak yang katanya sangat kuat itu.
Chu Mei menguap ditengah serangan brutal Zang Bai Nian.
"Hoamm..." Gadis itu membuka mulutnya lebar. Ia sangat mengantuk.
"Hei hanya begini saja? Ckckck.. lain kali jangan mulutmu, anak manis. Kita akhiri saja pertarungan membosankan ini, ya? Kau sama sekali bukan lawanku," ucap Chu Mei dengan nada mengejek disertai kekehan.
Chu Mei melawan serangan Zang Bai Nian dan membuatnya semakin terpojokkan serta kewalahan. Chu Mei yang melihat Zang Bai Nian sudah kewalahan langsung berputar dan menebas pedang biasa gadis itu hingga hancur berkeping-keping.
Dengan satu kali hentakan, Chu Mei menjatuhkan Zang Bai Nian dan mengunci pergerakannya dengan pedang di leher yang siap menggoresnya jika dia bergerak sedikit saja.
Para tamu menahan nafas Mereka ketika melihat serangan balasan Chu Mei.
Chu Mei menatap Zang Bai Nian yang tidak berkutik di bawah kakinya.
"Kau kalah," ucap Chu Mei dengan smirik remeh di bibirnya.
Sesaat kemudian para tamu sudah sadar pun bertepuk tangan meriah, begitupun kaisar dan permaisuri.
Chu Mei berjalan meninggalkan Zang Bai Nian yang terkapar di lantai dengan senyum miring sambil menatap kakaknya di Singgasana, lalu mengedipkan matanya memberi kode pada Xia Ai. Xia Ai yang mengerti kode adiknya pun terkekeh kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triplet Princesses [END]
Fantasy'_Wang Xia Ai. Istri terkasih dan cinta pertama Zang Xuen Chi _' Di Kekaisaran Wang. Kaisar Wang beserta Permaisuri Li Wei dikaruniai tiga putri kembar yang diberi nama Wang Xia Ai, Wang Chu Mei, dan Wang Mei Lan. Ketiganya disayangi dan dicintai ol...