Cinta?

297 26 0
                                    

Sesampainya di kediaman Xia Ai, Kasim mengumumkan kedatangan Putra Mahkota Kekaisaran Zang.

"PUTRA MAHKOTA KEKAISARAN ZANG, ZANG XUEN CHI DATANG BERKUNJUNG!!" Teriak kasim memberitahu sang pemilik kediaman bahwa Putra Mahkota datang.

Xia Ai yang sedang membaca buku sontak terkejut.

'Untuk apa Putra Mahkota Kekaisaran Zang datang menemuiku?' Tanya Xia Ai dalam benaknya. Setelahnya ia bangkit dan membukakan pintu untuk mengizinkan Putra Mahkota masuk.

Setelah mendapat izin, Zang Xuen Chi masuk dan mendapati Xia Ai yang tengah berdiri dihadapannya dengan tatapan takut.

Sebenarnya Zang Xuen Chi cukup terkejut melihat keadaan kediaman serta pakaian yang gadis itu gunakan. Hanfu yang cukup kasar untuk ukuran seorang putri bangsawan. Bahkan jika dilihat, pakaian para pelayan jauh lebih bagus.

"Salam, Yang Mulia Putra Mahkota." Xia Ai memberi salam penghormatan  sembari sedikit membungkuk.

"En, apakah tuan putri tidak keberatan dengan kedatangan saya?" Ucap Zang Xuen Chi.

"Tentu saja tidak Yang Mulia, silahkan duduk," ujar Xia Ai mempersilahkan Zang Xuen Chi duduk di kursi gazebo nya, jemari lentiknya menuangkan teh kedalam cangkir. Dengan senang hati pria itu  meminum teh nya perlahan.

Rasanya Zang Xuen Chi ingin sekali batuk saat ini juga. Rasa teh nya sangat buruk. Pahit dan hambar. Mengapa teh seperti ini ada di kediaman matahari? Sungguh sangat malang.

Xia Ai terdiam. Ia tidak tau harus bicara apa pada orang yang asing baginya. Cukup lama terdiam akhirnya gadis itu berbicara.

"Ada apa Putra Mahkota  mengunjungi saya?" Tanya Xia Ai, ia cukup penasaran dengan kedatangan Putra Mahkota Zang secara tiba-tiba.

"Ah, tidak ada, Putri. Saya hanya ingin sedikit berbincang-bincang dengan Anda," jawab Zang Xuen Chi.

Xia Ai mengangguk pelan. Ia meremas hanfunya.

"Mohon maaf jika mungkin kediaman saya membuatmu tidak nyaman, Putra Mahkota," ucap Xia Ai, seolah-olah mengerti isi dari pikiran pria itu.

Zang Xuen Chi sedikit terkejut. Apa ekspresi tidak nyaman di wajahnya sangat terlihat?

"Tidak-tidak. Saya cukup nyaman berada di sini," balas pria itu dengan senyuman.

"Apakah tuan putri tidak ada niatan mencari kekasih atau calon suami?" Zang Xuen Chi bertanya untuk membuka topik yang lebih dalam.

Xia Ai mengerutkan alisnya.

"Apa maksud Putra Mahkota?" Tanya Xia Ai tidak mengerti

"Jika tuan putri berkenan, maukah tuan putri menikah dengan saya?" Zang Xuen Chi berlutut di bawah sembari mengulurkan tangan nya dan menatap lekat mata Xia Ai.

"Sa-saya? Kenapa saya Yang Mulia? Saya mempunyai rumor buruk di luar sana dan bukan anggota kekaisaran penting, mengapa tidak Wang Mei Lan saja?" jawab Xia Ai merasa dirinya tidak pantas untuk seorang Putra Mahkota seperti Zang Xuen Chi.

"Aku mencintaimu Wang Xia Ai, tidak perduli tentang rumor buruk mu itu,  kita bisa membersihkan namamu bersama-sama,"

Pipi Xia Ai memerah mendengar ucapan pria dihadapannya yang mengubah bahasa nya menjadi 'aku' dan ungkapan cinta itu. Gadis itu memalingkan wajah nya untuk menutupi rona merah di pipinya.

Zang Xuen Chi yang tidak mendapat jawaban menghela nafas, kemudian berkata,

"Baiklah jika Tuan Putri tidak bersedia, tidak apa-apa. saya mengerti, saya pamit undur diri. mohon maaf jika sudah mengganggu waktu Anda." setelah berkata demikian Zang Xuen Chi berbalik hendak pergi, tapi sebuah suara menghentikan langkahnya.

"Tunggu!!"

"Ak-aku mau menjadi istri mu," ucap Xia Ai malu-malu

Mendengar jawaban yang ia inginkan Zang Xuen Chi berbalik dan memeluk Xia ai dengan kasih sayang

"Terima kasih," bisik Zang Xuen Chi di telinga Xia Ai dan semakin mengeratkan pelukannya.

Xia Ai tidak akan pernah mengira kalau ia akan menikah. Rumor dan prilaku yang ia dapatkan selama ini membuatnya berfikir tidak akan ada pangeran manapun yang menyukainya, disebabkan oleh saudaranya paling bersinar selama ini.

Ia dan adiknya, Chu Mei. Selama ini hanya di asuh oleh para pelayan istana. Ia selalu mengenakan cadar ketika terpaksa harus keluar dari kediamannya.

Ia dan Chu Mei bahkan tidak pernah diundang untuk menghadiri makan bersama keluarga kekaisaran.

Gelar seorang putri hanya ia dapatkan dari keluarga mana dirinya lahir. Tapi kenyataan itu jauh dari kata baik. Baginya, menjadi seorang putri adalah musibah yang samar-samar. Hidup dengan apa adanya dan tanpa kasih sayang.

Selama ini ia dan Chu Mei hanya diberi makan makanan sederhana dari dapur istana, yang tak jarang itu adalah makanan sisa dari dapur. Adiknya sering mengamuk karena diperlakukan seperti seorang binatang, namun, ia tetap berusaha menenangkannya.

Seperti kejadian enam tahun lalu, tepatnya saat ia baru saja berusia 10 tahun. Itu adalah hari di mana istana merayakan pesta ulang tahun besar-besaran untuk Mei Lan, dan dengan teganya ayah dan ibunya tidak memberikan apapun, atau bahkan melihatnya. Ia tidak berani menginjakkan kaki ke aula istana pada saat itu, karna para penjaga mengusirnya dengan kasar.

' hei sampah! Pergilah kembali ke dalam kandang mu! Tempat ini terlalu bagus untukmu!!'

Mereka mengejeknya dan mentertawakan nya. Ia hanya bisa berjalan dengan kepala menunduk menahan tangisnya. Padahal ia hanya ingin melihat seperti apa sebuah pesta ulang tahun, tapi itu saja sangat sulit untuknya.

Keesokan harinya pun ia mendapatkan makanan sisa dari pesta itu. Seorang pelayan muda melemparkan sepiring makanan itu hingga berserakan di lantai, dia mengusap tangannya seraya menatap jijik ke arahnya.

' makan itu! Dasar tidak berguna!!"  Ucap pelayan itu jijik, kemudian segera pergi dari kediaman matahari yang polos dan sederhana.

Jika diungkapkan dalam kata-kata, penderitaan itu sangatlah menyakitkan. Hanya karena dirinya dianggap tidak dapat berkultivasi ia diacuhkan.

Bermain berdua bersama adiknya yang bernasib sama sepertinya adalah keseharian yang terkadang menyenangkan dan menyakitkan.

Tertawa di atas penderitaan adalah hal yang ia dan Chu Mei sering lakukan.

Memasak makanan bersama dari kecil. Dengan mengandalkan tumbuhan dari taman yang ia buat menggunakan elemennya, ia memutuskan untuk menyembunyikan kekuatannya dan Chu Mei, karena ia tidak ingin di anggap anak hanya karna ia mampu. Dan bukan cinta yang tulus.

 Triplet Princesses [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang