Dalang

65 2 0
                                    

Di sebuah istana bernuansa hitam keabu-abuan, tampak seorang wanita cantik sedang memaki seorang pelayan.

"Dasar rendahan! Kau mengotori hanfu baru ku sialan!!"

PRANG..!!

Wanita itu mencampakkan nampan yang dibawa pelayan tersebut dengan kasar, pelayan itu hanya bisa menunduk seraya terisak kecil.

"Ampuni hamba, Yang Mulia, hamba tidak sengaja," ucap pelayan itu bersujud di kaki wanita itu.

Namun, wanita itu malah menendang pelayan tersebut hingga menabrak dinding.

"Cih! Tidak berguna! Enyahlah sebelum Bengong menghilangkan kepalamu!!" Bentak wanita itu dengan raut wajah menyeramkan.

Pelayan itu buru-buru keluar sebelum junjungannya berubah pikiran.

Wanita itu adalah Mei Lan, yang sekarang telah menjadi ratu dari Sekte Pedang Neraka.

Ia mendengus kesal, kemudian mengganti hanfu basahnya dalam sekejap mata.

Mei Lan merebahkan tubuhnya di atas ranjang, menatap langit-langit kamarnya yang mewah. Ia merasakan ada tangan yang mengusap kepalanya.

Dengan sigap ia mengambil tusuk rambut yang ia kenakan, lalu mengarahkannya pada leher orang itu.

Sebelum tusuk rambutnya mengenai sasaran, sebuah tangan kekar menghentikan pergerakannya.

Mei Lan segera duduk untuk melihat siapa yang telah mencekal tangannya. Orang itu tak lain adalah suaminya, Jun Xiang.

Wanita itu hendak menarik tangannya, namun ditahan dengan erat.

"Jika kau ingin membunuh orang dengan tusuk rambut ini? Maka.."

Pria itu mengarahkan tangan Mei Lan yang masih memegang tusuk rambut ke arah dadanya.

"Di sini. Ku pastikan mereka akan mati dalam lima detik," ucapnya sambil menatap Mei Lan yang diam.

Jun Xiang melepaskan tangan sang istri. Mei Lan segera menarik tangannya, lalu menatap pria itu tajam.

"Kau mengagetkanku," ucap Mei Lan.

"Bukankah aku selalu muncul tiba-tiba? Mengapa kau tetap terkejut?" Tanya Jun Xiang, ia mengangkat sebelah alisnya dengan wajah datar andalannya.

"Lupakan," jawab Mei Lan. Suaminya itu tidak pernah peka.

"Bagaimana dengan saudara pertamamu? Apakah wanita itu sudah lenyap?" Tanya Jun Xiang.

"Tentu saja, selir itu baru saja melapor satu jam yang lalu. Tapi.."

Mei lan memotong ucapannya.

"Apa?"

"Putranya selamat," jawab Mei Lan dengan wajah kesal.

Jun Xiang tersenyum misterius. Mei Lan yang melihat senyuman itu pun mengerutkan alisnya.

"Apa yang kau pikirkan?"

"Kita bisa memanfaatkan nya," jawab pria itu dengan sederet rencana licik yang sudah tersusun rapi di otaknya.

"Apa maksudmu?" Tanya Mei Lan sekali lagi. Ia tidak pernah tahu kemana jalan pikiran suaminya itu.

"Kau akan tahu nanti."

Mei Lan berdecih dalam diam.

'Sok misterius', cibir Mei Lan dalam hati.

"Aku bisa mendengarnya," ucap Jun Xiang dengan wajah datar. Ia bisa membaca pikiran.

"Terserah, tapi aku sangat puas dengan cara kerja racun itu. Tidak sia-sia aku belajar membuatnya," ucap Mei Lan dengan bangga. Senyuman licik terukir di bibirnya, seolah-olah itu adalah sebuah ciri khas.

 Triplet Princesses [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang