Tantangan

94 7 0
                                    

Hari penting dan penuh kesibukan belum selesai. Langit menggelap begitupun bulan yang sudah menempati posisinya.

Saat ini, semua tamu undangan masih menikmati pesta yang sekarang sudah masuk acara pertunjukan bakat, yang sebelumnya diisi oleh acara penyambutan Putri Mahkota Kekaisaran Zang.

Acara dilanjutkan dengan penampilan nona dan putri bangsawan yang menunjukkan bakat mereka untuk menarik perhatian para pangeran.

Kasim berdiri dan memulai acara pertunjukan bakat, kasim itu berbicara lantang.

"PERTUNJUKAN BAKAT DIMULAI. BAGI PARA NONA BANGSAWAN DAN PARA PUTRI, BISA MENAMPILKAN BAKAT MASING-MASING!!"

Ketika pemberitahuan itu jatuh. Para putri dan nona bangsawan lainnya menjadi bersemangat termasuk Mei Lan. Ia akan mempermalukan Xia Ai di hadapan semua orang. Dalam pertunjukan ini para nona bangsawan boleh menantang bangsawan lain untuk menampilkan bakat mereka.

Satu persatu gadis-gadis bangsawan mulai tampil dan menunjukkan bakat mereka. Menari, bernyanyi, bermain pedang, alat musik, pertarungan elemen, dan banyak lagi. Sambutan tepuk tangan pun mereka dapatkan,  hal itu membuat mereka sangat bangga dan senang.

Kini giliran Mei Lan yang akan menampilkan bakatnya, yaitu tarian pedang dan elemen. Pasti semua orang akan memujinya.

Gadis itu maju dengan percaya diri dan berjalan di atas panggung pertunjukkan, kemudian sedikit membungkuk untuk memberi hormat.

Mei Lan menari dengan lihai, lembut, dan teratur. Hal itu membuat namanya menjadi semakin baik di mata semua orang. Dengan pedang di tangannya, Mei Lan menari bagai kupu-kupu di udara dengan percikan elemen api nya. Hingga ia terlihat seperti Dewi Perang yang anggun dan tegas.

Selang berapa menit, gadis itu menyelesaikan tariannya. Penonton bertepuk tangan riuh dan menyoraki namanya serta memujinya. Mei Lan benar-benar terbuai dengan pujian itu, tapi ia tetap mempertahankan keanggunan.

Kini ia akan memulai rencana untuk mempermalukan si sampah itu. Mei Lan membalikkan badannya menghadap pada singgasana kaisar, permaisuri, Zang Xuen Chi dan Xia Ai, yang duduk berdampingan. Lalu Mei Lan membungkuk hormat.

"Salam hormat pada Yang Mulia Kaisar, Permaisuri, Putra Mahkota, dan Putri Mahkota Kekaisaran Zang." Mei Lan membungkuk hormat.

"En," jawab Kaisar Zang.

"Putri ini meminta izin pada Yang Mulia Kaisar untuk menantang Putri Mahkota di pertunjukan bakat," tutur Mei Lan penuh kelembutan, tapi smirik di bibirnya tidak bisa menyembunyikan niat buruknya untuk mempermalukan Xia Ai.

Zang Xuen Chi menggeram kesal ketika mendengar permintaan Mei Lan. Pasti putri tak tahu diri ini ingin mempermalukan istrinya. Dia tidak tahu saja, bahwa istrinya tidak selemah itu.

Kaisar Zang yang mendengar permintaan Mei Lan pun menjadi gusar. Ia sudah mendengar banyak tentang putri sulung Wang yang diacuhkan karna tidak berguna.

Di tengah kegusaran Kaisar Zang. Sebuah suara mengalihkan perhatian nya. Kaisar Zang menoleh pada asal suara.

Pemilik suara itu adalah Xia Ai.

"Aku menyetujuinya," ucap Xia Ai lantang, kemudian berjalan dengan anggun menuju panggung.

Mei Lan yang melihat Xia Ai menerima tantangan nya merasa sangat senang bukan main. Ia mengikuti Xia Ai menuju panggung.

"Mari."

Xia Ai memberi penghormatan pada Mei Lan, begitupun sebaliknya. Kemudian Xia Ai menutup mata dan merapalkan mantra.

Semilir angin dan cahaya keemasan mengelilingi gadis cantik itu. Ia memutar cincinnya seraya bergumam pelan. Tak lama setelahnya, munculah sebuah pedang bersinar terang menyilaukan mata semua orang yang melayang di udara.

 Triplet Princesses [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang