Selir Rong Chen membelalakkan matanya terkejut. Bagaimana bisa putrinya berpikiran jauh seperti itu?! Jika ada yang mendengarnya, maka habislah riwayat putrinya.
Zang Xuen Chi yang kebetulan melewati Kediaman Anggrek seketika mengentikan langkahnya.
Mata tajamnya menoleh pada pintu kediaman selir pertama ayahnya. Suara itu yang telah menyinggung calon istrinya! Dan apa itu tadi? Gadis tidak tahu diri itu ingin melenyapkan Xia Ai dan Chu Mei? Kurang ajar!!
BRAKKK!!
Pintu kediaman anggrek didobrak keras oleh Zang Xuen Chi. Sontak dua orang di dalam kamar itu langsung keluar dan terkejut mendapati wajah sang Putra Mahkota yang murka.
Wajah Selir Rong Chen mendadak pucat pasi. Jika Putra Mahkota mendengar ucapan putrinya tadi...
Tidak-tidak! Itu tidak mungkin!
"Salam, Yang Mulia Putra Mahkota."
Selir Rong Chen dan Zang Bai Nian memberikan salam hormat pada Zang Xuen Chi yang berstatus tinggi.
Namun pria itu tidak menghiraukan salam mereka berdua. Matanya menatap tajam wajah Zang Bai Nian yang ketakutan.
"Apa kau mengatakan sesuatu tadi?" Ucap Zang Xuen Chi dengan nada yang tidak bersahabat.
"Ti-tidak ada, Yang Mu-lia." gadis itu menjawab dengan terbata-bata. Jantungnya saat ini sedang maraton. Bagaimana kalau pria itu mendengar ucapannya?
"Benwang dengar ada yang ingin melenyapkan seseorang? Apa Benwang salah dengar?" Ujar Zang Xuen Chi semakin mendesak Zang Bai Nian yang sudah berkeringat dingin.
"Ap-a maksud Y-ya-ng Mulia? Tidak ada yang berbicara seperti i-tu," elak Zang Bai Nian masih tidak bisa mengontrol suaranya.
"Benwang peringatkan pada kalian. Jangan sesekali mengusik Xia'er, atau kalian akan berakhir dengan buruk,"
"Jika terjadi sesuatu pada Xia'er. Akan Benwang pastikan, kalian tidak akan pernah bisa melihat matahari lagi,"
Zang Xuen Chi mendesis seram. Kemudian pergi bersama antek-anteknya.
Selir Rong Chen yang menahan nafas sedari tadi langsung menghembuskan nafas nya perlahan. Sungguh ia sangat takut kalau putrinya membuat masalah lagi.
Wanita itu menarik rambut Zang Bai Nian dengan keras. Anak ini harus di beri pelajaran!
"Kau dengar hah?! Apa kau dengar ucapan Putra Mahkota!" Bentak Selir Rong Chen pada putrinya yang bodoh.
"Aaahh! Ibu, lepaskan!" Gadis itu terus memberontak seraya mencengkram tangan ibunya dengan keras.
Sepertinya rambut miliknya akan rontok setelah ini. Ibunya sangat kejam! Apa salahnya kalau ia benci dengan dua putri buangan itu?!
Selir Rong Chen melepaskan jambakannya, ia sungguh frustasi. Hampir saja mereka berakhir di pengadilan saat ini.
"Ibu! Mengapa kau sangat penakut seperti ini?! Aku akan tetap akan menyingkirkan dua putri buangan itu dari istana ini!" Setelah mengatakan itu, Zang Bai Nian meninggalkan kediaman anggrek dan kembali ke kediaman nya.
"Aku tidak mengerti dengan anak itu." Selir Rong Chen memijat dahinya yang berdenyut nyeri.
"Mo Niu"
"Hamba, Yang Mulia Selir."
"Siapkan air hangat, aku sangat pusing saat ini," ucap Selir Rong Chen memerintahkan pelayan nya untuk menyiapkan bak mandi. Ia rasa berendam sangat bagus untuk menghilangkan denyutan di kepalanya.
"Baik, Yang Mulia."
Setelah ia benar-benar sendirian, Selir Rong Chen berjalan dan mengambil kotak kecil lalu duduk di atas kasur.
Tangan lentiknya membuka setiap kunci kotak itu dengan lihai. Hingga tampaklah sebuah gelang giok berwarna hijau yang cantik, gelang itu mengingatkannya pada sahabatnya dulu. Permaisuri Li Wei.
"Mengapa kau memperlakukan putrimu dengan tidak adil, Li Wei?" wanita bergumam sambil mengusap-usap gelak giok itu lembut.
Memang benar, bahwa ia dan Permaisuri Li Wei dulunya adalah sahabat dekat. Ayah mereka adalah seorang jendral hebat pada masanya, hingga akhirnya mereka menikah di daerah yang berbeda.
Ia datang ke Istana Kekaisaran Zang sebagai seorang selir pertama, dan
Li Wei datang sebagai Permaisuri yang dicintai eh Kaisar Wang Zong Han. Ia sangat senang karna sahabatnya menikah sebagai seorang permaisuri, dan berharap bahwa sahabatnya akan menjadi permaisuri yang baik. Tapi siapa sangka, sahabatnya adalah Ibu yang buruk. Dia mengacuhkan kedua putrinya yang lain dan hanya memanjakan putri bungsu nya dengan alasan yang sangat tidak masuk akal."Yang Mulia, air mandi Anda sudah siap," ucap Mo Niu memberitahu bahwa air yang diminta sudah siap.
Selir Rong Chen yang melihat kedatangan Mo Niu pun segera menutup kotak itu dan menguncinya kembali, kemudian kembali meletakkan nya di meja rias.
"En."
Wanita itu berjalan menuju pemandian di ikuti oleh Mo Niu.
Di tempat lain, tepatnya di taman kediaman mawar Chu Mei yang hendak mengunjungi kakaknya malah di hentikan oleh suara Zang Jinxu.
"Putri Chu Mei! Tunggu!" Teriak Zang Jinxu berlari menghampirinya.
Chu Mei berbalik dan mengangkat sebelah alis heran. Pangeran konyol ini datang lagi? Ia sangat malas melihat wajahnya itu. Membuat matanya sakit!
Tapi jika dilihat-lihat, wajahnya cukup tampan. Aish!
"Tu-unggu, hah...! huh.."
Zang Jinxu sampai di hadapan Chu Mei dengan nafas tersengal-sengal.
"Aku tidak akan lari, tapi kau malah berlari seperti dikejar hantu saja," ucap Chu Mei acuh.
"Hehehe, kita belum selesai berkenalan," ucap Zang Jinxu kembali berbicara setelah nafasnya kembali normal.
Gadis itu memutar bola matanya malas. Pangeran konyol ini berlari hanya untuk melanjutkan perkenalan? Dasar aneh.
"Lalu?" Chu Mei menatap malas pada orang dihadapan nya.
"Maukah kau berteman denganku?"
Zang Jinxu sepertinya sudah ngebet ingin berteman dengan Chu Mei.
"Apa alasanku untuk berteman denganmu?" Tanya Chu Mei sambil melipat tangannya di dada.
"Yaa... Kita bisa bermain bersama!" Kata Zang Jinxu dengan antusias, berharap Chu Mei akan tertarik untuk berteman dengannya.
"Hanya itu?" Chu Mei semakin malas menanggapi omong kosong pangeran kedua ini
"I-iya," jawab pemuda itu. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dengan gugup.
"Lupakan."
Chu Mei melenggang pergi dan melanjutkan langkahnya menuju kediaman mawar.
"Tunggu," Zang Jinxu mengejar Chu Mei dan memegang tangannya. Chu Mei yang di perlakukan seperti itu pun berbalik dan menatap Zang Jinxu tajam.
"Lepaskan," ujar Chu Mei dengan nada menyeramkan. Apa-apaan pangeran kedua ini!
"A-ah, maaf."
Zang Jinxu buru-buru melepaskan tangan Chu Mei. Tatapan putri kedua ini sangat menakutkan.
"Apa maumu?" Tanya Chu Mei.
"Berteman!" jawab Zang Jinxu semangat.
"Baiklah," ujar Chu Mei langsung mengiyakan permintaan pangeran kedua di hadapannya.
"Apa kau sungguh-sungguh?" Tanya Zang Jinxu masih tidak mempercayai hal yang ia dengar barusan. Ia akan memiliki teman, astaga! Ini menakjubkan.
"En, menyingkirlah. Kita akan bertemu besok pagi di taman istana." setelah mengatakan itu, Chu Mei meninggalkan Zang Jinxu yang melompat kegirangan
Gadis itu mencibir sambil terus berjalan.
"Dasar aneh! Jika dia bukan adik dari kakak ipar, maka aku sudah menendangnya!" Gerutu Chu Mei.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triplet Princesses [END]
Fantezie'_Wang Xia Ai. Istri terkasih dan cinta pertama Zang Xuen Chi _' Di Kekaisaran Wang. Kaisar Wang beserta Permaisuri Li Wei dikaruniai tiga putri kembar yang diberi nama Wang Xia Ai, Wang Chu Mei, dan Wang Mei Lan. Ketiganya disayangi dan dicintai ol...