Jun Xiang

81 7 3
                                    

Usai mandi, Mei Lan langsung menuju Sekte Pedang Neraka yang dimaksud sosok pria tadi, meskipun ia sama sekali tidak mengetahui di mana letak sekte aneh itu.

Gadis itu kembali mengumpat dan menggerutu, karna ia benar-benar frustasi dan tidak menemukan jalan menuju Sekte Pedang Neraka.

"Bajingan!! Awas saja pria aneh itu menipuku!"

"Tapi tunggu, giok ini...."

Mei Lan teringat sesuatu. Ia mengambil giok yang menggantung di ikat pinggang hanfu nya.

Mei Lan meraba-raba giok itu,  berharap menemukan sebuah mantra atau apapun yang bisa menunjukkan jalan menuju Sekte Pedang Neraka.

Setelah membolak-balik giok itu, Mei Lan akhirnya menemukan sebuah tulisan kabur dan nyaris tak terlihat.

"Ck tulisan apa ini?! Aku bahkan tidak bisa membacanya! Salahkan hutan ini karna menutupi cahaya matahari!" gerutunya sembari memicingkan matanya untuk melihat lebih jelas.

Mei Lan teringat sesuatu, lalu kembali mengumpat.

"Oh demi hanfu ku yang sobek! Betapa bodohnya dirimu Mei Lan yang sangat cantik! Kau memiliki kekuatan besar dan elemen api!"

"Ya, itu bisa membantuku!" ucap Mei Lan yakin.

Kemudian gadis itu menciptakan api di atas telapak tangannya untuk menerangi tulisan kabur itu agar setidaknya ia bisa membacanya.

Yap! Dapat!

Ia segera membaca tulisan itu. benar saja, tulisan itu seperti sebuah mantra.

Mei Lan segera membaca tulisan yang ia yakini itu adalah sebuah mantra tersebut sambil memejamkan matanya.

Beberapa saat ia merapalkan mantra itu, namun tidak ada aura aneh atau pergerakan yang ia rasakan.

Baru saja ingin mengumpat, namun saat membuka mata, bibirnya bungkam.

Tempat apa ini...?

Begitulah kira-kira yang ada di pikirannya saat ini.

Mei Lan mendapati dirinya berada di depan gerbang yang berada di tengah hutan. Terdapat jalan setapak melewati gerbang tinggi tersebut, mungkin saja itu jalan menuju sekte nya. Entahlah.

Mei Lan berjalan mengikuti jalan setapak itu dengan perasaan gusar. jika ia tersesat bagaimana? Ah,  sudahlah tempat antah berantah ini cukup membuatnya penasaran.

Hingga Mei Lan sampai pada sebuah Istana megah berwarna hitam yang terlihat suram.

Ada dua deretan panjang penjaga berhanfu petarung berwarna hitam yang berdiri dengan siap siaga, jangan lupakan ekspresi kaku dan menakutkan mereka.

Mei Lan menelan ludahnya dengan susah payah, tapi tekad dan egonya lebih kuat. Ia mengubah ekspresi nya menjadi lebih baik dan tegas.

Dengan langkah mantap, ia melangkahkan kakinya hendak menerobos masuk di antara penjaga di kedua sisinya. Namun dua pedang menyilang di hadapan wajahnya, yang sontak menghentikan langkah gadis itu.

"Singkirkan pedang itu,"

Kedua penjaga yang menghalangi Mei Lan dengan pedang langsung menatap gadis itu tajam, seolah bisa menembus matanya kapan saja.

"Siapa kau? Bagaimana kau bisa mengetahui tempat ini?" tanya salah satu penjaga dengan suara berat yang menyeramkan.

Mei Lan mengambil giok yang diberikan sosok hitam itu, dan menunjukkannya pada penjaga itu dengan santai.

Mata kedua penjaga itu membulat sempurna ketika mengetahui dari siapa giok itu berasal. Kemudian kedua penjaga itu tiba-tiba bersujud di lantai dan diikuti oleh puluhan penjaga di belakang mereka.

Mei Lan menaikkan alisnya bingung. apa yang terjadi? Mengapa mereka semua bersujud?

"Bangkitlah pengikut ku,"

Sebuah perintah terdengar, membuat para penjaga itu berdiri, tetapi dengan kepala menunduk. Membuat Mei Lan semakin bingung.

Tunggu.. ia mengenali suara ini!

Mei Lan berbalik dan menemukan seorang pria tampan ber hanfu hitam tengah menatapnya dengan aura kuat.

Mei Lan menatap dari ujung kaki sampai ujung rambut pria itu.

"Selamat datang, ratu ku," sapa pria itu dengan senyuman tipis. Sangat tipis, bahkan nyaris tak terlihat.

Gadis itu tertegun sejenak ketika mendengar pria dihadapannya ini menyebutnya dengan 'ratu'?.

"Ap-apa?" Mei Lan menyerngitkan alisnya.

"Raja ini tak menyangka bahwa dirimu akan datang."

"Jadi, selamat datang di Sekte Pedang Neraka," sambut pria itu hangat, bahkan aura kuatnya sudah memudar.

"Tu-tunggu, apa ini? Ratu? Siapa yang kau sebut ratu?"

Mei Lan masih bingung dengan situasi ini. Jadi ia bertanya untuk memperjelas pendengarannya.

Pria itu mendekati Mei Lan yang diam mematung. Kemudian tangannya terangkat dan membelai wajah gadis itu sembari tersenyum misterius.

"Sangat cantik, raja ini menyukaimu," bisik pria itu tepat di telinga Mei Lan, yang malah membuat pundaknya berdesir merinding.

"Maksudmu?"

Mei Lan memberanikan diri untuk bertanya, karena ia benar-benar tidak mengerti dengan pria aneh ini.

Pria itu terkekeh kecil melihat wajah bingung Mei Lan yang sangat menggemaskan menurutnya.

"Jun Xiang. Raja sekaligus penguasa Sekte Pedang Neraka ini." Jun Xiang memperkenalkan dirinya dengan penuh wibawa.

Mei Lan perlahan mengerti dengan situasi ini. Jadi inilah alasan pria aneh ini memberinya giok dengan tawaran balas dendam. Dan sekarang dia menyebutnya ratu?

Heh! Kapan ia menikah dengan pria aneh ini?!

'bajingan!'

'tapi tampan.' batin Mei Lan.

Memang pria bernama Jun Xiang ini tampan, kan? Tidak apa lah, selagi ia bisa balas dendam, tidak masalah baginya mau pria ini menyebutnya apa.

"Kenapa kau menyebutku ratu mu? Aku tidak ingat pernah menikah dengan mu," ucap Mei Lan pedas.

Tak!

Satu jentikan jari terdengar.

Dengan cepat Mei Lan dan Jun Xiang sudah berada di altar pernikahan dengan hanfu dan perhiasan lengkap.

Mei Lan melongo melihat sikap kurang ajar pria dihadapannya ini.

Secepat itukah?!!

"Hei! Ak...!"

Belum selesai Mei Lan berbicara, namun Jun Xiang sudah membungkam mulut gadis itu dengan bibirnya. Melumatnya dengan leluasa sambil menghitung setiap gigi Mei Lan dengan lidahnya.

Mei Lan mematung. Ia tak membalas ciuman itu.

Setelah selesai, Jun Xiang melepaskan bibirnya dan menatap Mei Lan yang mematung syok.

"Sudah. Kau adalah ratuku sekarang," ucap Jun Xiang tersenyum puas.

"Kau!! Akkhh kau menipuku! Kau menyuruhku kemari untuk membantuku balas dendam! Bajingan!!"

Gadis itu mengamuk, lalu memukul-mukul dada bidang Jun Xiang yang tersenyum miring tanpa merasa terganggu oleh aksi Mei Lan yang sudah menjadi istrinya.

"Aku tidak menipumu, ratuku. Aku tetap akan membantumu melenyapkan musuhmu,"

Setelah mendengar ucapan Jun Xiang, Mei Lan berhenti memukuli dada pria itu, ia menatapnya tajam sambil berjinjit. Karna pria Ini sangat tinggi.

"Awas saja kalau kau berbohong!" peringat Mei Lan sembari menunjuk Jun Xiang tepat di matanya.

"Apapun untuk mu."

 Triplet Princesses [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang