Perdebatan

150 13 0
                                    

Xia Ai sudah sangat pusing setengah mati mengahadapi dua orang di depannya, sementara Chu Mei dan Zang Xuen Chi masih saling beradu argumen.

"Cukup! Tidak bisakah kalian diam? Aku lelah, dan kau Xuen, bisakah berhenti? Aku ingin makan, lalu setelah itu kita bisa berbincang!"

Xia Ai berbicara dengan nada tinggi setengah membentak. Membuat kedua orang itu terkejut dan diam.

Xia Ai menghela nafas lega. Akhirnya ia bisa tenang untuk makan, sementara Zang Xuen Chi masih terkejut. Ia berfikir Xia Ai adalah orang yang lembut dan tidak akan marah. Siapa sangka amarahnya sangat mengerikan meskipun itu masih termasuk lembut, ia tetap terkejut.

"Chu Mei cepat suapi aku, aku lapar dan ingin segera istirahat, jika perdebatan kalian belum selesai, maka kalian bisa lanjut di tempat lain."

"Ah, iya Kakak. Ini."

Chu Mei baru sadar dari rasa terkejut nya dan segera menyuapi Xia Ai sampai bubur habis, dan pergi dari kediaman karna ia sangat malas melihat wajah kakak iparnya yang membuatnya kesal.

"Xia'er"

"Ya, ada apa?" Sahut Xia Ai

"Apa kau percaya padaku?" Tanya Zang Xuen Chi terlebih dulu sebelum memberitahu Xia Ai bahwa adiknya yang berusaha membunuh nya. Karna ia tau bahwa Xia Ai tidak akan mudah percaya.

"Pertanyaan macam apa itu Xuen? Tentu saja aku sangat percaya padamu. Jika tidak, bagaimana aku bisa setuju menikah dengan mu?" Xia Ai menjawab dengan bingung. Bagaimana calon suaminya ini bertanya hal-hal konyol seperti itu?

"Mei Lan yang sudah meracuni mu," ujar Zang Xuen Chi dengan wajah datar. Ia sangat malas menyebut nama jalang itu.

"Tidak mungkin Xuen, dia adik ku. Saat itu dia datang kemari dan memberi ku kue dan teh atas permintaan maaf nya, bagaimana bisa?" Sanggah Xia Ai tidak percaya, meskipun Mei Lan tidak berlaku baik, tapi ia masih menyayanginya.

"Itu dia. Kue dan teh itu berisi racun lotus hitam, apa kau tidak menyadari nya? Buang saja rasa sayang mu padanya, orang seperti nya tidak pantas mendapat kasih sayang mu!"

Zang Xuen Chi benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikir Xia Ai. Hatinya begitu lembut, dan bahkan kasih sayang nya itu tidak pantas di berikan setetes pun pada jalang itu.

Xia Ai tersentak mendengar nama racun lotus hitam, ia tau apa itu racun lotus hitam. Ia masih tidak percaya pada kenyataan adiknya tega padanya. Gadis cantik itu menangis sedih.

Zang Xuen Chi yang melihat itu pun memeluk Xia Ai. Hati Xia Ai sangat rapuh, bagaimana bisa seseorang seperti Mei Lan menghancurkannya. benar-benar brengsek!

"Sudah aku katakan padamu, menjauh darinya. Dia sudah menghinamu di depan banyak orang, ibumu, bahkan ayahmu tidak perduli padamu. Mengapa kau masih begitu mencintai mereka? Besok kita akan pergi dari sini menuju Kekaisaran Zang, hmm." pria itu menasihati Xia Ai agar menjauh dari rubah bermuka dua seperti Mei Lan.

Xia Ai hanya bisa mengangguk di pelukan Zang Xuen Chi, ia sangat nyaman dan merasa aman saat di dekatnya.

"Anak pintar. Baiklah, hapus air mata berharga mu itu, aku tak ingin melihatnya. Setelah itu minum obatmu dan kita akan pergi ke Kekaisaran ku, kau dan Chu Mei akan disambut baik di sana. Ayah sudah mengirim kereta pada kita dan akan sampai esok subuh, itu sangat bagus."

Xia Ai mengangguk, kemudian meminum obat dan bersiap untuk tidur. Zang Xuen Chi menemani Xia Ai hingga tidur, setelahnya ia bisa beristirahat di kediaman nya. Xia Ai belum menjadi istri nya, sangat tidak sopan tidur di kamar yang sama.

~~~~~

Matahari telah terbit, Xia Ai sudah dalam keadaan sehat sekarang. ia pulih begitu cepat.

Chu Mei dari tadi terus tersenyum senang. Hari ini ia akan pergi dari istana sialan ini, ia benar-benar bahagia.

Zang Xuen Chi pun sudah siap dengan hanfu emas Putra Mahkota yang menambah ketampanannya.

Kaisar Wang, Permaisuri Li Wei, dan Mei Lan mengantar mereka ke depan gerbang Istana atas dasar formalitas. Jika tidak, mereka sangat malas membuang waktu untuk berdiri di halaman begitu lama.

"Selamat tinggal Putra Mahkota, berkunjunglah jika kau ada waktu luang, dan jaga kedua anak Zen,"

Kaisar Wang mengucap kan salam perpisahan dan memberi pesan untuk menjaga anaknya, seolah ia khawatir. Tapi raut wajahnya tidak mencerminkan rasa empati.

"Ya, Yang Mulia. Sebaiknya anda mendidik putri anda, karena dia satu-satunya anak yang dirimu banggakan. Serta jangan biarkan sifat iblis menaungi dirinya," sindir Zang Xuen Chi secara halus.

Wajah Kaisar wang sudah memerah menahan amarah. Tentu saja ia tau arti kata-kata Zang Xuen Chi yang secara tak langsung mengatakan bahwa putrinya memiliki sifat buruk seperti iblis.

"Pastinya, Putra Mahkota. Mei'er akan Zen didik menjadi orang yang berguna dan hebat. Jangan menyesal telah memilih Xia Ai sebagai istrimu, Zen takut dia akan menjadi aib Kekaisaran Zang nanti." Kaisar Wang membalas sarkasan halus Zang Xuen Chi seraya tertawa remeh.

"Tentu saja tidak, Yang Mulia. Saya tidak akan menyesal. Kalau begitu saya izin kembali ke Kekaisaran Zang. jangan harap bisa melihat wajah kedua putrimu setelah ini." setelah berkata, Zang Xuen Chi naik ke atas kuda dan pergi dari halaman istana.

Mei Lan segera memasang wajah sedihnya dan mulai menangis.

Kaisar dan permaisuri beralih menatap putri kesayangan mereka yang sedang menangis, lalu mendatanginya.

"Mei'er? Mengapa kau menangis?" Tanya permaisuri Li Wei seraya menangkap wajah putrinya.

Gadis itu mendongak menatap mata ibunya.

"Aku sedih Kakak Pertama dan Kakak Kedua sudah tidak ada disini, aku akan sangat kesepian," jawab Mei Lan menundukkan kepalanya. Diam-diam Ia mencebikan bibirnya kesal. Kedua sampah itu sudah pergi dan ia tidak mempunyai mainan untuk ditindas lagi. Sial!

Kaisar Wang memeluk putrinya untuk menenangkannya.

"Sudahlah, Mei'er masih mempunyai Ayah dan Ibu disini."

Mei Lan mengangguk kecil di dekapannya ayahnya.

 Triplet Princesses [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang