Pandangan orang lain

140 8 0
                                    

Beberapa jam sudah perjalanan rombongan Zang Xuen Chi menuju Kekaisaran Zang, dan sekarang matahari sudah berada di tengah-tengah langit, menandakan tengah hari.

Sementara kereta terus berjalan di ibu kota. Di dalam kereta Chu Mei terus merengek pada Xia Ai, karena gadis itu mengaku lapar dan ingin berhenti untuk makan.

"Kakak, aku lapar! Ayo minta kakak ipar untuk berhenti dan memberiku makan!" Desak Chu Mei sambil menarik-narik lengan hanfu Xia Ai.

"Aduh Chu Mei. Apa kau sungguh lapar?"  Tanya Xia Ai yang akhirnya meladeni rengekan adiknya yang terus menarik-narik lengan hanfu nya. jika tidak, maka hanfu nya akan sobek setelah ini.

Chu Mei mengangguk dengan wajah memelas. Oh ayolah, ia sungguh lapar. Apalagi tadi pagi ia tidak sempat sarapan karena terlalu bersemangat.

"Baiklah-baiklah."

Xia Ai membuka jendela dan menyuruh pengawal di samping keretanya untuk memberitahu zang Xuen Chi untuk berhenti di salah satu kedai atau restoran karena Chu Mei ingin makan.

Pengawal itu mengangguk dan menggerakkan kudanya menuju barisan depan.

Setelah beberapa saat akhirnya rombongan berhenti di salah satu restoran di ibu kota. Chu Mei yang sudah lapar dan buru-buru melompat dari kereta kemudian menarik-narik ujung hanfu bawah Xia Ai.

"Kakak! Ayo Kak! Aku sudah sangat lapar," ujar Chu Mei kembali merengek.

"Iya-iya tunggulah sebentar, jika kau menarik hanfu Kakak terus, maka Kakak bisa jatuh," kata Xia Ai memperingati adiknya. Bagaimana ia bisa turun jika hanfu nya terus ditarik.

Gadis itu akhirnya melepaskan ujung hanfu Xia Ai, Xia Ai segera turun dari kereta dengan perlahan dan anggun.

Ah, Xia Ai ini memang sangat menjunjung tinggi kesopanan, sangat cocok untuk menjadi permaisuri di masa depan ;)

Zang Xuen Chi menghampiri Xia Ai dan berjalan di samping nya menuju restoran.

Melihat Putra Mahkota Kekaisaran Zang bersama seorang gadis pun membuat orang-orang yang berlalu-lalang menjadi penasaran tentang siapa gadis itu, apakah itu adalah calon Putri Mahkota Kekaisaran Zang?

Chu Mei yang mendengar orang-orang membicarakan kakaknya langsung tersenyum senang. Mereka tidak mengetahui wajahnya, begitupun dengan kakaknya. Jadi mereka tidak akan tahu bahwa yang berjalan di samping Zang Xuen Chi itu adalah Putri Wang Xia Ai, kakaknya.

Chu Mei berlari menyusul mereka dan berjalan di sampingnya.

Setelah sampai di depan pintu restoran. Pelayan yang bertugas menyambut tamu seketika tercengang melihat Putra Mahkota Kekaisaran Zang bersama dua orang gadis cantik. Pelayan itu segera bersujud.

Xia Ai sedikit mundur. Ia kaget melihat reaksi pelayan itu yang seketika bersujud di bawah kaki mereka.

Zang Xuen Chi hanya terkekeh kecil ketika melihat reaksi Xia Ai. Ia berbisik,

'Tenanglah, mereka memang harus menghormati kita,'

Mendengar hal itu Xia Ai hanya mengangguk patuh.

"Salam Yang Mulia Putra Mahkota dan nona-nona, silahkan masuk." sambut pelayan itu memimpin zang Xuen Chi, Xia Ai, dan Chu Mei ke meja paling bagus di sana.

"Silahkan duduk, Yang Mulia, dan para nona. Yang Mulia ingin memesan apa?" tanya pelayan itu seramah mungkin agar tidak menyinggung Putra Mahkota di hadapannya.

"Putri!" Tekan Zang Xuen Chi

Pelayan itu mengeluarkan keringat dingin lalu mengulangi ucapannya.

"Yang mulia dan Putri ingin memesan apa?" Tanya Pelayan itu dengan hati-hati.

"Aku Mau memesan makanan paling enak di sini!" Ucap Chu Mei semangat empat lima.

"Benwang juga. Xia'er, kau mau apa?" Tanya Zang Xuen Chi menatap Xia Ai yang sedang memperhatikan restoran dengan mata berbinar, ia tidak pernah keluar dari istana selama bertahun-tahun, jadi ia sangat mengagumi hiasan restoran ini.

"Ah, iya samakan saja," jawab Xia Ai yang baru sadar dari menatap seluruh restoran.

"Baiklah Yang Mulia, pesanan anda akan segera sampai. Hamba undur diri."

Pelayan itu segera melaporkan pesanan dari Putra Mahkota kepada kepala dapur restoran agar mendahulukan pesanan nya daripada pelanggan yang lain.

Kepala dapur pun berusaha sesegera mungkin menyiapkan makanan agar tamu spesial nya tidak menunggu lama.

"Xuen?"

Zang Xuen Chi menoleh pada Xia Ai.

"Iya?"

"Apa kau menyukai Mei Lan?" Tanya Xia Ai ragu.

Zang Xuen Chi menjatuhkan rahangnya terkejut. Bagaimana bisa ia menyukai jalang itu?!

"Tidak. Sama sekali tidak," jawab Zang Xuen Chi.

"Ooh.." gadis itu hanya mengangguk pelan. Ia hanya ingin memastikan.

"Tapi.. aku bahkan tidak secantik adikku," gumam gadis itu pelan, namun dapat didengar oleh pendengaran Zang Xuen Chi yang tajam.

Pria itu mengusap pipi halus gadisnya yang menunduk. Lalu mengangkat wajah cantik itu.

"Tiada yang secantik dirimu, Xia'er. Apa kau tidak melihat wajah penuh bedak jalang itu?" Ujar Zang Xuen Chi sedikit menghibur Xia Ai. Ia mengangkat sebelah alisnya dengan senyuman.

Xia Ai mendongak menatap mata kekasihnya.

"Benarkah?"

"Tentu saja."

"Tapi Mei Lan menyukaimu dari dulu," ujarnya lagi.

"Lihat aku," titah Zang Xuen Chi. Xia Ai menatap wajah tampan pria itu dengan polos.

"Apa wajahku terlihat perduli padanya?" Tanyanya.

Gadis itu meneliti setiap inci wajah tampan Zang Xuen Chi yang jelas menunjukkan ekspresi datar. Kemudian ia menggeleng.

"Tidak," jawab Xia Ai.

"Bagus."

Setelah beberapa saat akhirnya makanan yang di pesan datang. Pelayan menata makanan di atas meja yang besar dengan rapi.

"Silahkan dinikmati Yang Mulia. Semoga anda puas, hamba permisi." Pelayan itu beranjak dari meja Zang Xuen Chi dan kembali menyambut pelanggan yang lain.

Mata Chu Mei berbinar melihat banyak makanan di atas meja yang membuat cacing di perut nya berteriak ingin diberi makan.

"Ah akhirnya aku bisa makan! Selamat makan Kakak dan kakak ipar!" 

Gadis itu segera menyerbu makanan dengan lahap tanpa memperdulikan etika makan bangsawan. Baginya itu tidak penting, yang terpenting saat ini adalah ia bisa makan.

Xia Ai geleng-geleng kepala melihat tingkah laku adiknya yang sembrono.

"Xuen, ayo makan makanan mu, aku akan menguapi mu, hmm," ujar Xia Ai dengan lembut menyuapi Zang Xuen Chi. Pria itu menerimanya dengan senang hati.

Adegan itu tak lepas dari pandangan pelanggan yang lain. Mereka mengira-ngira bahwa yang duduk di sebelah Putra Mahkota Kekaisaran Zang itu adalah calon Putri Mahkota Kekaisaran Zang. Tapi mereka tidak pernah melihat gadis itu di acara bangsawan manapun. Mereka sibuk menebak-nebak gadis yang bersama Putra Mahkota berasal dari keluarga bangsawan mana.

Zang Xuen Chi yang melihat pelanggan lain memperhatikan Xia Ai nya langsung menatap tajam pada semua pelanggan.

Pelanggan lain yang mendapat tatapan tajam sontak mengalihkan pandangan mereka dari mata tajam itu. Mereka tidak ingin mendapat masalah karena berani melihat calon Putri Mahkota Kekaisaran Zang.

 Triplet Princesses [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang