Hari berganti seiring berjalannya waktu, hingga usia kandungan Xia Ai sudah menginjak usia 8 bulan.
Kondisi Xia Ai semakin lemah, ia sering sakit-sakitan dan tak jarang memuntahkan darah segar dari mulutnya.
Energi yang Xia Ai miliki sudah hampir terkuras habis. Karena wanita itu selalu menyalurkan kekuatannya untuk melindungi anak yang sedang ia kandung. Bahkan ia tidak sempat berkultivasi untuk mengisi energinya. Rasanya ia sudah tidak kuat.
Ditambah lagi dengan Zang Xuen Chi yang belakangan ini selalu sibuk dan jarang memperhatikan istrinya. Pria itu sibuk mengurus pemberontakan di bagian selatan kekaisaran, sehingga harus pergi ke sana dalam waktu yang lama.
Beberapa bulan belakangan, selir Ling Niu gencar menyusun rencana untuk menyingkirkan Xia Ai dan juga anak yang dikandungnya.
Perlahan-lahan namun pasti, selir Ling Niu mengirimkan racun langka dan sangat berharga dari Sekte Pedang Neraka ke kediaman Xia Ai setiap hari.
Racun yang sudah diracik dengan sangatlah hati-hati, sehingga Kultivator Tingkat Dewa seperti Xia Ai sekalipun akan sangat sulit untuk mendeteksinya. Ia membeli racun itu dengan harga yang sangat mahal secara diam-diam.
Tabib yang sering mengurus Xia Ai pun hilang secara misterius. Xia Ai sudah berusaha mencari sebabnya, namun ia tidak mendapatkan apapun.
Karena tabib yang mengurus Xia Ai menghilang, Zang Xuen Chi yang mendapat kabar tersebut langsung memilihkan tabib baru untuk mengurus istrinya. Yang tanpa ia sadari, itu adalah tabib palsu suruhan selir Ling Niu untuk menyingkirkan Xia Ai.
Selir Ling Niu benar-benar puas dengan cara kerja racun itu. Ia begitu mendambakan tahta itu untuk putranya, yang kelak akan menjadi seorang kaisar. Seperti apa yang sudah ia rencanakan selama bertahun-tahun.
Sebenarnya, ia hanya harus menyingkirkan Zang Xuen Chi sebagai penerus tahta. Akan tetapi semua itu bertambah rumit sejak ia mengetahui kalau Putri Mahkota sedang mengandung seorang anak. Jadi, ia harus menyingkirkan anak itu terlebih dahulu sebelum menyingkirkan ayahnya. Sangat merepotkan. Dan kalau bisa, ia akan melenyapkan ibunya sekaligus.
.............
Seperti saat ini, Xia Ai tengah terbaring lemas di ranjangnya dengan mata sayu dan wajah yang pucat. Di sampingnya sudah ada tabib, karna beberapa menit lalu ia memuntahkan darah dari mulutnya.
"Yang Mulia Putri Mahkota, Anda harus banyak istirahat dan rajin meminum obat," ucap tabib Dau, tabib suruhan selir Ling Niu dengan wajah perhatian. Namun hatinya bersorak senang.
Tangannya terulur dan mengambil semangkuk ramuan hijau yang rutin ia berikan pada Xia Ai setiap hari.
"Minumlah Yang Mulia,"
Tabib Dau mendekatkan mangkuk itu ke mulut Xia Ai, namun wanita itu memalingkan wajahnya.
"Obat itu sangat aneh, tabib. Bengong sama sekali tidak merasa jauh lebih baik setelah meminumnya," ujar Xia ai dengan suara lemah.
Wanita paruh baya itu tetap memasang wajah tenang.
"Ini adalah ramuan khusus dari Yang Mulia Putra Mahkota, mungkin itu hanya efek samping. Minumlah sedikit, Yang Mulia, jangan membuat Putra Mahkota sedih," ucap tabib Dau berusaha meyakinkan Xia Ai, dengan dalih akan mengecewakan suaminya.
"Baiklah, tapi sedikit saja. Perutku sedang tidak enak." Xia Ai meminum seteguk ramuan itu dengan bibir gemetar.
Tabib Dau menyunggingkan senyuman licik yang tipis sehingga hampir tidak terlihat.
Beberapa saat kemudian Xia Ai merasa dadanya sangat sesak, kepalanya berdenyut tak karuan, perutnya sangat sakit berputar-putar. Ia menjerit sangat keras sehingga mendatangkan beberapa pelayan yang panik ketika mendengar jeritan dari junjungan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triplet Princesses [END]
Fantasía'_Wang Xia Ai. Istri terkasih dan cinta pertama Zang Xuen Chi _' Di Kekaisaran Wang. Kaisar Wang beserta Permaisuri Li Wei dikaruniai tiga putri kembar yang diberi nama Wang Xia Ai, Wang Chu Mei, dan Wang Mei Lan. Ketiganya disayangi dan dicintai ol...