Dirahasiakan

78 5 0
                                    

Xia Ai menoleh Zang Jinxu yang berdiri kaku di ambang pintu.

"Adik ipar, kemarilah," panggil Xia Ai,  karna ia tadi mendengar bahwa Zang Jinxu ikut panik.

"Kakak ipar, ba-bagaimana bisa?"

Zang Jinxu menggosok mata dan mencubit lengan nya untuk memastikan bahwa ia tidak berhalusinasi.

Xia Ai terkekeh.

"Tidak perlu seperti itu, adik ipar. Kau seperti melihat hantu saja." Xia Ai menggelengkan kepalanya geli.

Zang Jinxu menghambur ke pelukan Xia Ai sangking bahagianya.

"Bagaimana bisa kau hidup kembali kakak?"

"Mungkin dewa masih berbaik hati padaku," jawab Xia Ai dengan tenang.

"Tentu saja, menantu ibu adalah orang yang baik. Dewa tidak akan mengambil dia dengan mudah," sahut Permaisuri Liu Ning dengan senyuman.

"Oh, bagaimana dengan Perdana Menteri Li dan Li Xiao Rou?" tanya Xia Ai penasaran.

Seketika wajah mereka semua menggelap ketika mengingat wajah gadis tidak tahu diri itu beserta keluarganya.

"Sudahlah Xia'er, kau istirahat saja dulu, hmm? Tidak usah memikirkan mereka." Zang Xuen Chi mengalihkan topik dan membaringkan tubuh Xia Ai, lalu menyelimutinya.

"Tap.."

"Sudahlah, kau ingin aku di sini atau sendiri?" tanya Zang Xuen Chi.

"Ti-tidak, kau di sini saja, aku ingin bersamamu."

"Baiklah kalau begitu, Ayah dan Ibu akan keluar." Kaisar Zang keluar dari kediaman dan menuju aula.

"Xuen..?" Ucap Xia Ai pelan.

"Hmm.." balas pria itu sembari mengusap Surai Xia Ai di dekapannya.

"Apa kau marah padaku?"

Sontak Zang Xuen Chi melihat ke arah istrinya dengan tatapan heran.

"Atas dasar apa?" Tanya pria itu balik.

"Karena aku terjatuh tadi." Xia Ai melirih pelan.

Sesaat kemudian, Zang Xuen Chi tersenyum simpul. Lalu memegang dagu istrinya yang dari tadi menunduk.

"Tidak."

Jawaban itu membuat wanita itu mendongak menatap suaminya.

"Benarkah?" Tanya Xia Ai.

"En, sudah-sudah. Tidurlah, atau aku akan memakanmu malam ini, hmm..?" Goda Zang Xuen Chi yang berhasil membuat Xia Ai menutup matanya seketika.

Pria itu terkekeh geli, kemudian ikut tidur dengan memeluk tubuh kecil istrinya.

Setelah sampai di aula, Kaisar Zang melihat bahwa pelayan dan Kasim sibuk membuat upacara pemakaman untuk Putri Mahkota mereka.

Kaisar Zang sontak kaget dan menghampiri mereka semua. Apa-apaan mereka ini!.

"BERHENTI!!"

Semua pelayan dan kasim melihat ke arah kaisar mereka, kemudian bersujud memberi salam.

"Salam hormat kami, Yang Mulia Kaisar."

"Bangkitlah,"

"Apa yang kalian lakukan?!"

Kemudian seorang kasim menghampirinya, lalu menjawab,

"Mohon ampun Yang Mulia, kami akan mempersiapkan pemakaman yang mulia Putri Mahkota,"

Kaisar Zang mengusap wajahnya kasar.

 Triplet Princesses [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang