Masalah

105 7 0
                                    

Setelah Zang Bai Nian keluar dari kediaman mawar. Zang Xuen Chi langsung menatap Xia Ai yang tengah diam merenung.

"Xia'er, apakah perkataan adikku menyakitimu?" Tanya Zang Xuen Chi menatap pilu pada gadis yang selalu tersenyum ini. Dia terlalu baik untuk diperlakukan tidak pantas selama hidupnya.

"Tidak, Xuen. Aku sudah terbiasa dengan perkataan seperti itu. Lagipula, ucapan putri ketiga memanglah benar, aku harus sadar aku bukanlah siapa-siapa di sini," jawab Xia Ai dengan senyum getir. Ia kadang memikirkan apa kesalahannya di masa lalu hingga hidupnya seperti ini.

"Jangan hiraukan dia Xia'er, dia memang angkuh seperti itu. Dia hanya anak selir, tapi berani menyinggung putri yang berstatus sah sepertimu,"

Zang Xuen Chi benar-benar geram dengan sikap Zang Bai Nian yang angkuh. Hanya anak selir tapi berani merendahkan putri sulung sah? Apakah dia kekurangan cermin di kediamannya?

"Sudahlah, tidak baik merendahkan orang. Lagipula apa dayaku yang hanya sebagai putri pajangan di Kekaisaran terbesar Wang? Aku tidak punya apa-apa untuk dibanggakan, wajar jika putri ketiga memandangku rendah," balas Xia Ai.

Xia Ai cukup sadar diri, jadi ia tidak terlalu mempermasalahkan perkataan Zang Bai Nian.

Zang Xuen Chi kasihan melihat nasib Xia Ai yang selalu terkucilkan. Kemudian memeluknya erat.

Gadis itu selalu memikirkan nasibnya yang selalu tidak beruntung, namun apa daya, dewa sudah menakdirkannya menjadi seperti ini.

"Tapi hanya aku dan Chu Mei yang mengetahui betapa hebatnya dirimu."

Sementara Zang Bai Nian masih berjalan dengan anggun dengan beberapa pelayan di belakang yang sentiasa mengekorinya.

Note:

Semakin banyak pelayan atau penjaga yang mengikuti orang tersebut, maka semakin tinggi pula status orang itu. Namun, karna Zang Bai Nian anak dari seorang selir, maka hanya beberapa pelayan yang ia bawa bersamanya.

Namun di tengah jalan, Zang Bai Nian melihat Chu Mei yang sedang berjalan menuju kediaman mawar. Mereka saling berpapasan, tapi tangan gadis itu menahan lengan Chu Mei yang seketika membuatnya menghentikan langkahnya.

"Ada apa?" ucap Chu Mei menatap Zang Bai Nian sengit, siapa gadis yang berani menghalangi langkahnya?!

"Tidak sopan sekali, kau tidak memberikanku salam hormat!" Sentak Zang Bai Nian, ia belum tahu bahwa orang yang ia tahan adalah Chu Mei.

"Lalu?"

Chu Mei menaikkan sebelah alisnya remeh, memangnya apa status gadis ini? Sampai-sampai harus memberikan salam hormat.

Jika dilihat-lihat dari banyak pelayan yang mengikutinya, seharusnya dia adalah anak dari seorang selir. Tapi mengapa gadis ini mengangkat dagunya tinggi sekali? Dasar idiot!

"Kau sangat tidak sopan padaku! Aku adalah putri ketiga Kaisar Zang di sini!" Bentak Zang Bai Nian pada Chu Mei, berharap bahwa gadis tidak sopan ini berlutut di kakinya meminta pengampunan.

Chu Mei ingin sekali tertawa kencang saat ini. Benar dugaannya, gadis idiot ini adalah anak dari seorang selir. Berani sekali dia mengusiknya, jika dilihat dari segi manapun, statusnya lebih tinggi daripada gadis angkuh ini.

Chu Mei berdecak dan melipat kedua tangannya di dada.

"Ckckck, putri ketiga? Anak dari seorang selir berani mengangkat dagu tinggi-tinggi?" Ujar Chu Mei merendahkan Zang Bai Nian yang mulai kesal.

"Memangnya kenapa kalau aku mengangkat daguku? Daripada kau yang hanya seorang pelayan," balas Zang Bai Nian beradu mulut dengan Chu Mei.

"Hei! Jaga mulutmu! Aku adalah putri sah kedua Kekaisaran Wang!" Balas Chu Mei ikut emosi saat dirinya disamakan dengan seorang pelayan.

 Triplet Princesses [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang