Putri tangguh, Wang Chu mei

140 12 0
                                    

Saat Zang Xuen Chi dan Xia Ai tengah jalan-jalan mesra.

Di tempat lain Chu Mei sedang duduk di bawah pohon besar dengan Santai dan sebuah apel merah di tangan nya. Gadis itu mengunyah apel tersebut sambil melihat-lihat kerumunan orang di pasar ibu kota.

Tiba-tiba pandangan nya teralihkan dan menatap sekolompok bandit sedang merampok uang pada salah satu pedagang.

"Hei tuan! Cepat serahkan uang mu!" Gretak Salah satu pria bandit bertubuh gemuk. Membentak pedagang itu dengan tangan nya yang membawa pedang tajam. Siapa saja akan ngeri melihatnya, tapi pedagang itu tetap tidak mau menyerahkan uang dengan badan gemetar takut.

"Tolong tuan, jangan ambil uang ini. Anak dan istri hamba akan makan apa nanti," ujar pedagang itu nampak memohon pada bandit itu meminta belas kasihan.

Orang-orang mulai mengerumuni pedagang malang itu karena penasaran, tak satupun dari mereka semua berniat menolong, mereka tidak ingin mencari masalah dengan mengganggu para bandit.

Chu Mei mulai melangkahkan kaki nya menuju para bandit brengsek itu, ia sudah muak melihat penindasan seperti ini, rasanya ia ingin sekali memenggal kepala mereka semua.

BERHENTI!!

Semua orang menoleh pada asal suara. Mata mereka tertuju pada seorang gadis cantik yang sedang berdiri tegak dengan tatapan marah dan menantang. Jangan lupakan mulutnya yang masih mengunyah apel.

Chu Mei berjalan maju kearah pria gemuk. Ia rasa inilah ketuanya, karena dia lah yang paling seram di antara dua orang bandit lain di belakangnya yang bertubuh kurus dan tinggi.

Tapi tentu saja penampilan itu tidak mempengaruhi Chu Mei.

Gadis itu menatap satu-satu bandit dan melihat ranah berapa para bandit ini sehingga punya nyali cukup besar untuk merampok orang.

Setelah beberapa saat menelisik para bandit, Chu Mei tersenyum miring. Heh yang benar saja? Mereka hanya berada di ranah langit, masih berada di bawah kultivasi nya. Tapi tetap saja rata-rata orang di sini menganggap ranah langit sudah sangat tinggi, pantas saja mereka punya nyali untuk merampok.

Pria bertubuh gemuk itu menggeram marah melihat seorang gadis biasa yang berani mengganggu nya yang sedang merampok. Dan apa itu tadi? Ia melihat gadis ini tersenyum meremehkan, kurang ajar!

"Hei gadis kecil! Jangan ikut campur, pulanglah dan bermain!" Sentak pria gemuk itu pada Chu Mei dengan suara keras nya. Tapi itu sama sekali tidak mempengaruhinya.

"Paman bandit, kau lah yang harus pulang dan bekerja. Lihatlah, kau sudah dewasa tapi tidak punya tenaga untuk bekerja dan malah merampok uang orang, apa kau tidak punya malu?" Ujar Chu Mei melontarkan ejekan.

Para bandit yang mendengar gadis kecil di depannya ini berani meremehkan mereka mulai marah.

"SERANG DIA!!"

Ketua bandit memerintahkan anak buah nya untuk menyerang Chu mei. Segera dua pria kurus itu maju dan membusungkan dadanya angkuh.

Mereka tertawa mengejek pada gadis kecil di depan mereka ini. Mereka berfikir bahwa gadis kecil ini sangatlah lemah dan hanya berada di ranah dasar.

"Hahahaha! Gadis kecil, kau sangat cantik, tapi sayang kami harus menghabisi mu," ejek pria bertubuh kurus itu meremehkan Chu Mei.

"Jangan bermimpi. Sebelum itu, aku lah yang akan menghabisi nyawa kalian." Chu Mei mengeluarkan Pedang Api Hitam dari dalam cincin ruang angkasa.

Cincin ruang angkasa itu ia dapatkan dari kotak kecil di bawah tempat tidurnya. Siapa sangka cincin itu sangat istimewa dan menyimpan banyak barang berharga yang langka dan kuat. Ia mendapatkan dua cincin, ia berencana memberikan salah satunya pada kakak nya nanti.

Semua orang kaget melihat Pedang Api Hitam Legendaris yang dibawa Chu Mei. Mereka berbisik-bisik membicarakan siapa gadis yang membawa pedang legendaris di hadapan mereka ini.

Bandit itu sempat kaget melihat Pedang Api Hitam Legendaris yang di bawa Chu Mei. Tapi mereka segera menormalkan ekspresi kembali sangar dan mulai menyerang Chu Mei secara membabi-buta.

Gadis itu dengan senang hati menyambut serangan mereka, sekalian melatih kemampuan berpedang nya.

"Kepala atau tangan?" Chu Mei tersenyum miring.

"Banyak bicara! Habisi dia!" Teriak ketua bandit yang sudah geram.

Dua pria bertubuh kurus itu maju dan mengeluarkan elemen mereka. Sungguh rasanya Chu Mei ingin sekali tertawa kencang saat ini, bagaimana tidak? Elemen yang mereka keluarkan hanya elemen udara dan tumbuhan. Lucu sekali.

Dalam satu kali kibasan Pedang Api Hitam miliknya sudah membuat dua bandit itu terkapar jauh.

Chu Mei berjongkok seraya mengunyah sisa apelnya dengan santai.

"Jika ingin bertarung lagi segera beritahu aku, biarkan apel ini habis," papar Chu Mei santai.

Ketua bandit langsung gelagapan melihat anak buahnya sudah kalah.

"Siapa ka-kau?"

Ketua bandit yang semula tampak sangar sekarang terlihat seperti anak kecil yang ketakutan.

Chu Mei berdiri menatap ketua bandit itu, ia kembali menaruh pedang nya di cincin ruang angkasa nya, kemudian berjalan perlahan dengan langkah tangguh ke arah ketua bandit yang gemetaran.

"Aku?" Chu Mei menunjuk dirinya sendiri kemudian melanjutkan kata-katanya.

"Apa kalian tidak mengenali tuan putri kalian?" Tanya Chu Mei sengaja memancing orang-orang untuk berfikir. Ia ingin melihat apakah orang-orang di kekaisaran nya masih mengingat tuan putri kedua Kekaisaran Wang.

Semua orang mulia berfikir siapa gadis hebat di hadapan mereka.

Beberapa saat telah berlalu tapi tidak ada yang bersuara. Gadis itu menghela nafas jengkel. Apakah ia sebegitu tidak terkenalnya? Menyedihkan sekali.

"Baiklah."

"AKU ADALAH TUAN PUTRI KEDUA KEKAISARAN WANG!"

"WANG CHU MEI!"

Chu Mei berbicara lantang di hadapan kerumunan orang-orang. Ah, pasti setelah ini ia akan menjadi terkenal.

Semua orang tersentak kaget melihat gadis di hadapan mereka adalah tuan Putri kedua Kekaisaran Wang. Mereka segera bersujud di hadapan Chu Mei yang memiliki Pedang Api Hitam Legendaris.

Meski mereka tau bahwa putri kedua tidak pernah dianggap, tapi mereka sudah melihat kehebatan Putri ke-dua dengan mata kepala sendiri. Semua orang menjadi lebih menghormati nya.

Chu Mei tersenyum puas. Bagus! orang-orang ini mulai menghormati nya. Dengan satu kedipan mata, Chu Mei pergi meninggalkan kerumunan dengan teleportasi.

 Triplet Princesses [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang