Bagian 3

21.1K 1.1K 14
                                    

Basmal berjengit kaget saat melihat istrinya membuka pintu kamar lalu tidak sengaja melihatnya tengah telanjang dada hingga Cece menutup pintu kembali sampai memunculkan bunyi bedebum pintu yang amat keras. Basmal berdecih sinis, seperti tidak pernah melihat laki-laki telanjang padahal sudah bekas, cibirnya dalam hati.

"Saya sudah selesai, masuklah" teriak Basmal dari dalam

Beberapa detik kemudian, Cece membuka pintu kamar dengan sangat pelan namun masih melirik kearah Basmal yang ternyata sudah selesai dengan pakaian santai. Cece bernafas lega lalu masuk kedalam kamar, meletakkan tas selempangnya, mengambil pakaian ganti dikopernya lalu bergegas masuk kedalam kamar mandi.

Gerak gerik Cece tidak lepas dari mata Basmal, ia juga melihat mata Cece membengkak dan hidungnya merah seperti habis menangis. Basmal mengacak rambutnya kasar, apa peduli dia dengan wanita bekas itu??? Cihhh... mungkin itu hanyalah ekting saja supaya merasa dikasihani.

Basmal melirik kamar mandi yang sudah terbuka, menampilkan istrinya dengan baju daster lengan pendek warna coklat yang sangat pas ditubuhnya. Bahkan hanya menggunakan daster saja, Cece sudah semenggoda itu. Ahhh.... Basmal enyahkan pikiranmu soal wanita bekas itu. Makinya dalam hati dengan memejamkan mata.

"Saya tadi meminta sampo kamu, sampo saya habis, nanti saya ganti"

Suara Cece yang terdengar ditelinganga membuat ia membuka mata kaget. Apa???  meminta sampo??  nanti diganti?? Serius? yang benar saja??

"Tidak usah". Ujarnya singkat

Cece tidak menjawab, namun ia berjanji akan menggantinya nanti.

"Kamu tidak ambil cuti???" Entah kenapa, mulut Basmal rasanya gatal sekali ingin menanyakan hal ini.

Cece menoleh singkat sembali mengusap rambutnya yang basah dengan handuk. "Tidak".

Basmal berhenti bertanya, ia tidak ingin bertanya kebih lanjut apa alasannya karena itu sama sekali bukan urusannya. Namun, tiba-tiba suara bel berbunyi membuat Basmal ogah-ogahan kedepan membuka pintu. Siapa gerangan yang datang berkunjung disore hari menjelang maghrib begini.

"Wow,,, pengantin baru kenapa mukanya sewot begitu???" Sapa Safir sahabatnya yang langsung menyelonong masuk duduk diruang tamu dan jangan lupakan jika Xabiru juga masuk kedalam rumah adiknya.

"Gimana???" Goda Safir

"Nggak gimana-gimana"

Safir berdecak "Ck, istri lo mana?? Sory kemarin gue lagi ada di luar kota, jadi gue dateng sekarang bawa hadiah noh dimobil ntar gue ambil. Btw, istri lo mana???"

"Ada" Basmal menghampiri Cece didalam kamar yang tengah menyisir rambut panjangnya yang lurus, sementara wajahnya sudah sangat cantik dengan polesan make up tipis. Basmal heran, memangnya harus yaa make up didalam rumah?? Hah bodo amat batin Basmal mengerutu.

"Bikinin kopi, persediaannya ada didapur, kopinya tiga" ujarnya singkat yang hanya dijawab anggukan oleh Cece.

Basmal kembali menemui Safir dan Xabiru dan ketiganya sibuk berbincang. Beberapa menit kemudian, Safir berhenti berbicara saat melihat wanita cantik dan putih membawa nampan lalu meletakkan kopi dimeja dengan amat hati-hati dan anggun. Dan entah mengapa, Basmal merasa kesal saat melihat tatapan kagum Safir pada Cece.

"Hmm....hai..kenalin Safir" Safir menyodorkan tangannya kehadapan Cece saat Cece sudah meletakkan kopi.

Belum sempat Cece menerima uluran tangan Safir, Basmal sudah menepisnya "Gausah salaman segala, bukah muhrim"

Safir tertawa terpingkal pingkal sementara Xabiru tersenyum tipis akan respon adiknya.

"Oke-oke,,, sory posesif amat, btw namanya siapa??" Safir menatap Cece

"Princess". Jawan Cece dengan tersenyum tipis

"Wow,,, cocok sih sama orangnya, cantik"

Basmal yang tengan meminum kopi jadi tersedak atas gombalan Safir pada Cece. Dengan sigap, Cece menyodorkan tisu yang langsung diterima Basmal. Safir kembali tertawa dan Xabiru menutup mulutnya menyembunyikan senyumannya saat melihat adiknya tersedak dengan muka merah.

"Btw, sepertinya gue pernah liat Princes,,, tapi dimana yaa???" Safir terlihat tengah berfikir mengingat sesuatu "Ahh.... yaa kamu sedang bersama pak Nando saat meeting dengan PT. Damai Estate"

Basmal melihat Cece menunggu jawaban kebenaran itu.

"Iya, saya sekretaris beliau". Sahut Cece

"Wow??? Kamu tahu kan kalau Nando anaknya pemilik PT. International estate??"

Cece mengangguk.

"Kamu sekretarisnya dia, btw pernah nggak, kamu suka sama cowo setampan dia??"

Tanpa ragu, Cece menggeleng memberi jawaban.

"What??? Yang benar saja? Nando itu tampan, tinggi, cool, good, casudoubel, kamu tidak pernah suka? Yaa meskipun dia duda tapi dia itu kan Duren (Duda Keren)".

"Kagum, saya kagum karena beliau luar biasa". Sahut Cece membuat Basmal membelalakkan matanya.

Kagum sama duda?? Cihh apa bagusnya seorang duda?? Bahkan mungkin duda Nano Nano itu sudah sering celap celup sana sini. Sudah jelas dirinya lebih baik dan ori.

Tunggu,,, kenapa ia jadi kesal?? Sialan, sepertinya Safir sengaja memanas-manasinya. Sory Safir, itu tidak akan mempan.

"Cece, kamu kedalam,,,,kamu pasti lelah kan?? Istirahatlah".

Cece yang mengerti akan ucapan Basmal, mengangguk singkat dan pamit undur diri dari hadapan Safir san Xabiru.

"BTW, gue liat tadi, rambut kalian berdua basah, kalian habis bercinta??" Pertanyaan Safir membuat Xabiru tersedak sementara Basmal melotot atas pentanyaan Safir.

Bercinta??? Dengan wanita bekas itu??? Cihh..

"Sory lebih baik kalian pergi"

"Lo ngusir kita??? Dasar anak curut. Xabiru ayo kita pulang, adek lo udah gatahan mau coblos bininya, dari tadi sewot mulu heran gue" Safir menyeret Xabiru yang masih ingin mengucapkan sesuatu pada adiknya. Namun ia pikir, ini bukan waktu yang tepat karena ada Safir.

Basmal mengehela nafas lega saat melihat Safir dan kakaknya sudah keluar rumah. Namun Safir masih kembali menyerahkan kotak hadiah untuk pernikahannya sembari tersenyum menggodanya membuat ia kesal setengah mati.


______________
Salam hangat, jangan lupa vote dan komennya ya.

'PRINCƏSS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang