Bagian 37

21.3K 1K 6
                                    

"Kamu sudah pulang??" Basmal menghena nafas lega saat melihat istrinya kembali. Kembali kerumahnya. Jujur saja, ia sangat gelisah karena Cece tidak kunjung kembali karena sudah malam, jam menunjukkan pukul 07.00. Ia trauma, ia takut Cece meninggalkannya seperti dulu.

"Aku takut banget kamu ngak pulang". Lanjut Basmal mengekori istrinya yang masuk kedalam kamar mereka.

"Lucu yaa...". Cece tersenyum miring melempar tasnya ke ranjang lalu duduk dimeja rias hendak membersihkan wajahnya. "Dulu bukannya kamu menganggap aku menjijikkan? Hmm? Sekarang kamu berlagak seolah takut kehilangan. Mau kamu apa?"

Basmal terdiam menatap Cece yang menatapnya dengan pandangan lelah. "Atau... kamu sudah ilang ingatan selama dua tahun ini?"

"Aku masih ingat kamu istri aku dan itu cukup membuktikan kalau aku tidak amnesia".

Cece memutar bola mata malas.

"I know, tapi mungkin kamu lupa apa yang kamu lakukan sama saya."

"Aku ingat".

Cece tersenyum miring "oh ya???,"

Basmal mengangguk mantap "Aku ingat, dan aku menyesal".

Cece tertawa, "Hahaha, gimana?? Menyesal?? Ouhh penyesalan memang selalu ada diakhir. Tapi ngomong-ngomong, apa yang kamu sesali?? Bukankah bercerai denganku adalah tujuan kamu?"

Basmal duduk disamping ranjang dengan tatapan tidak lepas dari Cece yang sedang membersihkan wajahnya dengan pembersih dan kapas. Dan soo beuatyfull,, ia sangat cantik dengan atau tanpa make up.

"Ya, itu tujuanku, dulu,, sebelum menyadari kalau aku mencintai kamu,".

Cece mengernyit "Kebohongan apa lagi ini??"

"Itu bukan kebohongan, bagaimana bisa aku tidak mencintai kamu? Ce, mencintai kamu bukan hal yang sulit, kamu selalu menyiapkan segala kebutuhan aku, memasak, mencuci, menghormati aku, kamu selalu tertidur disampingku setiap hari dan masih banyak lagi. Tapi memang, aku begitu brengsek saat itu."

"Iya kamu memang sangat brengsek dan tidak tahu diri". Ujar Cece kejam.

"Iya, dan orang yang tidak tahu diri ini sangat mencintai kamu".

"Ck, cinta, cinta, cinta". Cece berdiri dari depan meja rias lalu mendekati Basmal yang masih duduk diranjang menatapnya. "Saya pengen lihat, cinta yang kamu punya itu seperti apa".

"Kamu bisa melihatnya disepanjang hidup kamu".

"Yayaya, itupun kalau saya mau hidup dengan kamu disepanjang hidup saya". Cece bergerak meninggalkan Basmal memasuki kamar mandi.

_________________

"Tadi ketemu dengan siapa?" Tanya Basmal saat Cece merebahkan diri disamping Basmal.

"Nando".

Basmal membelalakkan matanya, "Nando? Nando mantan bos kamu yang duda?"

Cece melirik Basmal "Iya".

"Kenapa bertemu dengan dia?"

"Saya akan kembali bekerja diperusahaan dia".

"Nggak,, kamu tidak boleh bekerja disana".

Cece menatap Basmal tidak suka.

"Kamu tanggung jawab aku, kamu tidak perlu bekerja, aku masih sanggup menghidupi kamu dan anak-anak kita".

"Oh ya?? Tapi saya ingin bekerja karena bisa saja sewaktu-waktu kamu menceraikan saya".

"Itu tidak akan pernah terjadi". Ujar Basmal semabari mendekatkan dirinya pada Cece yang memejamkan matanya. Basmal tersenyum lalu 'Cup'. Basmal mengecup bibir Cece untuk pertama kalinya yang membuat sang empu membuka mata kaget. Dan sialnya hal itu membuat Basmal semakin gemas.

"Kam...emmmhhh".

Basmal kembali membungkam bibir istrinya dengan bibirnya dengan mata terpejam. Cece berusaha mendorong tubuh Basmal namun Basmal memeluknya erat hingga ia tidak bisa bergerak.

Basmal melumat bibir atas dan bawah istrinya dengan mendamba, sungguh bibir istrinya sangat manis membuatnya candu. Sesekali, ia mengigit-gigit kecil Bibir Cece. Ia melepaskan ciumannya ketika Cece hampir kehilangan nafas lalu Cece mendorong  tubuh Basmal.

"Kamu mau bikin saya mati??" Ujar Cece kessal lalu berdiri menuju kamar mandi. Ia menatap pantulan dirinya dicermin, sial,  bibirnya membengkak lalu ia segera mencuci bibirnya.

Sementara Basmal mengusap bibirnya,  ahh shittt, dia tidak bisa menahannya. Cece benar-benar cantik dan menggoda.

Cece kembali merebahkan diri menjaga jarak agak jauh dari Basmal. Ia tidak mau kecolongan lagi.

"Bibir kamu manis". Ujar Basmal saat Cece menatap sinis dirinya. Pandangannya beralih pada bibir Cece yang membengkak karena ciumannya. Dan itu sangat seksi. Oh my god...

"Bibir manusia menjijikkan emang manis," Sahut Cece sinis tidur membelakangi  Basmal.

Basmal terdiam menghela nafas memandangi punggung istrinya. "Maaf, selamat malam sayang".

_____________
Sedikit banget yaa... jgn lupa votenya guyss makasi sudah membaca.

'PRINCƏSS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang