Bagian 1

62.3K 1.9K 9
                                    

"Cece itu wanita luar biasa Bas, pekerjaannya bagus, pintar, cantik. Umur kamu tidak muda lagi, sudah 30 tahun, umur yang sangat cukup untuk menikah".

Basmal memijat pelipisnya yang pening karena permintaan kakaknya dan sialnya semua keluarganya menyetujui saran kakaknya. Benar-benar sial...

"Cece itu barang bekas kak, a..."

Plak...
Kepala Basmal berdengung akibat tamparan keras kakaknya dipipinya, ia yakin saat ini pipinya sudah memerah.

"Jaga omongan kamu Basmal". Xabiru berteriak marah dihadapan adiknya.

"Keputusan kami sudah final, kamu akan menikan dengan Cece seminggu lagi". Putus Xabiru final meninggalkan semua keluarga yang terdiam kaku melihat bagaimana marahnya Xabiru yang mereka anggap sebagai pribadi yang irit bicara dan tidak pernah berkata kasar.

Basmal mengumpat dalam hati, benar-benar sialan. Basmal menatap satu persatu keluarganya meninggalkan dirinya seorang diri. Memangnya apa yang keluarganya lihat dari seorang Cece??

Yaa... Basmal akui Cece memang sangat cantik, putih dan anggun. Tapi bagi Basmal, cantik saja tidak cukup, dia menginginkan wanita yang original, perawan belum tersentuh pria manapun.

Sedangkan Cece?? Ohh hayolah, keluarganyapun tau jika wanita itu sudah tidak perawan karena seseorang yang membalaskan dendam padanya.

Sial.... memikirkan menikah dengan Cece benar-benar menjadi hal yang sangat menjijikkan dalam hidupnya.

______________

Dan disinilah ia sekarang, duduk bersama Cece yang double shitt sangat cantik, kulitnya yang putih sangat serasi dengan kebaya putih dengan make up tidak terlalu tebal. Basmal menggelengkan kepalanya, dimatanya, Cece hanyalah barang bekas, tidak penting mau secantik apapun dia.

"Saudara Basmal sudah siap??"

Basmal mengangguk kikuk atas pertanyaan penghulu. Basmal menerima uluran tangan penghulu dan dimulailah sesi ijab kabul yang berjalan dengan lancar.

Cece mengigit pipi dalamnya menyembunyikan kegugupannya. Hari ini dia menikah, menikah dengan laki-laki yang merupakan anak sabahat orang tuanya. Tidak terfikirkan sebelumnya, jika dia akan menikan dengan Basmal. Yaa... dia pernah bertemu Basmal dulu, saat ia dan keluarganya mengunjungi kelahiran anak kedua Xabiru kakak Basmal.

Basmal menyentuh lengannya dengan tangan kanannya membuat Cece tersentak kaget kebingungan. Namun itu tidak berlangsung lama karena Basmal menyodorkan tangannya, Cece yang mengerti segera menyalami suaminya mencium punggung tangan suaminya yang mampu membuat Basmal terasa disengat aliran listrik.

Basmal menarik tangannya, menatap Cece dengan tatapan datar sementara Cece tersenyum tipis. Secepat kilat Basmal mengecup kening istrinya. Dan tentu saja momen itu diabadikan oleh kameramen dan juga keluarganya.

______________

Basmal melihat Cece yang tengah memangku laptop dengan pandangan serius, polesan make up diwajahnya sudah terhapus, namun justru kecantikannya tidak pudar. Tidak ada pembicaraan diantara keduangnya, karena Cece benar-benar sibuk dengan deadline pekerjaanya sebagai sekretaris manajer di perusahaan PT. International Estate.

Berbeda dengan Basmal yang tengah pura-pura sibuk mengecek email di tabletnya. Basmal bekerja sebagai manajer keuangan diperusahaan milik Xabiru dan juga memiliki beberapa usaha restoran, dan minimarket dibeberapa Kabupaten.

"Saya lapar" Ujar Basmal karena memang perutnya terus saja berbunyi sedari tadi.

Cece menatap suaminya sekilas, lalu menyimpan file dokumen yang kebetulan sudah selesai lalu menatikan laptopnya dan meletakkan di atas meja.

"Dapurnya disebelah mana??" Tanya Cece. Ohh...kalian harus tau, sekarang Cece sudah berada di rumah milik Basmal  sendiri yang lokasinya memang agak jauh dari rumah mereka namun lumayan dekat dengan perusahaan milik Xabiru.

Basmal bangkit dari tidurnya, melangkah keluar dari kamar dan Cece mengikutinya dari belakang. Setibanya didapur, Cece segera memeriksa persediaan makanan dikulkas dan sayangnya kosong namun hanya terdapat beberapa bungkus mie instan dengan aneka rasa berbeda.

"Bikin mie instan saja yang rasa sambal Rica-Rica" Ujar Basmal karena Cece terlihat kebingungan.

Tanpa menjawab ucapan Basmal, Cece segera mengambil sebungkus mie instan rasa Rica-Rica dan memasaknya tanpa bersuara. Beberapa menit kemudian, karena Basmal terlalu fokus menscrol beranda tidak menyadari bahwa mie instan sudah dihidangkan dihadapannya. Namun Basmal mengeryit heran karena hanya ada satu mie instan.

"Kamu tidak makan??"

Cece menggeleng "Saya masih kenyang". Yaa... Cece masih kenyang karena tadi dia memakan cemilan.

Tanpa memperdulikan istrinya, Basmal segera melahap mie instan sementara Cece hanya diam memandang lurus meja makan dengan tatapan kosong. Apakah seperti ini rasanya menikah dengan orang yang tidak memiliki perasaan diantara keduanya??? Rasanya sangat hampa dan canggung.

Cece yang menyadari jika Basmal sudah selesai, ia segera meraih piring bekas suaminya dan mencucinya. Basmal menatap punggung Cece sekilas sembari meminum air dingin hingga tandas. Lalu Basmal pergi keruang kerjanya, rasanya dia tidak sanggup menatap Cece berlama-lama karena dia memang setidak suka itu dengan Cece.




__________________

Jangan lupa vote dan komennya ya. Salam hangat.

'PRINCƏSS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang