Kondisi Cece sudah membaik, Basmal benar-benar merawatnya dengan baik. Tapi, maaf saja, perlakuan Basmal tidak akan membuat Cece luluh. Oh, tidak, bagaimana bisa dia akan luluh begitu saja dengan manusia munafik sepertinya?
Bisa saja laki-laki itu tidak tulus dan hanya berpura-pura.
"Sayang...."
Cece hanya berdehem sebagai jawaban, Cece tengah sibuk menyiram tanaman disamping rumah.
"Kaos kaki aku dimana??"
"Dilemari bagian bawah".
"Nggak ada".
Cece memutar bola mata malas, ia mematikan kran lalu berjalan lebih dulu melewati Basmal yang mengekorinya menuju kamar mereka.
"Kamu habis ngapain?" Ujar Cece marah ketika melihat isi lemari sudah acak-acakan.
"Nyari kaos kaki sayang".
"Kan bisa pelan-pelan nyarinya, astaga,".
"Nanti aku bantu beresin, maaf sayang".
Cece diam tidak menyahut, ia memilih fokus mencari kaos kaki milik Basmal.
"Ini apa??? Kaos tangan???" Cece memberikan kaos kaki yang Basmal maksud membuat Basmal tersenyum malu.
"Maaf sayang, aduh cantik banget kalau lagi ngambek".
"Saya memang cantik".
"Iya, istri aku cantik banget, gemmes. Ngomong-ngomong, sayang, aku mau ngajak kamu ke acara ulang tahun klien aku, kamu mau??"
"Ngapain ngajakin saya?"
"Karena kamu istri aku sayang".
Cece terkikik geli, "Aduh, iya yaa... lupa, lupa kalau saya ternyata sudah bersuami, soalnya saya dari dulu tidak merasa diperlakukan sebagai istri". Ujarnya lalu pergi meninggalkan Basmal yang tengah menggunakan kaos kakinya, namun matanya menatap kepergian istrinya dengan nyalang.
_________________
Mau tidak mau, akhirnya Cece terpaksa ikut menghadiri ulang tahun klien yang Basmal maksud. Meski ia malas, ia memaksakan diri menghadiri pesta yang sangat mewah ini. Belum lagi, dirinya memang sangat tidak menyukai keramaian, entah kenapa, kepalanya terasa pusing ingin meledak.
"Kita hanya sebentar kok, aku tau kamu nggak merasa nyaman".
Cece hanya mengangguk malas. Malam ini ia menggunakan gaun berwarna cream yang benar-benar sangat membuat Cece semakin menawan. Jujur saja, Basmal ingin buru-buru pulang karena tidak tahan akan tatapan laki-laki lain yang memperhatikan istrinya dengan intens dan penuh rasa kagum.
"Woii brooo,, wahhh ada Princess, haii.. udah lama banget kita nga ketemu. Apa kabar?" Cece melihat Arnold dan Dion menghampiri Basmal.
Ah Cece tidak mungkin lupa dengan dua laki-laki yang sudah menghinanya habis-habisan. Cece tersenyum miring lalu melingkarkan tangannya di lengan Basmal. "Baik, iya kan sayang???" Tanya Cece mesra membuat telinga Basmal memerah salah tingkah.
Basmal hanya mengangguk singkat, karena suaranya mendadak menghilang entah kemana.
"Wuishhh udah makin mesra yaa sekarang". Kata Dion terlihat senang melihat sahabatnya lagaknya sudah bahagia.
Cece hanya tersenyum tipis sebagai jawaban, entah kenapa ia merasa mual melihat wajah munafik mereka. Basmal dan teman-temannya memang sama-sama munafik. Ia benci dengan manusia seperti mereka.
"Kamu tau ngak?? Ni anak dulu nangis-nangis gamau makan sampe sakit trus bilang aku kangen sama Cece". Ujar Arnold meledek Basmal yang melotot tajam pada Arnold.
"Wuihh yang lebih parah, dia sampe jual rumah dan semua kenangan yang bikin dia inget sama semua hal yang menurutnya buruk. Ce, aku bener-bener seneng banget akhirnya kamu kembali, dan kalian bersama-sama lagi". Ujar Dion tulus.
Sial, kenapa Cece malah menemukan ketulusan dimata Arnold dan Dion. Kenapa dia manusia ini mendadak menjadi manusia aneh seperti Basmal.
"Yoi, aku sama Doni minta maaf banget yang sebesar-besarnya sama kamu Princess, apapun itu, soal perkataanku, perbuatanku. Kami benar-benar minta maaf". Ujar Arnold tulus yang diangguki oleh Dion.
Cece menatap Arnold dan Dion bergantian, "kenapa wajah kalian jadi sedih begitu??"
Arnold dan dion tersenyum, "Kalau Basmal berani menyakiti kamu, kami akan berada diposisi paling depan untuk membunuh dia". Ujar Doni membuat Cece tertawa.
"Oke,,,, aku setuju soal itu". Sahut Cece
"Sayang, kalau aku dibunuh trus mati, kamu jadi janda loh". Sahut Basmal gondok melihat temannya.
"Nanti aku cari suami baru lagi dong". Sahut Cece membuat Basmal menjadi merengek seperti anak kecil membuat Arnold dan Dion meringis.
"Mana boleh begitu, kamu gaboleh cari suami lagi, kamu milik aku,". Basmal memeluk pinggang ramping istrinya posesif.
_______________
Arnold, Dion dan Safir tengah duduk memperhatikan Basmal dan Cece yang nampak menikmati makanan dengan diam. Oh salah, hanya Cece yang diam, sementara Basmal nampak selalu mengajak Cece berbicara.
"Basmal sekarang banyak berubah ya.." Ujar Dion yang diangguki oleh Safir dan Arnold.
"Cinta emang merubah segalanya Bro". Arnold bersuara.
"Tapi tu anak kebingungan gimana cara menghamili istrinya". Sahut Safir tertawa geli.
Dion tertawa, "Hahahah tinggal coblos ajaa, keluarin, udah gitu doang".
Arnold mendegus, "Masalahnya, si Basmal temen lu itu brengsek begok, masi syukur Cece mau deket kaya gitu sama Basmal".
"Iya juga sih". Dion membenarkan.
"Kita kasih obat perangsang aja sama mereka berdua". Ujar Safir mengusulkan. Entah, ia sendiri bingung kenapa mulutnya berkata demikian.
"Ide bagus tuh," Ujar Dion dan Arnold serempak.
"Oke kita susun rencananya dari sekarang". Ujar Safir antusias.
______________________
Jangan lupa vote dan komennya ya.. Makasi❤
![](https://img.wattpad.com/cover/318923191-288-k72703.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
'PRINCƏSS (END)
عاطفيةBasmal menikahi Cece (Princess) atas perintah kakaknya Xabiru, sementara itu ia tetap bermain gila dengan Melisa (wanita yang dicintainya). Perasaan enggan menyentuh istrinya lantaran ia sudah bukan lagi gadis membuat Basmal membuat jarak. Kemudian...